Ini Keterangan Ponpes Terkait Isu Mengulur Waktu Pasca Meninggalnya AH
Pihak Ponpes Raudhatul Mujawwidin beberkan kejadian sebenarnya, terkait keluarga korban mendapatkan informasi meninggalnya AH dari tetangga.
Penulis: Abdullah Usman | Editor: Teguh Suprayitno
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Pihak Ponpes Raudhatul Mujawwidin beberkan kejadian sebenarnya, terkait keluarga korban mendapatkan informasi meninggalnya AH dari tetangga.
Beberapa penjelasan disampaikan oihak Ponpes, dalam pres Conference nya bersama awak media di Hotel O Dua Jambi. Sabtu (16/12/2023) siang.
Satu diantaranya terkait kekecewaan pihak orang tua korban AH, yang mendapatkan informasi anaknya meninggal dunia dari tetangga rumah yang juga memiliki anak santri di Ponpes yang sama.
Basir satu dari pengurus Pondok Pesantren Raudhatul Mujawwidin, menuturkan bahwa saat kejadian dirinya yang menjadi orang pertama mendapatkan informasi dari wali kamar tempat AH tinggal.
"Kebetulan saya domisilinya di luar pesantren berjarak sekitar 1 Km, dan saya satu dari pengurus yang paling terdekat dari pesantren. Saya mendapat telepon dari wali kamar itu sekitar Pukul 17.00 wib," ujarnya.
Mendapat informasi dari wali kamar tersebut, habis magrib dirinya langsung ke pesantren. Namun dirinya belum mengetahui pasti siapa identitas santri yang meninggal tersebut.
"Bahkan saya sempat salah menyebut nama korban, yang sebenarnya Airul Harahap (AH) justru tersebut Baim yang merupakan tetangga korban di kediamannya," tuturnya.
"Dari situlah mulai sedikit terjadi kekeliruan," tuturnya.
Lanjutnya, setelah mendapatkan identitas yang valid tentang korban yang meninggal tadi, pihak Ponpes tidak langsung mengabarkan hall tersebut ke pihak keluarga dengan pertimbangan alasan tidak etis jika menggambarkan peristiwa melalui telepon.
"Ditambah memang pada saat itu kondisi sinyal cukup sulit, beberapa kali sambungan telepon putus dan tersendat," tuturnya.
Akhirnya pada malam yang sama, pihak Ponpes berupaya langsung menuju ke rumah orang tua korban untuk mengabarkan perihal kejadian tersebut.
Dalam perjalanan upaya menghubungi keluarga korban masih dilakukan, dengan tujuan bukan untuk memberi kabar melainkan untuk meminta jemput di persimpangan yang menuju ke arah rumah korban (karena tidak tahu jalan).
Termasuk menghubungi tetangga korban tadi untuk meminta jemput di simpang tower, agar tetangga tadi dapat menyampaikan ke orang tua korban.
"Jadi tidak ada upaya tersebut sebagai bentuk mengulur ngulur waktu, murni karena kendala teknis dan kesalahan informasi," jelasnya.
Terkait tindakan pihak Ponpes yang membawa korban ke Klinik dan mengkafani jenazah, sebelum mendapat pemeriksaan kepolisian dan sepengetahuan keluarga korban diakui ponpes merupakan kelalaian dan ketidak tahuan dari pihak ponpes itu sendiri.
Wabup Tebo Jambi Minta ASN Tidak Mudah Terprovokasi |
![]() |
---|
2 OPD di Tebo Jambi Bakal Dapat Bantuan Program Non Fisik Puluhan Miliar |
![]() |
---|
Dukcapil Tebo Butuh 50 Ribu Blanko e-KTP untuk Desa Pemekaran |
![]() |
---|
Kabinet Tebo Maju Dirombak? Wabup: Tahun 2025 Kita Tata Ulang, 2026 Kerja Maksimal |
![]() |
---|
Pemkab Tebo Jambi Sediakan Lahan 8 Hektare Lebih untuk Sekolah Rakyat, Ini Lokasinya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.