Pilpres 2024
Mahfud MD Ingin Mundur dari Menko Polhukam, Ahmad Khairul: Pukulan Telak Pemerintahan Jokowi
Rencana Mahfud MD mundur dari jabatan Menko Polhukam, mengundang banyak reaksi.
Bahlil mengatakan, dirinya tak pernah menggunakan fasilitas negara selama mendukung pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
Baca juga: TPN Ganjar-Mahfud Pastikan Menkopolhukam akan Mundur: Sudah Firm, Tinggal Tunggu Waktu yang Tepat
Baca juga: Ada 2 Hari Libur Nasional Februari 2024, Satu Hari Kejepit
"Saya jujur, saya dukung pasangan nomor 2, tetapi saya membedakan mana yang kerja dan mana untuk pemerintah, kalian boleh cek di kantor ini satu orang pun saya tidak pernah meminta mereka ASN untuk ikut saya dan saya tidak pernah menggunakan fasilitas negara untuk saya pakai di tim kampanye," ucap dia.
Sebelumnya, dalam acara "Tabrak Prof!", Mahfud MD merespon pertanyaan soal rencananya mundur dari Menko Polhukam.
Ganjar Pranowo juga menyarankan Mahfud MD mundur dari jabatannya.
Mantan Ketua Mahkamah Konsititusi (MK) itu menjelaskan bahwa apa yang disampaikan Ganjar, sejak awal merupakan kesepakatan dengan dirinya.
Oleh sebab itu, pada waktunya yang tepat nanti dia akan mengundurkan diri.
"Bahwa saya pada saatnya yang tepat, nanti pasti akan mengajukan pengunduran diri secara baik-baik. Jadi tak ada pertentangan antara saya dengan Pak Ganjar," ungkapnya dilansir YouTube Mahfud MD Official, Selasa malam.
Lebih lanjut, Mahfud menuturkan alasan mengapa dirinya tak mengundurkan diri sekarang saja.
Pertama, karena tak ada larangan bagi seorang menteri untuk tetap menjabat meski mencalonkan diri sebagai presiden maupun wakil presiden.
Kedua, dia ingin memberi contoh bahwa dirinya yang merupakan seorang cawapres sekaligus merangkap sebagai Menko Polhukam tak memanfaatkan fasilitas negara untuk meraih kemenangan pada Pilpres 2024.
"Ini sudah tiga bulan saya lakukan, saya tidak pernah menggunakan fasilitas negara," ujarnya.
Sekarang, sambung Mahfud, mundurnya dia sebagai Menko Polhukam tinggal menunggu momentum.
"Oleh sebab itu, saya kira percontohan saya sudah cukup. Tinggal menunggu momentum karena ada sesuatu tugas negara yang harus saya jaga."
"Jangan sampai kacau apa yang sudah jadi. Harus saya jaga dalam rangka transisi," katanya.
Baca juga: Jokowi Sebut Presiden Boleh Kampanye dan Memihak di Pilpres 2024: Tak Boleh Pakai Fasilitas Negara
Baca juga: Ringankan Kantong Masyarakat, Pemkab Sarolangun Kembali Gelar Gerakan Pangan Murah
Selain itu, dia juga mengatakan masih harus menunggu strategi politik dari partai pengusung.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.