Berita Jambi

Bagian di Wilayah Hulu Sudah Surut, Tujuh Desa di Seputaran Danau Kerinci Masih Terendam Banjir

Dari 17 kecamatan di Kabupaten Kerinci yang terdampak banjir, tinggal tujuh desa dalam empat kecamatan yang masih tergenang banjir.

Penulis: A Musawira | Editor: Deni Satria Budi
Tribunjambi/Heru
Banjir masih mengenanggi rumah warga di desa Koto Petai, Kecamatan Tanco, Kerinci, Sabtu (20/1/2024) 

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Kondisi banjir di Kabupaten Kerinci, kini sudah mulai surut dari hari sebelumnya.

Dari 17 kecamatan di Kabupaten Kerinci yang terdampak banjir, tinggal tujuh desa dalam empat kecamatan yang masih tergenang banjir.

Pj Bupati Kerinci, Asraf mengatakan, kondisi air sudah sangat jauh berkurang.

Saat ini kata Asraf, bagian hulu sudah tidak ada lagi warganya yang terdampak, yang terdampak hanya empat kecamatan yang berada di sekitar Danau Kerinci.

Di antaranya Kecamatan Keliling Danau, Danau Kerinci dan di Kecamatan Batang Merangin serta di Kecamatan Bukit Kermat.

“Empat kecamatan dan tujuh desa ini yang masih banjir dan termasuk desa di Batang Merangin dan desa di Kecamatan Bukit Kermat,” beber Asraf.

Menurut Asraf, warga yang sebelumnya mengungsi ke tempat lebih aman, hingga sekarang sudah tidak ada lagi. Begitu juga dengan dapur umum hanya tinggal satu di Pulau Tengah.

“Semua bantuan yang datang baik dari pemerintah, swasta dan organisasi, kami terima melalui satu pintu ke posko penanganan banjir dan tanah longsor di Kantor Camat Air Hangat,” ujarnya.

Pihaknya juga mengerahkan tenaga medis diseluruh kecamatan untuk memantau mana kala ada warganya yang terserang penyakit.

“Penyakit yang ada penyakit kulit, gatal-gatal karena terendam banjir namun petugas kita disetiap puskesmas itu dikerahkan tenaga medisnya. Semua petugas berada di lokasi berkeliling lengkap dengan obat-obatanya,” jelasnya.

Kabupaten Kerinci kata Asraf, dilanda bencana hidrometeorologi basah, banjir dan tanah longsor.

Bencana banjir dan tanah longsor tersebut sudah mulai ditingkatkan penanganannya menjadi tanggap darurat bencana pada 1 Januari 2024. Bencana tersebut telah memakan dua korban jiwa.

Dua korban jiwa itu anak umur dua tahun di Desa Tamiai dan Kepala SMP di Sungai Abu. Dua korban ini tertimbun tanah longsor.

"Kalau anak usia dua tahun itu tertimbun tanah longsor di rumah ladang. Ayah dan ibunya selamat. Kepala SMP di Sungai Abu, disaat tanah longsor sedang dilakukan pembersihan oleh petugas. Ada tanah longsor susulan, nah waktu itu dia lewat pakai motor," bilang Asraf.

Gandeng BWSS VI

Halaman
12
Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved