Human Interest Story
Kisah Syahrial, Menangani Mesin Tik Zaman Proklamasi Kemerdekaan, Profesi Langka
Berawal dari kernet teknisi mesin tik Jakarta Service, Syahrial (57), kini menjadi teknisi langka yang menangani puluhan mesin tik tua
Penulis: Abdullah Usman | Editor: Duanto AS
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Berbagai merek mesin tik telah ditaklukkan lelaki asal Kota Jambi ini.
Kini apa yang dilakukannya termasuk profesi langka ditemui.
Berawal dari kernet teknisi mesin tik Jakarta Service, Syahrial (57), kini menjadi teknisi langka yang menangani puluhan mesin tik tua.
Disambangi di kediamannya di kawasan Murni, Simpang Mutiara, Kecamatan Danau Sipin, Kota Jambi, dia menuturkan telah menangani puluhan mesin tik berbagai jenis merek dan model.
Tentu, itu memiliki cerita dan pengalaman tersendiri.
Sepanjang pengalamannya menangani mesin mesin tik tua, ada berbagai jenis atau merek pernah ditaklukannya.
Sebutlah mesin pabrikan Eropa, Jerman atau Italia dan seusianya. Seperti Olivetti, Remington, Hermes, Olivia, Royal, Brader, Optima, Sander dan beberapa merek ternama lain, pabrikan tahun 70-80-an.
"Bahkan pernah juga menangani mesin tik tua yang sezaman dengan mesin tik yang digunakan untuk membuat naskah teks Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia," ujarnya.
"Sebut saja untuk merek Remington, Hermes, Adler. Pernah juga kita perbaiki," ujarnya.
Syahrial menuturkan, dulu beberapa merek dan mesin tik tua itu masih ada dan terpajang rapi di etalase.
Seiring waktu, barang-barang itu menjadi barang antik yang banyak diminati orang, baik untuk pajangan atau koleksi pribadi.
"Kalau dulu kan masih banyak orang yang servis mesin tik, jadi ketika ada teman yang minta atau orang mau beli, ya, kita jual saja," tuturnya.
Selain itu, ada juga beberapa mesin tik tua yang harus berakhir dengan kanibal untuk keperluan perbaikan mesin tik lainnya.
Untuk saat ini, mesin tik zaman lawas itu semakin sulit ditemukan.
Beberapa kali Syahrial mendapatkan dari rongsokan atau pemulung barang bekas untuk kembali direstorasi.
| Asih Ingin Jadi Dokter, Paradoks Digital Orang Rimba di Hutan Jambi |
|
|---|
| Dari Limbah Sawit Jadi Gula Merah Khas Jambi |
|
|---|
| Muhammad Ulfi Mengayuh Sepeda dari Banten ke Makkah, Sempat Ziarah ke Makam Al Habib Husin di Jambi |
|
|---|
| Beruang Madu dari Merangin Lepas Liar di Hutan Harapan dan akan Bertahan Hidup di Sana |
|
|---|
| Andi menjadi Siamang, Zikra sebagai Ungko dalam 'Nama Suci' di Hutan Harapan Jambi |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.