Renungan Kristen

Renungan Harian Kristen 6 Januari 2024 - Memilih Waktu yang Tepat

Bacaan ayat; Yohanes 2:4 (TB) Kata Yesus kepadanya: "Mau apakah engkau dari pada-Ku, ibu? Saat-Ku belum tiba.

Editor: Suci Rahayu PK
Instagram @ferinugroho77
Pdt Feri Nugroho 

Renungan Harian Kristen 6 Januari 2024 - Memilih Waktu yang Tepat

Bacaan ayat; Yohanes 2:4 (TB) Kata Yesus kepadanya: "Mau apakah engkau dari pada-Ku, ibu? Saat-Ku belum tiba."

Oleh Pdt Feri Nugroho

Sebuah film pernah dibuat untuk mempertontonkan bagaimana seseorang bisa kembali kepada masa lalu dan mengubahnya.

Mungkin film ini didasarkan pada pernyataan umum yang selalu muncul apapbila seseorang menyesali perbuatannya.

"Andaikan aku bisa mengubah masa lalu, tentu kejadiannya tidak seperti ini!"

Dikiranya, jika ia bisa memasuki lorong waktu ke masa lalu maka ia akan mengambil pilihan yang berbeda dan berharap penderitaan yang dialami hari ini akan batal terjadi.

Benarkah demikian?

Semisal Si A benar menyesal karena telah mencuri. Ia menyesal sebab berhadapan dengan meja hijau dan menunggu keputusan hakim.

Si A kembali ke masa lalu untuk memilih tidak muncuri untuk menghindari hukuman. Dan benar ia tidak mencuri.

Persoalannya, dimasa kemudian, jadinya batal ada Si A yang kedapatan mencuri. Dan karena batal Si A mencuri maka tidak ada Si A yang kembali ke masa lalu.

Dan karena tidak ada Si A yang kembali ke masa lalu, maka yang terjadi di masa lalu adalah si A kedapatan mencuri! Kesimpulannya, masa lalu hanya bisa diterima sebagai realita.

Yang kita bisa bentuk adalah masa depan.

Di pesta perkawinan, di Kota Kana, Yesus merespon pernyataan Maria, "Mau apakah engkau dari pada-Ku, ibu? Saat-Ku belum tiba."

Mungkin bisa dipahami, ini sebagai pernyataan wajar jika kita mengenal Dia sebagai Firman Allah, yang keberadaan-Nya mengatasi ruang dan waktu.

Namun saat Ia menjadi manusia, tidak bisa dihindari bahwa Ia berada dalam batasan ruang dan waktu.

Itu sebabnya setiap alur cerita kehidupan yang Ia alami mengalir dalam waktu. Inilah yang oleh Paulus sebut sebagai 'tindakan mengosongkan diri'.

Ia mampu, mempunyai kuasa mutlak atas segalanya, namun Ia memilih untuk mengikuti alur waktu yang berlaku.
Ketika di Kana, Maria terlibat dalam alur tersebut.

Demikian juga para pelayan yang mengisi enam tempatan dengan air atas perintah Yesus. Tentu dalam benak mereka air tersebut diperuntukkan untuk pembasuhan kaki.

Pada moment inilah Yesus tampil dengan perintah, "Sekarang cedoklah dan bawalah kepada pemimpin pesta."

Ketaatan para pelayan telah ambil bagian pada sebuah peristiwa mujizat penting: air berubah menjadi anggur!

Rangkaian peristiwa itulah yang mencapai klimaksnya, ketika kuasa Yesus dinyatakan.

Ada begitu banyak peristiwa dalam kehidupan yang kita tidak harapkan, namun sungguh terjadi.

Penyesalan yang muncul karena rasa bersalah membuat banyak orang ingin mengubah keadaan dengan berfikir, "Andaikata.... ".

Tidak ada yang bisa mengubah masa lalu, sebab jikapun diubah pasti akan kembali pada realita yang pernah terjadi.

Jika demikian, sangat baik bagi kita untuk menerima apa yang pernah terjadi sebagai bagian dari hal yang membuat kita merancang masa depan hari ini.

Mungkin ada beberapa keputusan yang salah, atau pemaknaan yang emosional kala itu.

Hari ini kita dapat memberikan makna ulang dengan cara yang lebih bijak. Setiap kita perlu ambil bagian dalam karya Allah yang terus dinyatakan.

Rancang masa depan sebaik mungkin, sebab pada saatnya yang kita anggap masa depan akan menjadi masa lalu. Ambil langkah iman untuk melakukan yang terbaik. Amin

    Renungan Kristen oleh Pdt Feri Nugroho, GKSBS Palembang Siloam

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved