Detik-detik Dokter Dwi Fatimahyen Meninggal Kecelakaan Akibat Dikejar Warga dan Polisi
"Itu mobil saya, atas nama anak saya. Jadi bukan mobil curian," kata H Pasiman. Dia meminta kepada pihak kepolisian agar mengusut tuntas kasus terseb
Penulis: tribunjambi | Editor: Duanto AS
TRIBUNJAMBI.COM, SENGETI - Seorang dokter muda bernama Dwi Fatimahyen (29), meninggal dunia karena kecelakaan saat dikejar-kejar warga dan anggota polisi.
Peristiwa itu terjadi di Desa Sekernan, Kecamatan Sekernan, Kabupaten Muarojambi, pada Jumat (29/3) sekira pukul 23.53 WIB.
Informasi yang dihimpun dari pihak keluarga, Dwi saat itu baru pulang dari wilayah Sumatra Selatan. Dia mengendarai mobil Ayla.
Saat itu dia tengah mencari lokasi ruko yang rencananya disewa untuk dijadikan tempat usahanya, yaitu klinik kecantikan.
Saat perjalanan pulang, ada warga yang kemungkinan ingin mencelakainya. Tak mau itu terjadi, Dwi Fatimah langsung tancap gas.

Di tengah perjalanan, ada warga tak bertanggung jawab berteriak maling mobil kepada Dwi yang sedang berkendara.
Sebagian warga meminta pertolongan polisi dan dinas perhubungan di sekitar Paal 10 Kota Jambi-Muaro Jambi.
Tak lama kemudian, datang petugas kepolisian yang tengah patroli dari Simpang SPN Desa Pondok Meja, Kecamatan Mestong.
Mendapat informasi itu, polisi berupaya menghentikan laju kendaraan Dwi.
Bahkan, polisi sempat melepas tembakan peringatan, namun Dwi tidak mengindahkan itu.
Karena Dwi tak menepikan mobil, polisi terus mengejarnya. Lantaran cemas dan panik, Dwi Fatimah tancap gas ke arah Kota Jambi.
Setelah puluhan kilometer, sesampainya di Desa Sekernan, Kecamatan Sekernan, Kabupaten Muarojambi, mobil Ayla yang dikendarai Dwi Fatimah terlibat kecelakaan tunggal.
Mobil menabrak tiang listrik dan rumah toko (ruko) milik warga.
"Kemungkinan mobil korban itu terlalu kencang dan tidak terkendali lagi. Akibatnya mobil korban oleng ke kanan jalan, hingga terjun ke bawah tebing jalan," kata Saiful, warga di sekitar lokasi kejadian.
Di lokasi kejadian langsung tersiar bahwa pengendara mobil itu merupakan pelaku kejahatan.
Dokter muda Dwi Fatimah dituduh mencuri mobil. Padahal pada kenyataannya, itu hanya informasi sesat atau hoaks.
Mobil yang dikendarai Dwi merupakan mobil orangtuanya sendiri.
Sangat Bersedih
Pascaperistiwa tersebut, Tribun menemui orangtua Dwi Fatimahyen di kediamannya, RT 03 Keluaran Pasir Panjang, Kecamatan Danau Teluk, Kota Jambi, Minggu (31/3).
H Pasiman, ayah Dwi Fatimah, terlihat sangat sedih. Dia sangat terpukul atas kejadian yang menimpa putrinya.
Dengan mata berkaca-kaca, Pasiman menuturkan bahwa putri kebanggaannya itu merupakan perempuan baik-baik, bukan seorang pencuri kendaraan.
Pasiman juga mengatakan kendaraan yang digunakan Dwi Fatimah merupakan hasil pembelian dari keluarganya, bukan hasil mencuri.
"Itu mobil saya, atas nama anak saya. Jadi bukan mobil curian," kata H Pasiman.
Dia meminta kepada pihak kepolisian agar mengusut tuntas kasus tersebut.
Dia ingin polisi menangkap orang-orang yang menuduh anaknya sebagai maling dan orang yang membuat anaknya kecelakaan.
"Kami minta keadilan, Pak. Tolong kami, Pak. Anak kami bukan pencuri," katanya dengan mata berkaca-kaca.
Dia menuntut agar pihak kepolisian mengusut tuntas orang menuduh anaknya melakukan pencurian.
"Saya minta pihak berwajib mengusut tuntas dari adanya orang yang meneriaki maling hingga yang membuat anaknya celaka hingga mengalami kecelakaan," tegasnya.
Atas kejadian tersebut, pihak keluarga menyayangkan tuduhan tidak berdasar tersebut oleh orang yang tidak bertanggungjawab.
Menurutnya, mobil yang digunakan tersebut bukanlah mobil curian seperti yang dituduhkan. Pasalnya, mobil tersebut merupakan mobil pribadi milik mereka.
"Itu mobil anak saya, atas nama anak saya (korban). Bukan maling seperti yang diteriakkan orang," ujar Pasiman.
Dia menuturkan, sebelum kejadian anaknya pamit dari rumah izin mau ke rumah teman mau cari kontrakan usaha.
"Saat itu, dapat di wilayah Bayunglencir Sumatra Selatan. Tidak benar maling, ini bukti surat-suratnya," tuturnya sembari memperlihatkan surat BPKB dan lainnya.
Sepupu Cerita Ada Tiga Orang
Erwin, sepupu korban, mengatakan Dwi Fatimahyen merupakan alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Jambi (Unja).
Dwi anak bungsu dari Pasiman Nani dan tinggal di Pasir Panjang, Kecamatan Danau Teluk, Kota Jambi.
"Alumni Fakultas Kedokteran Universitas Jambi, beliau itu lulus STR tahun 2018, sekarang berusia 29 tahun," kata Erwin yang merupakan Dosen Fakultas Hukum Unja, Senin (1/4).
Erwin menerangkan, kakak dari Dwi juga merupakan dokter di Jabodetabek, tepatnya di Bogor.
Kakak Dwi membangun usaha klinik kecantikan yang sudah memiliki dua tempat.
"Lokasi klinik itu di depan Masjid Agung Seribu Tiang kota Jambi, dan satu lagi di daerah Sengeti, Muarojambi," terangnya.
Ada Tiga Orang
Erwin menceritakan pada siang sebelum kejadian, Dwi dari rumahnya di Kelurahan Pasir Panjang, Kota Jambi.
Dwi mengendarai mobil seorang diri ke arah Muaro Sebapo, untuk mencari ruko atau kios untuk usaha klinik kecantikan.
Sebab, Dwi dan sang kakak yang juga berprofesi sebagai dokter, telah memiliki usaha klinik kecantikan sebanyak dua cabang dan berencana mengembangkan ke area tersebut.
"Ketika dekat SPN, Dwi menelepon bapaknya, Pasiman. Beliau ketakutan saat menelepon orang tuanya. Bicaranya; Pak, saya takut, saya dibuntuti orang. Bapaknya menyuruh Dwi untuk bergegas ngebut agar terhindar dari orang tersebut," kata Erwin yang merupakan Dosen Fakultas Hukum Universitas Jambi.
Setelah mengebut, Dwi diteriaki oleh tiga orang tersebut dengan sebutan maling.
Orang itu berteriak sambil mengejar Dwi.
Tak lama dikejar, ada polisi di wilayah tersebut juga ikut mengejar karena mendengar teriakan maling dari tiga orang itu.
"Korban ini orangnya cemasan, gugup. Semakin dikejar oleh warga dan ada aparat juga, Dwi semakin ngebut lagi semakin tidak terkendali lagi. Singkat cerita terjadi lah kecelakaan di Sekernan Muaro Jambi," ujar Erwin.
Dia menjelaskan, menjadi beban bagi keluarga karena korban meninggal dalam fitnah, dituduh melakukan pencurian mobil.
Padahal mobil yang dikendarai itu, merupakan mobilnya sendiri dapat dibuktikan dengan surat menyurat.
"Ada pula infonya korban ini lari dikejar oleh warga dan polisi karena telah melakukan tabrak lari, itu juga tidak ada. Kami hanya ingin klarifikasi kepada media yang memberitakan di awal. Jika memang benar almarhumah ini mencuri mobil tolong dibuktikan, jika beliau melakukan tabrak lari siapa korbannya, siapa yang ditabrak tolong buktikan," jelasnya.
Dia berharap agar pihak yang menarasikan dokter Dwi bersalah agar melakukan klarifikasi kepada media yang telah menyebar luaskan informasi tersebut. Bahwa informasi awal tersebut tidak benar.
"Tujuannya apa, biar nama baik beliau itu pulih mengingat beliau sudah jadi almarhumah," kata Erwin. (fan/zak)
Modus Pelaku Jarah Truk Pengangkut Daging Beku di Jalan Lintas Jambi-Riau, Sempat Ancam dengan Sajam |
![]() |
---|
Kasus Tewasnya dr Dwi Fatimahyen di Jambi, Polisi Pastikan Bukan Pencuri Mobil |
![]() |
---|
Dokter Dwi Fatimahyen Bukan Pencuri, Polisi Paparkan Kronologi Pengejaran hingga Tewas Kecelakaan |
![]() |
---|
Cerita Warga Mestong Muaro Jambi, Awal Mula Peristiwa Dokter Dwi Dikejar dan Dituduh Mencuri Mobil |
![]() |
---|
Polisi Sebut dr Dwi Bukan Pelaku Pencurian, Sempat Dikejar Warga, Berujung Kecelakaan di Muaro Jambi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.