Pemilu 2024

Politik Uang di Jambi Jelang Pemilu 2024 - Serangan Fajar hingga Pilih Karena Kedekatan

Fenomena politik uang atau money politics ternyata malah ditunggu sebagian orang, demikian juga di Jambi.

Penulis: tribunjambi | Editor: Suci Rahayu PK
ist
Ilustrasi politik uang 

"Jadi cukup mengajarkan mereka untuk mencoblos, karena lalau ada sticker atau barang bukti itu beresiko, Sticker sudah didistribusikan, misalnya 1 rumah 5 orang maka 5 sticker nanti dapat 5 paket sembako," jelasnya.

Kata dia untuk DPR RI ini polanya lebih konkrit, tidak perlu ada interaksi caleg langsung dengan masyarakat, tapi masyarakat tetap komitmen, dan permintaannya dipenuhi.

"Jadi aku membantu mengarahkan, memfasilitasi kepentingan masyarakat dengan kemauan caleg," tuturnya.

"Jadi di prioritaskan untuk kepentingan masyarakat, mereka terima dalam bentuk jadi, bukan dalam bentuk duit," tegasnya lagi.

Namun untuk para janda, dan masyarakat kategori ekonomi kebawah, kata dia bukan hanya sembako atau bentuk barang namun juga akan dibagikan uang.

"Kalau janda/janda itu agak beda, ada duit cash yang dikasih selain sembako, kalau yang kategori tidak mampu, tapi tetap persetujuan dari RT," ungkapnya.

Ia sendiri sudah sering memfasilitasi para caleg untuk ke masyarakat, selain sembako biasanya masyarakat juga meminta barang jadi seperti lampu jalan, pembersihan jembatan dan lain-lain dengan tujuan untuk meraup suara di wilayah tersebut.

Baca juga: Apa Itu Serangan Fajar? Marak Jelang Pemilu, Kenali Sanksi Lakukan Kecurangan Demokrasi

Sementara untuk calon anggota DPRD Kota Jambi, politik uang yang diberukan tidak berupa sembako atau barang lain, tetapi beruba uang, namun tetap tidak diberikan per kepala, namun untuk kepentingan kelompok lingkungan.

"Dalam bentuk duit cash ada, 5 juta dititipin, berkumpul H-2 atau H-3 tokoh masyarakat, berkumpul siapa yang mau dibagi, jadi tidak dibulatkan untuk satu caleg, jadi itu kami rundingan semua," ucapnya.

Berbeda dengan distribusi dua caleg diatas, distribusi calon anggota DPRD Provinsi ini ia harus door to door memberikan siraman uang ke masyarakat.

"Door to door, langsung ngasih siraman, tidak didistribusikan untuk kepentingan warga, biasanya aku via wa, telfon, minta kerumah atau saya kerumah dia, dirumah itu didistribusikan meminta tolong pilih caleg ini, itu 100 ribu per orang," ungkapnya.

Sementara itu kata dia selama dia membantu para caleg memberikan politik uang, para caleg tidak pernah meminta bukti coblos, dan uang langsung diberikan seluruhnya.

"Kalau bukti tidak pernah, yang penting suara timbul, tidak pernah kirim bukti coblos, karena kalau suara timbul kan komit (komitmen)," ucapnya.

Ia menjelaskan bahwa politik uang ini tidak semuanya diterima oleh warga, karena sempat ada caleg lain yang mau masuk dan menawarkan uang Rp 100 ribu, namun ditolak.

"Tetap selektif, karena lingkungan mayoritas orang dengan intelektual tinggi," tuturnya.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved