Insentif Nakes Tak Dibayar Lima Bulan
Insentif Nakes Tak Dibayarkan, RSUD Raden Mattaher Jambi Sebut Kondisi Keuangan Minus
Manajemen Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Raden Mattaher Jambi angkat bicara terkait tidak dibayarnya insentif para tenaga kesehatan yang viral.
Penulis: A Musawira | Editor: Heri Prihartono
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Manajemen Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Raden Mattaher Jambi angkat bicara terkait tidak dibayarnya insentif para tenaga kesehatan yang sempat viral belakangan ini.
Wakil Direktur Umum dan Keuangan RSUD Raden Mattaher Jambi, Ferdiansyah saat dikonfirmasi mengatakan insentif tersebut tidak dibayarkan karena kondisi keuangan yang tidak memungkinkan.
"Kondisi keuangan kita minus, namun dari tahun-tahun sebelumnya juga terus dibayarkan sehingga hutang kita semakin banyak, padahal yang namanya insentif itu diberikan kalau keuangan di RSUD ini sedang surplus, kalau minus begini bagaimana kita mau bayarkan," katanya pada Senin (3/6/2024) kepada wartawan.
Ferdi menjelaskan kondisi minusnya keuangan RSUD karena penggunan paket INA-CBG yang sudah ditetapkan nasional untuk pasien BPJS sering melebihi angka yang sudah ditetapkan.
"Misalnya paket tindakan pasien BPJS ini Rp5 juta, namun rupanya RSUD habis untuk Rp100 juta pihak BPJS tidak mau tau, mereka cuma mau bayar Rp 5 juta sesuai paket tadi, ini kemudian yang menyebabkan keuangan kita minus," jelasnya.
Ia menegaskan saat ini pihak RSUD sendiri mempunyai hutang sampai dengan Rp 69 miliar yang belum terbayarkan.
Untuk itu, kebijakan ini harus diambil untuk memperbaiki kondisi keuangan RSUD Raden Mattaher Jambi.
"Rata-rata untuk membayar insentif pegawai di sini Rp 3 miliar per bulan, namun pada Januari lalu saja kita ada minus Rp 8 miliar selisih dari pembayaran BPJS, jadi memang tidak ada uang untuk membayar insetif ini," tambahnya.
Pihak Rumah Sakit pun sudah memanggil para pejabat struktural dan Kepala Ruangan untuk merapatkan masalah ini pada Jumat pekan lalu.
Hasilnya, pimpinan memerintahkan agar kepala ruangan bertanggungjawab penuh mengawasi penggunaan paket BPJS agar tidak melebihi nilai yang sudah ditentukan.
"Kita harapkan ini juga sebagai evaluasi ya bagi para pegawai kita, jangan sampai insentif ini terus kita bayarkan padahal kondisi keuangan tidak memadai, nantinya dapat menambah jumlah hutang yang dapat mengganggu operasional Rumah Sakit," pungkasnya. (TRIBUNJAMBI/A MUSAWIRA).
Baca juga: Viral Kabar RSUD Raden Mattaher Bakal Ditutup Gegara Gaji Tenaga Kesehatan Tak Dibayar Sejak Januari
Baca juga: Keberangkatan Calon Jemaah Haji Asal Kabupaten Batanghari Diiringi Tangis Keluarga
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.