Gelora Ingatkan Publik pada 'Kelakuan' PKS Jika Ingin Gabung Koalisi Prabowo-Gibran

Jika Partai Keadilan Sejahtera (PKS) gabung ke koalisi Prabowo-Gibran, ada satu partai politik yang tegas menolak, yakni Partai Gelora

Editor: Suci Rahayu PK
TRIBUNNEWS/LENDY RAMADHAN
Sekjen Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia, Mahfudz Siddiq, di Studio Tribunnews, Jakarta, Selasa (31/10). 

Koalisi Prabowo-Gibran

TRIBUNJAMBI.COM - Jika Partai Keadilan Sejahtera (PKS) gabung ke koalisi Prabowo-Gibran, ada satu partai politik yang tegas menolak.

Yakni Partai Gelombang Rakyat (Gelora).

Lantas apa sebabnya Partai Gelora menolak PKS untuk bergabung Koalisi Indonesia Maju (KIM)?

Sekretaris Jenderal Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Mahfuz Sidik menyebut jika saat pencalonan Prabowo-Gibran, PKS kerap menyerang.

"Seingat saya selama proses kampanye, di kalangan PKS banyak muncul narasi sangat ideologis dalam menyerang sosok Prabowo-Gibran," kata Mahfuz dalam keterangannya, Minggu (28/4/2024).

"Jika sekarang PKS mau merapat karena alasan proses politik sudah selesai, apa segampang itu PKS bermain narasi ideologisnya? Apa kata pendukung fanatiknya? Sepertinya ada pembelahan sikap antara elite PKS dan massa pendukungnya," ujarnya.

Baca juga: Bawaslu Sarolangun Jambi Segera Buka Perekrutan Panwascam Pilkada 2024, Cek Jadwalnya

Baca juga: Ko Apek Dilaporkan Lagi ke Polda Jambi, Dulu Soal Kasus Selingkuh dengan Artis, Kini Oleh Pengusaha

Mahfuz Sidik mengingatkan publik dengan narasi yang menurutnya keluar dari kalangan PKS.

Narasi itu menganalogikan bahwa Nabi Musa tidak perlu berutang kepada Firaun, karena dahulu Anies Baswedan diusung menjadi calon Gubernur Jakarta pada 2017 oleh Partai Gerindra.

Mahfuz juga mengungkapkan bahwa PKS selama ini kerap memunculkan narasi yang mengadu domba dan membelah masyarakat.

Salah satunya, kata dia, memberikan stempel pengkhianat kepada Prabowo karena bergabung dalam kabinet pemerintahan Presiden Jokowi dan Wapres Ma'ruf Amin pada 2019.

"Ketika pada 2019 Prabowo Subianto memutuskan rekonsiliasi dengan Jokowi, banyak cap sebagai pengkhianat kepada Prabowo Subianto. Umumnya datang dari basis pendukung PKS," kata Mahfuz.

Menurutnya, selama ini Presiden Jokowi dan Prabowo telah mengingatkan untuk tidak menarasikan membelah politik dan ideologi.

"Narasi-narasi yang berisiko membelah lagi masyarakat secara politis dan ideologis. Padahal itu yang sering diingatkan oleh Presiden Jokowi dan capres Prabowo," ujarnya.

 


Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News

Baca juga: Sebagai Kader, Eko Setiawan Jadi Pendaftar Pertama Daftar Bacawako Jambi ke Gerindra di Pilkada 2024

Baca juga: Ko Apek Dilaporkan Lagi ke Polda Jambi, Dulu Soal Kasus Selingkuh dengan Artis, Kini Oleh Pengusaha

Baca juga: Curhat Sedih Via Vallen yang Dimanfaatkan Keluarga Sendiri: Ngenes Loh Jadi Aku!

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved