Sosial
Lubuk Larangan Dibuka, Warga Desa Sungai Rotan Gembira Mendapatkan Banyak Ikan
Pembukaan Lubuk Larangan tersebut disambut antusias masyarakat. Sebab, masyarakat bisa mendapatkan ikan-ikan yang besar.
Penulis: Ade Setyawati | Editor: Hendri Dunan
TRIBUNJAMBI.COM, KUALA TUNGKAL - Setelah lima tahun Sungai Pengabuan ditutup, pesta rakyat pembukaan Lubuk Larangan di Desa Sungai Rotan, Kabupaten Tanjung Jabung Barat digelar dengan meriah, Minggu (22/10).
Pembukaan Lubuk Larangan tersebut disambut antusias masyarakat. Sebab, masyarakat bisa mendapatkan ikan-ikan yang besar. Masyarakat sekitar yang turun ke sungai dari berbagai usia, mulai dari orang dewasa hingga anak-anak.
Selama panen Lubuk Larangan terlihat senyum dan tawa saat memanen ikan di Lubuk Larangan setelah lima tahun ditutup.
Suhardi Camat Renah Mendaluh mengucapkan syukur atas terselenggaranya pembukaan Lubuk Larangan tersebut.
"Alhamdulillah pembukaan Lubuk Larangan di Desa Sungai Rotan setelah ditutup 5 tahun. Ini panen Lubuk Larangan yang ke dua," katanya.
"Lubuk Larangan ini merupakan bibit ikan yang ditabur ke sungai dan dirawat secara bersama dan dipanen secara bersama-sama dan ini pelaksanaan kedua. Panen pertama pada 2018 setelah ditutup tiga tahun dan panen kedua pada 2023 setelah ditutup lima tahun," sambungnya.
Adanya Lubuk Larangan ini sebagai upaya melestarikan ekosistem sungai dan untuk mengajarkan kepada anak cucu tentang pelestarian sungai-sungai yang ada.
"Tentu tidak menggunakan bahan-bahan kimia dan itu harapannya karena 10 tahun ke belakang akibat penggunaan setrum dan racun ikan kecil-kecil dan banyak jenis ikan yang tidak kita temukan lagi, jangan sampai kedepan ini terjadi lagi," ujarnya.
Hairan, wakil Bupati Tanjung Jabung Barat mengatakan, Lubuk Larangan merupakan upaya melestarikan ekosistem sungai.
"Ini bentuk kita menjaga ekosistem sungai dan tujuan kegiatan ini untuk memanjatkan syukur kepada Allah dalam upaya menjaga ekosistem sungai pemberi manfaat dan sekaligus menjaga keseimbangan dan kelestarian alam," katanya.
Zaudi, Camat Renah Mendaluh sebelumnya bilang, inisiasi dibangunnya Lubuk Larangan dibangun untuk mengembalikan fungsi sungai.
"Dari keresahan-keresahan ikan sudah sangat sulit di Sungai Pengabuan. Awalnya saya koordinasi dengan berbagai pihak bagaimana kita membuat Lubuk Larangan dan mengembalikan fungsi sungai dan ada alasan kita untuk melarang untuk jangan merambah hingga ke bibir sungai," ujarnya.
Nurbaya Zulhamim, Direktur Setara Jambi mengatakan, Setara Jambi mulai melakukan pendampingan pada 2015 sebagai sebagai suporter dan fasilitator mencoba mencari jalan kepada petani swadaya untuk mengembalikan nilai-nilai kearifan sosial.
"Dahulu nenek moyang kita memanfaatkan potensi sumber daya alam dengan cara yang bijaksana mereka tahu bahwa tidak boleh menggunakan racun dia mengambil potensi-portasi dengan secukupnya untuk memenuhi kebutuhan kehidupan sehari-hari," katanya.
"Tapi, karena pengaruh perkembangan kemajuan di mana ada cara cepat dan singkat untuk mengeksploitasi atau mengambil sumber daya alam dengan cara yang tidak memperhatikan aspek-aspek keberlanjutan berikutnya untuk generasi berikutnya nah itu yang mungkin perlu dibangun untuk penyadaran kembali," sambungnya.
Setelah memanen bersama di Lubuk Larangan, dilanjutkan dengan memasak bersama dalam pesta rakyat Lubuk Larangan.
Kali ini, ikan yang baru dipanen disajikan dalam dua masakan yaitu tempoyak dan ikan bakar. Setelah selesai ikan dimakan bersama-sama.
Satu Pekerja Meninggal Dunia Saat Bongkar Atap Seng Gedung Eks PT Nansari |
![]() |
---|
Taburan Pasir Ganggu Pengendara yang Melintas di Lintas Timur |
![]() |
---|
Partai Final Gubernur Cup Jambi Ditunda Akibat Lapangan Tergenang Air Setelah Hujan Deras |
![]() |
---|
BPBD Minta Masyarakat Waspada |
![]() |
---|
Pilih Bertahan Dalam Rumah yang Kebanjiran Demi Keamanan Ternak |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.