Pilpres 2024

Politikus Gerindra Sebut Pemilu 2024 Jauh Lebih Baik, Politisi PDIP: Paling Berengsek dalam Sejarah

Politikus PDI Perjuangan, Deddy Sitorus menilai bahwa Pemilu 2024 adalah "pemilu paling berengsek" sepanjang sejarah.

Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
Kolase Tribun Jambi/Ist
Politikus PDI Perjuangan, Deddy Sitorus menilai bahwa Pemilu 2024 adalah "pemilu paling berengsek" sepanjang sejarah. 

"Saya mengajak teman-teman di 01, 03, mari berpikir tentang bangsa. Kita perlu menuntaskan masalah ini. Sehingga ketika pemerintahan baru, siapa pun nanti, itu bisa berjalan baik, dengan legitimasi yang kuat," kata Deddy.

Baca juga: Analis Politik, Mengapa Hak Angket Sulit Digulirkan

Sementara itu, dosen ilmu politik dari Universitas Paramadina, Ahmad Khoirul Umam menilai wacana hak angket adalah upaya mempertanyakan legitimasi Pemilu 2024 dengan pendekatan politik.

Menurutnya, pihak yang mengupayakan angket meragukan kredibilitas Mahkamah Konstitusi.

"Kalau melalui MK, apakah Bang Deddy, termasuk kubu 01, percaya dengan kredibilitas MK? Yang sebelumnya menjadi materi bulan-bulanan bagi kubu 01 dan 03."

"Maka dalam konteks ini, agenda membuat angket adalah sebuah upaya perlawanan sebagai bentuk mosi tidak percaya terhadap sistem penegakan hukum melalui Mahkamah Konstitusi," kata Umam.

Meskipun demikian, Umam menyoroti kesolidan kubu 01 dan 03 dalam upaya hak angket.

Dia menilai parpol-parpol "menengah" di Indonesia tidak siap berhadapan dengan kekuasaan, sehingga rentan dirayu bergabung ke kubu yang berkuasa.

Selain itu, Umam menilai kubu Prabowo-Gibran perlu kekuatan besar di parlemen untuk menciptakan stabilitas politik pada awal pemerintahan.

Dia pun menyorot proyeksi kekuatan parlementer Gerindra yang masih kurang karena sejauh ini mendapatkan suara di bawah PDI Perjuangan dan Golkar.

"Dalam konteks transisi kekuasaan, terutama praktis di satu tahun pertama kekuasaan, yang harus diciptakan adalah stabilitas politk dan pemerintahan. Untuk bisa mencipaktan itu, presiden baru membutuhkan sekitar 70 persen kekuatan di parlemen," kata Umam.

Kronologi Saksi 02 Dianiaya di Sumut

Berikut kronologi penganiayaan yang dialami saksi dari Prabowo-Gibran di Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara pada Selasa (20/2/2024) kemarin.

Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka mengungkapkan saksi dari pihaknya itu bernama James Nahampun.

TKN mengungkapkan bahwa James dianiaya oleh pihak yang tidak terima dengan hasil penghitungan suara ulang.

Baca juga: Ketua PPK di Aceh Jaya Pingsan Saat Rekapitulasi Suara Tingkat Kecamatan, Diduga Karena Kelelahan

Sebab, pasangan Prabowo-Gibran yang awalnya kalah menjadi menang berkat hitung ulang.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved