Runaidi Rela Hibahkan Bangunan dan Tanahnya Demi Anak di Manggatal Tebo Bisa Sekolah

Runaidi, warga RT 19 Desa Suo-suo, Kecamatan Sumay, Tebo rela menghibahkan tanah dan bangunan miliknya untuk dijadikan sekolah.

Penulis: Wira Dani Damanik | Editor: Teguh Suprayitno
Tribunjambi/Wira Dani Damanik
Runaidi, warga RT 19 Desa Suo-suo, Kecamatan Sumay, Tebo rela menghibahkan tanah dan bangunan miliknya untuk dijadikan sekolah. 

TRIBUNJAMBI.COM, MUARATEBO - Runaidi, warga RT 19 Desa Suo-suo, Kecamatan Sumay, Tebo rela menghibahkan tanah dan bangunan miliknya untuk dijadikan sekolah.

Diketahui tanah dan bangunan Sekolah Dasar (SD) 167 Manggatal yang menginduk ke SDN 167 Desa Suo-suo sebelumnya milik Runaidi.

Dia bercerita bahwa pembangunan SD 167 Manggatal ini dilakukan secara swadaya bersama masyarakat sejak tahun 2020 lalu.

"Jadi ini murni tanpa campur tangan dari pihak manapun," ungkap Runaidi, saat ditemui Tribun, Sabtu (14/10).

Sekolah ini pun telah meluluskan dua angkatan yang sebelumnya mengeyam pendidikan di tempat yang jauh dari RT 19.

Runaidi mengungkapkan bahwa dirinya bersama pihak sekolah telah berkali-kali mengajukan proposal bantuan pendidikan ke perusahaan sekitar, namun tak kunjung mendapatkan respons.

Adapun luas tanah yang dihibahkannya yaitu 50 meter x 100 meter. Bahkan dia siap menambah luasan tanah apabila sekolah ini dapat ditingkatkan menjadi sekolah negeri.

"Saya siap menambah kalau memang bisa dinegerikan, bisa 70x100, atau 100x100. Karena saya yakin, dengan dituntaskannya buta huruf di negeri ini, saya yakin bisa maju," katanya.

Ia memiliki harapan yang tinggi, anak-anak yang tinggal di desa ini mendapatkan pendidikan yang layak. Ini menjadi alasan bagi dia rela menghibahkan tanahnya.

Ia prihatin dengan nasib guru yang mengajar di sekolah tersebut karena jauh dari kesejahteraan. Guru tersebut hanya memiliki gaji sebesar Rp666 ribu per bulan dengan pengeluaran wajib Rp15 ribu per hari untuk BBM kendaraan.

Mereka digaji dari iuran Rp50 ribu dari total 60 siswa yang dilakukan atas kesepakatan bersama. Sementara sisa uang tersebut digunakan untuk operasional sekolah.

Di sisi lain, Runaidi mengungkapkan bahwa orang tua siswa di sana berada pada ekonomi kelas bawah.

Ia pun berharap agar pemerintah dan pihak-pihak yang peduli pendidikan turut memperhatikan SD 167 Manggatal ini.

"Bagi kami semua pendidikan sangat penting, kami punya visi yang sama agar anak-anak disini berani bermimpi. Kami semuanya murni swadaya dan gotong royong," katanya.

Baca juga: Kondisi SD Manggatal di Tebo, Dibangun Swadaya hingga Siswa Belajar Bergantian Karena Kelas Kurang

Baca juga: Pj Bupati Tebo Kunjungi Korban Kecelakaan Kerja di PT NAR, Minta Perusahaan Bayar Santunan

Baca juga: Kondisi SD Manggatal di Tebo, Dibangun Swadaya hingga Siswa Belajar Bergantian Karena Kelas Kurang

Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved