Kasus Kematian Santri di Tebo

Siapa 'Otak' Dibalik Penyusun Skenario Kematian Santri di Tebo Jambi?

Misteri siapa otak yang menyusun skenario pada kematiaan Airul Harahap, santri di Ponpes Tebo Jambi belum terkuak.

Editor: Suci Rahayu PK
TRIBUN JAMBI
Tribun Jambi edisi 25 Maret 2024 

"Kami men-support polisi dan sudah melakukan tes psikologi terhadap saksi. Tapi, memang pelaku sebelumnya sempat mengancam anak-anak kita agar tidak menceritakan yang sebenarnya," kata Chris, Sabtu (23/3).

Baca juga: Jadwal Acara RCTI Hari ini Senin 25 Maret 2024: Doa Di Langit Malam dan X Factor Indonesia 2024

Pihaknya akan melakukan evaluasi terkait keamanan para santri pondok pesantren. "

"Ke depannya, kami akan mengevaluasi semua SOP terkait keamanan para santri dan menambah CCTV di setiap sudut pondok pesantren kami," ungkapnya.

Chris berujar, sebelum kasus diungkap pihak kepolisian, kedua tersangka tetap berada di pondok pesantren dan beraktivitas seperti biasa.

"Kita juga kaget, sebelum kasus ini terungkap, mereka masih beraktivitas seperti biasa. Di pondok, dia ngaji dan makan bersama," tuturnya.

Dugaan Pemalsuan Surat Kematian

Dugaan tindak pidana kesehatan dan pemalsuan surat kematian Airul Harahap (13) oleh Klinik Rimbo Medical Center, tengah diusut polisi.

Kepolisian akan berkoordinasi dengan ahli kedokteran dan ahli pidana.

Sebelumnya, surat dari klinik tersebut menyebutkan kematian Airul Harahap akibat tersetrum aliran listrik.

Pemeriksaan dokter klinik itu berbeda dengan hasil autopsi dokter forensik Rumah Sakit Bhayangkara Jambi, yang menyebutkan korban meninggal karena pukulan benda tumpul.

Setelah polisi melakukan pengusutan, akhirnya diperoleh bukti bahwa Airul dianiaya oleh AR (15) dan RD (14), santri senior korban di ponpes.

Atas adanya perbedaan surat tersebut, polisi membuat laporan model A untuk menyelidiki kasus tersebut.

Laporan sebelumnya terbit pada 18 Maret 2024.

Dirreskrimum Polda Jambi, Kombes Andri Ananta Yudhistira, memastikan sejak awal kasus ditangani, penyidik berpijak pada hasil keterangan autopsi yang dikeluarkan Rumah Bhayangkara.

Adanya perbedaan surat visum membuat polisi membuat laporan model A untuk penyelidikan.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved