Kenapa Etnis Rohingya Kabur dari Bangladesh, Ingin Mendarat di Indonesia? Ada 1.500 Rohingya di Aceh

Saat ini jumlah pengungsi etnis Rohingya yang berada di Indonesia dan ditampung di sejumlah lokasi seperti Pidie, Lhokseumawe dan Sabang, Aceh,

Editor: Suci Rahayu PK
ist
Etnis Rohingya yang berada di wilayah Pidie, Lhokseumawe dan Sabang, Aceh, lebih dari 1.500 orang. 

TRIBUNJAMBI.COM - Saat ini jumlah pengungsi etnis Rohingya yang berada di Indonesia dan ditampung di sejumlah lokasi seperti Pidie, Lhokseumawe dan Sabang, Aceh, lebih dari 1.500 orang.

Kedatangan etnis Rohingya ke wilayah Aceh sudah berulang kali ditolak, bahkan oleh warga didorong kembali lag ke laut, namun Rohinga seolah selalu punya cara untuk tetap mendarat di Indonesia.

Menurut data Badan urusan Pengungsi PBB (UNHCR) tercatat pengungsi Rohingya yang melarikan diri melintasi Laut Andaman dengan perahu sebanyak 3.722 orang hingga November 2023.

Jumlah tersebut mengalami kenaikan dari tahun 2022 lalu.

UNHCR menghitung ada 3.705 orang Rohingya yang melakukan perjalanan laut sepanjang tahun 2022, yang merupakan jumlah terbanyak sejak tahun 2015.

Baca juga: UNHCR Sebut Pengungsi Rohingya akan Lebih Banyak Lagi Mendarat di Aceh: Desember Ini

Baca juga: UNHCR Tak Terlihat Saat 135 Pengungsi Rohingya Terkatung-katung di Kantor Gubernur Aceh

Hampir 1 juta etnis Rohingya, minoritas Muslim dari Myanmar, kini tinggal di kamp-kamp pengungsi yang luas di Bangladesh timur.

Sebagian besar dari mereka lari dari Myanmar pada tahun 2017 karena terjadi, apa yang disebut PBB sebagai, genosida oleh militer Myanmar.

Mereka yang melarikan diri dari kamp dengan perahu mencoba menyeberangi Laut Andaman menuju Malaysia atau Indonesia, kedua negara itu merupakan negara mayoritas Muslim.

Beberapa ratus orang tewas saat mencoba berlayar dengan kapal yang penuh sesak dan tidak layak.

“Saya yakin akan ada lebih banyak orang dalam perjalanan, tapi (jumlah) angka pastinya tidak tahu berapa,” kata Chris Lewa dari Arakan Project, sebuah kelompok yang memantau dengan cermat kapal-kapal tersebut, dikutip dari VOA.

“Saya memperkirakan akan ada lebih banyak lagi yang akan datang,” ujar Usman Hamid, direktur Amnesty International untuk Indonesia.

Kelompok bantuan dan advokasi, serta para pengungsi itu sendiri, menganggap peningkatan jumlah tersebut disebabkan oleh kondisi yang semakin memburuk di kamp-kamp Bangladesh.

Sehingga memudarnya harapan bahwa warga Rohingya akan dapat kembali dengan selamat ke Myanmar dalam waktu dekat.

Baca juga: Waspada Banjir, BPBD Tanjab Timur Siagakan Perahu Karet untuk Bantu Mobilisasi Pelajar Kesekolah

Baca juga: Kasus Covid 19 Kembali Meningkat, Data Dinkes Provinsi 2023 Terjadi 249 Kasus

Myanmar pada umumnya menolak kewarganegaraan Rohingya dan memicu perang saudara di seluruh negeri akibat kudeta militer pada tahun 2021.

Sementara itu, di kamp-kamp yang tertutup di wilayah timur Bangladesh, para pengungsi mengeluhkan meningkatnya kekerasan geng, kurangnya lapangan pekerjaan dan sekolah, serta terbatasnya jatah makanan.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved