Pasca Banjir, Dinkes Kabupaten Tebo Catat 11 Kasus DBD

Pasca banjir, Dinkes Tebo catat ada 21 kasus DBD

TRIBUNJAMBI.COM, MUARATEBO - Dinas Kesehatan Kabupaten Tebo menghimbau masyarakat agar waspada terhadap penyakit demam berdarah dengue (DBD).

Himbauan ini disampaikan Dinkes usai terjadinya banjir di 9 kecamatan yang terjadi di Kabupaten Tebo baru-baru ini.

Pasalnya, dengan banyaknya genangan air yang tersisa, dapat menjadi tempat berkembang biak nyamuk yang dikawatirkan akan menimbulkan bibit penyakit dbd.

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Dinas Kesehatan Tebo, Ari Setiawan mengungkapkan temuan terbaru soal penyakit DBD di masyarakat.

Pada bulan Januari 2024 ini, Dinkes Kabupaten Tebo mencatat sebanyak 21 kasus DBD.

Jumlah ini lebih tinggi dibandingkan pada bulan Januari tahun 2023 lalu, di Kabupaten Tebo hanya ditemukan 11 kasus DBD.

Baca juga: Bantuan untuk Korban Banjir di Sarolangun, Hanya Bersumber dari CSR dan Dinsos

Baca juga: Rekomendasi Wisata Edukasi di Kota Jambi, Ada Museum Perjuangan Rakyat Jambi

“Pada tahun 2023 ditemukan 162 kasus DBD. Terkait dengan lonjakan pasca banjir, memang ada lonjakan kasus DBD, di bulan Januari tahun 2023 ditemukan 11 kasus. Saat ini di tahun 2024 ini ada 21 kasus DBD,” kata Ari Setiawan, Senin (22/1/2024).

Peningkatan ini tidak terlepas dengan musibah banjir yang melanda Kabupaten Tebo.

Untuk menekan agar kasus DBD tidak semakin meningkat, puskesmas di Kabupaten Tebo telah melakukan fogging atau pengasapan di tempat-tempat yang dianggap sarang nyamuk.

"Selain menekan angka kasus dbd dengan melakukan fogging, masyarakat Tebo juga diminta untuk membersihkan lingkungan, terutama membersihkan genangan air tempat nyamuk berkembang biak," pungkasnya. (Tribunjambi.com/Wira Dani Damanik)

Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News

Baca juga: Rekomendasi Wisata Edukasi di Kota Jambi, Ada Museum Perjuangan Rakyat Jambi

Baca juga: Kumpulan Download Lagu MP3 Lawas Nike Ardilla dan Indah Yastami, Pakai Spotify Lebih Praktis

Baca juga: Bantuan untuk Korban Banjir di Sarolangun, Hanya Bersumber dari CSR dan Dinsos