Renungan Kristen
Renungan Harian Kristen 30 Januari 2024 - Waspada dengan Pengajaran Sesat
Bacaan ayat: Matius 7:15 (TB) "Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka
Renungan Harian Kristen 30 Januari 2024 - Waspada dengan Pengajaran Sesat
Bacaan ayat: Matius 7:15 (TB) "Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas."
Oleh Pdt Feri Nugroho
Hari ini toleransi sangat dijunjung tinggi meskipun ada saja kelompok tertentu yang menginjak-injaknya.
Hal ini sejalan dengan perkembangan kesadaran manusia akan nilai-nilai kemanusiaan bahwa setiap orang memiliki hak dan martabat yang sama dalam menjalani kehidupan di bumi. Disadari bahwa setiap orang tidak mungkin hidup sendirian.
Setiap orang memerlukan sesamanya untuk bertahan hidup dan menjalani kehidupan.
Kesadaran ini berimbas pada penghargaan akan kebebasan setiap orang dalam berkarya dan menentukan masa depan. Semua memiliki kesempatan yang sama untuk mengembangkan kehidupan.
Sentuhan paling bisa dirasakan terjadi dalam kehidupan beriman. Setiap orang bebas memilih sesembahan dan beribadah berdasarkan keyakinannya tersebut. Kebebasan ini di negara kita dilindungi oleh undang-undang.
Dalam relasi sosial, ini menjadi dasar yang kokoh untuk membangun persatuan demi membangun kehidupan. Meskipun demikian, tetap perlu waspada agar jangan sampai kebablasan.
Gara-gara semangat untuk kebersamaan dalam nilai sosial, nilai kebenaran menjadi diabaikan.
Jika kebenaran diabaikan maka yang terjadi adalah pemahaman tidak adanya kebenaran mutlak berkembang.
Yang ada hanya kebenaran relatif, berdasarkan penilain masing-masing atau klaim masing-masing dalam segala hal.
Kita perlu cerdas bahwa ada bagian sosial dimana setiap orang dihormati pilihannya, namun ada bagian kebenaran mutlak yang harus tetap dijunjung tinggi keberadaannya.
Yesus tampil ditengah kehidupan yang tidak jauh berbeda dengan kehidupan kita hari ini, meskipun konteks jamannya belum semodern saat ini.
Ada begitu banyak orang yang tampil dalam kehidupan sosial sebagai seorang guru yang mengajarkan tentang kehidupan. Beberapa diantaranya disebut dengan sebutan nabi.
Sebutan ini merujuk pada keberadaan seseorang yang diklaim sebagai utusan Tuhan, yang menyampaikan kehendak dan firman Tuhan.
Klaim ini bisa jadi berdasarkan pengakuannya sendiri atau sebutan yang disematkan oleh orang lain karena pengajaran yang diajarkannya.
Menariknya bahwa setiap orang bisa dengan bebas mengklaim sebagai nabi atau disebut sebagai nabi.
Yesus memberikan peringatan penting bahwa ada begitu banyak nabi palsu yang menyamar sebagai nabi yang benar. Itu sebab, dari buahnyalah seseorang perlu cerdas dalam memberikan penilaian.
Pernyataan 'menyamar' menjadi kata yang perlu diperhatikan.
Menyamar dapat diartikan sebagai tindakan berpura-pura menjadi sesuatu, atau menyusup, atau menyelinap, atau menyerupakan diri dengan sesuatu untuk tujuan mengelabuhi atau menipu.
Hasilnya akan banyak orang yang tersesat! Terlihat benar diluar, namun kejahatan didalam. Sekilas tidak ada bedanya dengan kebenaran, nyatanya sebuah kepalsuan.
Dapat kita bayangkan, jika penyamaran yang dilakukan m n jadi seorang nabi; utusan Tuhan dengan berbagai tawaran yang menggiurkan, diiringi dengan tanda dan mujizat yang meyakinkan. Bisa dipastikan, banyak orang akan tersesat.
Mungkin masih segar dalam ingatan kita, tentang kasus penipuan investasi bodong yang memakan korban puluhan orang. Mereka yang dikelabuhi ternyata bukan orang-orang bodoh.
Banyak diantaranya kaum terdidik, yang tergoda meraih keuntungan besar dalam waktu singkat; akibatnya daya pikirnya menjadi tumpul!
Hidup berimanpun dapat tersesat dengan cara yang sama.
Lahan paling subur biasanya terkait dengan penglihatan, mujizat dan berbagai-bagai tanda ajaib; sangat mudah membuat banyak orang terbius untuk percaya tanpa bersikap kritis terhadap apa yang disampaikan.
Banyak yang mengikut begitu saja, seperti Kerbau dicolok hidungnya!
Peringatan Yesus berlaku hingga hari ini. Penyamaran dengan mengaku sebagai yang benar akan selalu ada.
Untuk itu kita perlu panduan yang pasti agar tidak tersesat. Alkitab menjadi tolok ukur utama dalam menilai segala sesuatu.
Baca Alkitab secara utuh sehingga tidak disesatkan pihak-pihak yang hanya mencomot satu atau dua ayat untuk dijadikan pokok ajaran. Kebenaran itu konsisten dan sesuai dengan kenyataan.
Pengalaman hidup orang percaya pada masa lalu dalam Alkitab, menjadi potongan puzzle untuk dirangkai hari ini dan dirumuskan menjadi kebenaran yang utuh.
Jadilah cerdas dalam segala hal agar tidak diombang-ambingkan oleh rupa-rupa pengajaran yang menyamar sebagai kebenaran.
Toleransi itu harus; namun kebenaran bukan hal untuk dikompromikan. Amin
Renungan Kristen oleh Pdt Feri Nugroho, GKSBS Palembang Siloam
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.