WAWANCARA EKSKLUSIF
Percakapan Ridwan Kamil dan Syarif Fasha, 'Kok di Jambi Ada Monas?'
Dalam kunjungan ke Studio Tribunjambi.com akhir pekan lalu, Syarif Fasha memaparkan bagaimana perubahan di Kota Jambi selama masa kepemimpinannya
Penulis: M Yon Rinaldi | Editor: Duanto AS
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Syarif Fasha merupakan Wali Kota Jambi dua periode, 2013-2018 dan 2018-2023. Selama menjabat, ada perubahan cukup besar di Kota Jambi, terutama perwajahan dan sistem birokrasinya.
Dalam kunjungan ke Studio Tribunjambi.com akhir pekan lalu, Syarif Fasha memaparkan bagaimana perubahan di Kota Jambi selama masa kepemimpinannya.
Dari tata kota yang dulu kurang rapi, menjadi tertata, semisal Kota Baru, Jalan Soemantri Brodjonegoro hingga Danau Sipin.
Fasha juga memaparkan bagaimana kondisinya saat kehilangan putra tersayangnya.
Ada banyak hal dikorbankan Syarif Fasha selama menjabat dua periode. Bagaimana dia melakukannya?
Berikut lanjutan wawancara Syarif Fasha dengan Pemimpin Redaksi Tribun Jambi, Yoso Muliawan.
Apa yang terpikirkan saat melihat kawasan Kota Baru, ketika terpilih jadi Wali Kota Jambi?
Dahulu saya belum pernah melihat Kota Baru di waktu malam.
Waktu pertama menjabat, saya kan pulang malam, saya melihat kawasan tersebut banyak yang jualan bandrek yang diiringi house music, selain itu banyak perempuan muda memakai rok pendek ke sana.
Saya pikir ini sudah tidak benar.
Esoknya, saya panggil kepala dinas pekerjaan umum. Waktu itu, saya bilang, bagaimana membangun kawasan ini sehingga menjadi ikon Jambi dan memindahkan pedagang yang ada di sana.
Tahun 2014 mulailah dilakukan perencanaan dan 2015 dilakukan pembagunan.
Setelah dilakukan pembenahan, kita bukalah car free night di malam Minggu dan car free day di Minggu pagi
Saat Rapimnas Apeksi 2016, hadirlah wali kota se-Indonesia, termasuk Ridwan Kamil.
Waktu itu ada pawai budaya, saya berada di panggung menghadap ke Monas bersama Ridwan Kamil.
Dia bilang, kok di Jambi ada Monas, Monas itu kan ikon Jakarta, kenapa tidak mencari ikon Jambi.
Masukan itu menginspirasi saya, untuk membuat ikon Jambi di area Kota Baru ini.
Akhirnya dipilihlah Tugu Keris Siginjai sebagai ikon Jambi di 2017.
Tujuannya agar masyarakat paham sejarah. Selain itu di sana ada juga Angso Duo, Keris Siginjai dan sejarah Jambi.
Kan sudah berhasil di Tugu Keris Siginjai. Kalau membagun Danau Sipin bagaimana ceritanya?
Saat itu, di Danau Sipin penuh enceng gondok, karamba dan juga kondisinya sudah dangkal.
Karena banyak sekali makanan ikan (peled; red) yang mengendap sehingga terjadi pendangkalan.
Di satu sisi-sisa makanan inikan menjadi pupuk untuk enceng gondok.
Setelah dibersihkan, mulai kami buat desain untuk membuat joging trek dan kelengkapan Danau Sipin menjadi tempat wisata.
Setelah itu, Danau Sipin mulai kami dalamkan dan kami lakukan pergantian air.
Dahulu airnya warnanya hijau dan tidak sehat, sekarang kondisinya sudah membaik dan tidak berbahaya, bahkan bisa bisa dipakai untuk berenang. Kalau dahulu bisa gatal-gatal berenang di sana.
Kami sediakan juga slot dan izin untuk masyakat membuka kafe, dan membebaskan masyarakat untuk mengelola perahu ketek dan kami juga menyediakan spot untuk UMKM.
Tidak hanya itu, kami juga membuat event-event agar ada geliat di tempat ini.
Dua periode memimpin Kota Jambi, pengalaman apa yang tidak terlupakan?
Selama 10 tahun, hampir dilalui dalam keadaan suka semua.
Tim saya luar biasa dan kompak semua.
Memang ada kenangan yang tidak terlupakan, waktu itu saat saya kehilangan anak saya.
Saya sempat down dan kepikiran mau mundur jadi wali kota, tapi saya bisa bangkit lagi.
Bahkan capaian kami selama lima tahun sudah tercapai dalam tiga tahun, tahun 2022.
Maka dua tahun sisanya, jadi bonus pembangunan.
Kayaknya ada cerita menarik ini di Jambi Kota Sebrang, pembagunan kan luar biasa, ya?
Sebrang ini unik, ya. Pilkada pertama, saya kalah di Sebrang dan saya punya niat untuk membangun Sebrang pertama kali.
Menariknya, di periode kedua, saya malah menang di Sebrang, tanpa kampanye.
Padahal rival saya orang sana.
Peran keluarga kan juga penting, ya. Bagaimana membagi waktu untuk keluarga?
Sulit membagi waktu untuk keluarga, itu salah satu kelemahan kami.
Memang ada pilihan antara karier dan keluarga. Untuk itu, saya sudah berbicara dengan keluarga.
Sebelum jadi wali kota, setahun saya tiga kali ke luar negeri dengan keluarga untuk berlibur.
Setelah jadi wali kota, saya tidak boleh cuti untuk wisata, sehingga yang wisata istri dan anak saja.
Selain itu, saya tidur setelah tidak ada lagi laporan pekerjaan.
Itulah kenapa saya tidur sekitar pukul satu malam.
Pulang cepat juga jarang.
Pulang malam, anak-anak sudah tidur, palingan saya cium dia saat tidur.
Kenapa saya sukses saat ini, karena keluarga saya ikhlas.
Setelah 10 tahun memimpin Jambi, bisa berikan pesan untuk warga Jambi?
Saya lupa apa saja yang sudah saya bangun di Jambi.
Terlalu banyak legacy kami untuk Jambi.
Pesan saya, tolong dijaga, minimal memperpanjang umur manfaatnya karena pemerintah tidak bisa membangun tiap tahun.
Kota Jambi juga saat ini sudah terkenal baik secara nasional maupun internasional, dengan kebersihannya hingga partisipasi masyarakatnya.
Saya membangun Jambi ini tidak hanya dari satu sumber dana, tapi empat sumber, yaitu APBD, APBN, dana partisipasi masyakat dan dana internasional, sehingga Kota Jambi mengalami akselerasi yang begitu cepatnya.
Saya berpesan kepada penerus saya, apabila ada kekurangan, lengkapi dan apabila yang kami bangun itu bermanfaat baik, maka teruskanlah.
Kota Jambi ini ibu kota Provinsi Jambi, harus tetap dijaga partisipasi masyakat, kepedulian dan pola hidup masyarakatnya. (m yon rinaldi)
Baca juga: Adian Napitupulu: Kenapa Lu Begitu Bud?
Baca juga: Kisah Syarif Fasha Wali Kota Jambi Dua Periode dari SD Berprestasi Hingga Raih Gelar Doktor di IPDN
SAKSI KATA Pasien Somasi RSUD Kota Jambi, Pengacara: Anak 4 Tahun Meninggal |
![]() |
---|
Juliana Wanita SAD Jambi Pertama yang Kuliah, Menyalakan Harapan dari Dalam Rimba |
![]() |
---|
SAKSI KATA: Pengakuan Rosdewi Ojol Jambi yang Akunnya Di-suspend karena Ribut vs Pelanggan |
![]() |
---|
SAKSI KATA: Pengakuan Ayah Ragil Soal 2 Polisi yang Bunuh Anaknya di Polsek Kumpeh Muaro Jambi |
![]() |
---|
Misteri Kematian Pemuda di Sel Polsek Kumpeh Ilir Jambi, Ayah Korban: Saya Masih Bertanya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.