Sosial
Pilih Bertahan Dalam Rumah yang Kebanjiran Demi Keamanan Ternak
Sebagian warga di Desa Rawa Sari dan empat Kelurahan lainnya, mereka masih bertahan untuk tetap tinggal di rumah masing-masing demi jaga hewan ternak
Penulis: anas al hakim | Editor: Hendri Dunan
TRIBUNJAMBI.COM, MUARASABAK - Musim penghujan menjadi salah satu pemicu meluapnya air Sungai Batanghari, pasalnya hampir setiap hari Provinsi Jambi diguyur hujan pada beberapa pekan lalu.
Dampaknya, tidak hanya di rasakan oleh Kabupaten lain yang memang memiliki wilayah curah hujan yang cukup tinggi, namun juga dirasakan oleh warga Kecamatan Berbak di Kabupaten Tanjab Timur yang lokasinya berada di pinggir bantaran sungai.
Hampir 2 pekan ini, luapan air sungai Batanghari menggenangi Kecamatan Berbak dan Rantau Rasau. Warga menjadi terganggu dengan musibah alam ini.
Ratusan rumah serta beberapa fasilitas umum lainnya dan juga bangunan sekolah ikut terkena dampak banjir. Bahkan hingga saat ini masih tergenang air.
Meskipun begitu, sebagian warga di Desa Rawa Sari dan empat Kelurahan lainnya, mereka masih bertahan untuk tetap tinggal di rumah masing-masing dan rela harus tidur bersama genangan air setiap harinya.
"Mereka tidak mau mengungsi padahal tempat pengungsian sudah kita sediakan dengan alasan masih bisa untuk masak serta tidur. Warga memilih bertahan karena memiliki hewan ternak," jelas M Zain Hamizan, Kades Rawasi, Senin (22/1).
Menurut M Zain Hamizan, bahwa kondisi saat ini aktivitas warga di Kecamatan Berbak sudah mulai terlihat melakukan evakuasi serta bersih bersih rumah akibat dampak banjir.
Dan disebagian sekolah seperti di SMPN 22 pagi tadi, para guru dan penjaga sekolah terlihat tengah melakukan bersih -bersih ruangan kelas. Meski masih ada genangan air walapun hanya 10 cm.
"Alhamdulillah banjir mulai surut tapi belum terlau signifikan, dan warga mulai berangsur untuk melakukan evakuasi barang dan bersih bersih rumah," pungkasnya.
Siswa Segera Tatap Muka
Yopi, Kepala Sekolah SMPN 22, Tanjung Jabung Timur, saat di konfirmasi melalui seluler, ia menjelaskan bahwa, pagi tadi para guru sudah mulai bergotong royong untuk bersih bersih sekolah hingga besok. Kemungkinan lusa siswa sudah aktif belajar seperti biasanya.
"Alhamdulillah kondisi airnya sekarang sudah surut, kemungkinan besok pagi kita lanjut lagi untuk bersih-bersih, dan lusanya siswa siswi bisa belajar seperti biasa," ucapnya.
Ia menjelaskan bahwa, selama siswa siswi mengikuti belajar daring, memang ada beberapa kendala, salah satunya tidak semua siswa memiliki alat komunikasi. Namun mereka tetap belajar melalui rekan yang memiliki handphone.
"Ini sudah menjadi kendala yang sudah lama, karena wali murid disini rata-rata petani. Sehingga tidak semua siswa memiliki android, kalaupun ada namun tidak ada paket data, dan solusinya mereka bisa dari teman nya yang mempunyai paket untuk mengirim tugas melalui group WA," ucapanya.
Satu Pekerja Meninggal Dunia Saat Bongkar Atap Seng Gedung Eks PT Nansari |
![]() |
---|
Taburan Pasir Ganggu Pengendara yang Melintas di Lintas Timur |
![]() |
---|
Partai Final Gubernur Cup Jambi Ditunda Akibat Lapangan Tergenang Air Setelah Hujan Deras |
![]() |
---|
BPBD Minta Masyarakat Waspada |
![]() |
---|
Warga Memilih Bertahan di Rumah Panggung Meski Banjir Setinggi 2 Meter |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.