Berita Tebo
Angka Pengangguran dan Kemiskinan Meningkat di Tebo Jambi, Sekda dan Waka DPRD Ungkap Penyebabnya
Angka kemiskinan dan pengangguran di Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi mengalami peningkatan di tahun 2023 dari tahun 2022.
Penulis: Wira Dani Damanik | Editor: Darwin Sijabat
Kemiskinan dan pengangguran meningkat di Tebo, Jambi.
TRIBUNJAMBI.COM, MUARA TEBO - Angka kemiskinan dan pengangguran di Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi mengalami peningkatan di tahun 2023 dari tahun 2022.
Peningkatan itu diketahui berdasarkan laporan Sekretaris Daerah (Sekda) Tebo, Teguh Arhadi dalam nota pengantar Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Bupati tahun 2023, pada Kamis (28/3/2024).
Pada rapat paripurna DPRD Tebo itu tidak dihadirkan Pj Bupati Tebo, Aspan yang sedang menjalani tugas di luar kota.
Saat melaporkan pertanggungjawaban bupati, Teguh menyampaikan adanya peningkatan tingkat kemiskinan dan pengangguran.
Peningkatan yang terjadi di Kabupaten Tebo pada tahun 2023 dari tahun sebelumnya.
Angka kemiskinan meningkat sebesar 0,12 persen dari tahun 2022 lalu, yakni 6,34 persen.
"Persentase kemiskinan Kabupaten Tebo pada tahun 2023 mencapai 6.46 persen."
Baca juga: Kepemimpinan Bachyuni Deliansyah, Angka Kemiskinan di Muaro Jambi Menurun
Baca juga: Angka Pengangguran di Sarolangun Mencapai 12 Ribu Orang, Pemkab Sarolangun Gelar Latihan Kerja
"Atau mengalami peningkatan sebesar 0.12 persen dibandingkan tahun 2022 yang sebesar 6.34 persen," kata Teguh Arhadi.
Teguh mengungkapkan peningkatan angka kemiskinan itu terjadi dikarenakan kenaikan garis kemiskinan.
Garis kemiskinan itu diakibatkan kenaikan harga bahan pangan.
Teguh juga melaporkan tingkat pengangguran terbuka (TPT) Kabupaten Tebo tahun 2023 berada di angka 1.71 persen.
Sementara dilihat dari data BPS, TPT Kabupaten Tebo 2022 berada di angka 1.38 persen.
Artinya terjadi peningkatan pengangguran sebesar 0.33 persen.
Menanggapi hal itu, Wakil Ketua DPRD Tebo, Syamsu Rizal saat diwawancarai juga mengungkapkan penyebab peningkatan itu.
Menurutnya, ada banyak faktor yang mempengaruhi peningkatan angka kemungkinan dan angka pengangguran itu.
Baca juga: Kurangi Tingginya Angka Pengangguran, Pemda Sarolangun Jalin Kerja Sama dengan BPPM
Salah satu faktor penyebabnya menurut Syamsu Rizal yakni penurunan pendapatan per kapita masyarakat.
"Itu kan bisa aja daya beli masyarakat menurun dan income per kapitanya juga menurun."
"Jadi kita hampir tahun ketiga dilanda covid, tentu recovey ekonomi kita belum bisa cepat," katanya singkat. (Tribunjambi.com/ Wira Dani Damanik)
Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News
Baca juga: DPRD Tebo Gelar Paripurna Masa Persidangan I
Baca juga: Bandara Sultan Thaha Jambi Buka Rute Jambi - Batam, Cek Jadwalnya
Baca juga: Cerita Masjid Agung Pondok Tinggi Dibangun Tanpa Paku 149 Tahun Silam, Saksi Agama Islam di Kerinci
Baca juga: Pemakab Sarolangun akan Jual Daging Sapi untuk Antisipasi Kenaikan Harga Jelang Lebaran
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.