LIPUTAN KHUSUS

Makan Beras yang Hanyut di Sungai, Kisah Guru di Daerah Terpencil Sarolangun dan Batanghari Seri 2

Dalam suatu perjalanan, dia pernah tidur di Terminal Pasar Atas Sarolangun bersama keluarganya. Ketika itu Zamri ketinggalan tumpangan ketek menuju

Penulis: tribunjambi | Editor: Duanto AS
TRIBUN JAMBI/SRITUTI APRILIANI
Siswa sebuah sekolah di Batanghari sedang belajar di kelas. 

Mengabdi selama 21 tahun menjadi seorang guru, merupakan tantangan luar biasa bagi Titien Suprihatien.

Guru mata pelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA) di SMPN 11 Batanghari itu menerapkan pola pembelajaran menyenangkan dengan metode praktik bagi peserta didik.

"Saya mengajarkan IPA itu tidak tidak sekadar teori, menjelaskan soal-soal atau hanya ceramah. Tetapi saya langsung mengajarkan IPA itu sebagaimana IPA itu ditemukan, sesuai dengan roh asli IPA, yaitu penelitian ilmiah. Jadi saya mengembangkan pembelajaran yang kontekstual dan anak-anak benar-benar belajar di laboratorium dan melakukan praktikum," jelas Titien.

Metodologi Kreatif

Bagi Titien, menjadi seorang guru bukan sekadar mengajarkan mata pelajaran atau ilmu pengetahuan saja.

Menurut Titien, di zaman yang modern, peserta didik mampu mendapatkan ilmu pengetahuan dari mana saja.

Dan sosok guru lah yang menjadi model bagi para siswa untuk ditiru dan dicontoh.

"Siswa saat ini butuh guru-guru yang benar-benar bisa menjadi model dari segala kebaikan. Bukan hanya pembelajaran, tetapi lebih jauh lebih itu. Siswa kita butuh guru yang bisa mengayomi siswanya, yang mengajar dengan hati. Dia memberikan respons yang baik kepada siswanya dan tangguh juga," kata Titien.

Selain memberikan inspirasi bagi siswa, Titien aktif memberikan contoh metode pembelajaran yang menyenangkan di akun YouTube dan sosial medianya.

Titien Suprihatien SMPN 11 Batanghari, Kabupaten Batanghari.
Titien Suprihatien SMPN 11 Batanghari, Kabupaten Batanghari.


"Bagi saya guru itu nggak punya alasan tidak ada alat peraga, tidak punya dana. Semuanya bisa kita atasi. Saya banyak memanfaatkan limbah barang-barang bekas untuk didesain menjadi alat peraga," ujarnya.

Titien mengatakan, guru tidak hanya menjadi contoh di sekolah saja, tapi juga bisa menjadi figur yang dilihat dan di contoh diluar sekolah.

Mengabdikan diri selama 21 tahun, ia mengatakan sudah banyak kurikulum mengajar yang coba diterapkan, baginya perubahan metode tersebut bukanlah masalah.

Ia mengatakan bahwa guru harus mau terus belajar, karena ilmu pengetahuan terus berkembang.

"Pergantian kurikulum bagi saya itu hal yang wajar, karena nggak mungkin Indonesia kurikulumnya masih kurikulum yang dahulu. Karena pendidikan terus berkembang, yang tidak wajar adalah guru-guru yang tidak mau beradaptasi dengan perubahan kurikulum," ujarnya.

Karya dan Fasilitator

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved