Temuan Mayat di Unpri Medan
Penjelasan Dosen Anatomi FK Unpri Medan Soal 5 Mayat yang Ditemukan di Kampus
Penjelasan dosen anatomi Faktultas Kedokteran Universitas Prima Indonesia (Unpri) Medan, terkait 5 mayat yang ditemukan di kampus.
Dosen anatomi FK Unpri Medan membenarkan adnaya 5 mayat di kampus. Itu merupakan cadaver yang digunakan untuk praktek mahasiswa
TRIBUNJAMBI.COM - Penjelasan dosen anatomi Faktultas Kedokteran Universitas Prima Indonesia (Unpri) Medan, terkait 5 mayat yang ditemukan di kampus.
Dosen Anatomi Fakultas Kedokteran Unpri, Ali Napiah Nasution, menyebut jika memang ada 5 mayat disimpan di kampus.
Ali Napiah juga mengaku mendampingi polisi saat penggeledahan dan menemukan 5 mayat yang disimpan di bak tertutup.

Katanya, mayat tersebut ditemukan di laboratorium anatomi di Fakultas Kedokteran kampus tersebut.
"Saya mendampingi polisi dari Polda dan tim Laboratorium Forensik Poldasu memeriksa di laboratorum anatomi, untuk melihat 5 kadaver yang di keluarkan dari bak kadaver laboratorum anatomi," kata Ali melalui akun YouTube PRIMTV, Rabu (13/12/2023).
Secara sederhana, kadaver merupakan jenazah yang dipergunakan untuk pendidikan kedokteran, namun tetap harus memiliki izin dari otoritas terkait
Ia menjelaskan, setelah dikeluarkan kadaver tersebut dijejerkan di atas meja laboratom anatomi untuk diperiksa oleh petugas.
Setelah diperiksa, kelima kadaver tersebut dikembalikan lagi ke dalam bak kadaver Laboratorium anatomi.
Dikatakannya, mayat-mayat yang ditemukan oleh polisi itu sudah berada di Fakultas Kedokteran Unpri selama 15 tahun.
"Saya tegaskan bahwa kadaver-kadaver tersebut berada di fakultas kedokteran universitas indonesia dan dipergunakan sebagai media belajar kadaver anatomi, sejak tahun 2008," sebutnya.
Baca juga: Pembangunan Tol Bayung Lencir-Tempino Butuh Tambahan Lahan 6,8 Ha, Puluhan Warga Bakal Terdampak
Baca juga: Hasil Autopsi Santri di Tebo Jambi, Meninggal Karena Benda Tumpul Bukan Sengatan Listrik
"Seyogianya disetiap fakultas kedokteran di indonesia memiliki kadaver anatomi," lanjutnya.
Namun, dalam klarifikasi yang disampaikannya itu ia tidak menjelaskan soal perizinan dan asal usul mayat tersebut.
Padahal aturan-aturan itu sudah diatur dalam peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia nomor 37 tahun 2014 tentang penentuan kematian dan pemanfaatan organ donor.
Pihak Unpri Kemudian Berikan Klarifikasi
Melalui akun YouTube PRIMTV, Wakil Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Prima Indonesia, Kolonel (Purn) Drg Susanto, memberikan klarifikasinya.
Dalam keterangannya, Susanto menyampaikan bahwa tidak ada kasus pembunuhan di dalam kampus mewahnya tersebut.
Ia mengakui bahwa, memang lima mayat yang berada di dalam kampusnya itu merupakan Cadaver atau kadaver untuk kebutuhan pembelajaran di Fakultas Kedokteran.
"Pertama dengan tegas dinyatakan tidak ada kasus pembunuhan di lingkungan seperti yang diisukan di masyarakat," katanya dalam video yang didengar Tribun-medan, pada Rabu (13/12/2023).
"Kedua UNPRI Medan memiliki fakultas kedokteran yang berdiri sejak tahun 2008 dan memiliki beberapa laboratorium untuk menunjang proses belajar mengajar.
Salah satu lab adalah anatomi atau ilmu urai di dalam laboratorium anatomi salah satu media belajar adalah kadaver, yaitu tubuh manusia yang diawetkan di laboratorium anatomi FK UNPRI. Terdapat lima karakter, 1 perempuan dan 4 laki-laki dan kadaver tersebut telah diadakan oleh Rektor terdahulu pada tahun 2005," lanjutnya.
Ia menyatakan, bahwa sangat menyesali tindakan polisi yang menemukan lima mayat di dalam kampusnya tersebut. Padahal waktu itu, polisi datang ke lokasi berdasarkan video yang beredar soal adanya temuan mayat dan ingin melakukan pengecekkan.
"Kami sangat menyesalkan tindakan oknum polisi dari Polrestabes Medan yang kurang koordinasi, karena pimpinan Universitas yang tidak pernah dimintai keterangan secara resmi," sebutnya.
"Pada tanggal 11 Desember 2023, beberapa oknum yang mengakui polisi mendatangi UNPRI pada malam hari, mendesak untuk melakukan penggeledahan. Untuk diketahui pada malam hari tidak ada petugas yang bisa mendampingi, tetapi mereka memaksa untuk masuk dan satpam akhirnya memberikan izin dan tidak didapati apapun.
Baca juga: Ammar Zoni Santai Saat Ditangkap Polisi karena Pakai Narkotika Lagi: Tidak Melakukan Perlawanan
Baca juga: Resep Telur Balado, Goreng Telur Sebelum Dicampur Bumbu
Kemudian di hari berikutnya penggeledahan dilanjutkan kembali pada pagi hari sampai dengan malam hari dan dijumpai 5 kadaver di bak kadaver pada lab anatomi. Kemudian kadaver tersebut dikeluarkan dari tempatnya untuk diperiksa kemudian dikembalikan lagi ke bak nya," sambungnya.
Katanya lagi, polisi juga sempat meminta pihaknya untuk mengosongkan kampus lantaran adanya penggeledahan.
"Pihak kampus sangat keberatan dan pada saat yang bersamaan sedang berlangsung proses pembelajaran kuliah praktikum dan ujian. Bahkan ada ancaman untuk mempolice line kampus, sehingga memancing keributan yang bisa mengganggu kenyamanan belajar mahasiswa," tuturnya.
Drg. Susanto juga meminta kepada pihak kepolisian, agar menjelaskan soal dasar menuduh adanya kampus pembunuhan di dalam kampusnya.
"Informasi yang kami terima bahwasanya telah terjadi pembunuhan di lingkungan Unpri, bila ada kasus pembunuhan tersebut maka kami hendak bertanya kepada bapak polisi yang terhormat, yang pertama kejadian pembunuhan tersebut di mana, siapa pelapor kasus pembunuhan tersebut. Siapa korban pembunuhan tersebut, siapa pelaku pembunuhan, apakah ada alat bukti pembunuhan tersebut dan adakah saksi kejadian tersebut," pungkasnya.
Sama halnya dalam video klarfikasi kedua berisi pernyataan dari salah satu dosen Anatomi Fakultas Kedokteran Unpri, Dr. dr Ali Napiah Nasution yang menyatakan bahwa itu adalah Cadaver.
Melalui video berdurasi 5 menit 23 detik dan 1 menit 23 detik itu, pihak kampus menyatakan tidak ada tindak pidana pembunuhan di lingkungan universitas.
Lima mayat yang ditemukan tersebut adalah Cadaver yang berada di laboratorium anatomi Unpri dengan 4 laki-laki dan 1 perempuan.
Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News
Baca juga: Resep Telur Balado, Goreng Telur Sebelum Dicampur Bumbu
Baca juga: Ketua Umum NETFID Soroti Pembahasan Hukum dan HAM di Debat Pilpres Perdana yang Tidak Komprehensif
Baca juga: Fakta Penemuan 5 Mayat di Unpri Medan, Sempat Ada Perintah Mengosongkan Kampus
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.