Pilpres 2024

Siapa Wakil Prabowo Subianto di Pilpres 2024? Bagaimana Peluang Yusril? Ini Kata Pengamat

Bacapres Prabowo Subianto hingga kini belum mendeklarasikan pendampingnya di Pilpres 2024, lalu bagaimana peluang Yusril Ihza Mahendra?

|
Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
Tribunnews
Bacapres Prabowo Subianto hingga kini belum mendeklarasikan pendampingnya di Pilpres 2024, lalu bagaimana peluang Yusril Ihza Mahendra? 

TRIBUNJAMBI.COM - Bacapres Prabowo Subianto hingga kini belum mendeklarasikan pendampingnya di Pilpres 2024, lalu bagaimana peluang Yusril Ihza Mahendra?

Peluang Ketua Umum PBB itu mendampingi Ketua Umum Partai Gerindra itu ditanggapi Pengamat Politik Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komarudin.

Ujang menyebutkan bahwa peluang keduanya berduet di pesta demokrasi lima tahunan itu semakin terbuka.

Hal itu dilihatya dari maraknya deklarasi di berbagai daerah, baliho bertebaran di Ibu Kota.

Ujang mengungkapkan berbagai alasannya itu dalam Diskusi Publik Relawan Yakin Indonesia Maju (YIM) dengan tema : "Prabowo Mencari Cawapres: Yusril Ihza Mahendra Pilihan Terbaik" pada Rabu (4/9/2023) kemarin, bertempat di Jakarta Selatan.

Dia menjelaskan bahwa Yusril Ihza Mahendra cukup ideal untuk menjadi cawapres.

Dia menilai Yusril memiliki integritas yang tinggi, Kapasitas yang tidak perlu diragukan lagi, jiwa leadership yang kuat.

Baca juga: SBY Bertemu Presiden Jokowi Untungkan Prabowo Subianto di Pilpres 2024? Begini Penjelasan Pengamat

Baca juga: Pesan Kiai Amin ke Pasangan Anies-Muhaimin untuk Pilpres 2024 Saat Kunjungi Ponpes Babussalam

Baca juga: Hasil Survei Terbaru Elektabilitas Ganjar Vs Prabowo Vs Anies di Pilres 2024 dari 15 Lembaga: Ketat

Meskipun ada kekurangan basis elektoral dan itu menjadi PR bagi semua tokoh yang digadang-gadang menjadi Cawapres.

"Anak muda saat ini peka dengan isu korupsi, oleh sebab itu butuh Pemimpin berintegritas, idealisme tinggi. Prof Yusril memiliki potensi besar untuk jadi Cawapres karena hal-hal tersebut," ungkap Ujang.

Selain itu, Ujang juga menjelaskan bahwa Bacawapres lain, seperti Erick Thohir dan Airlangga Hartarto tidak sempurna alias masing-masing masih memiliki kekurangan yang sama, jadi harus bekerja lebih keras lagi.

"Prof Yusril sangat layak menjadi Cawapres, jika ditanya ke semua orang di Indonesia, pasti menyebut hal yang sama, ia sangat layak menjadi pemimpin negeri ini," ujar Ujang.

Ujang menambahkan, Yusril Ihza Mahendra ini tokoh masyumi sejak lama dan konsisten, setia para ideologinya sehingga ia menjadi tokoh Islam moderat saat ini.

Oleh sebab itu Yusril disebut bisa mengambil ceruk suara Islam jika ia dipilih Prabowo menjadi Cawapres.

Basis elektoralnya ada, punya partai meskipun terbilang kecil yang ia pegang saat ini.

"Tantangan saat ini, cukup menaikkan sedikit elektoralnya Yusril, pastinya akan dipilih oleh Prabowo, kalau soal alasan yang lain Prof Yusril sangat layak dan potensinya sangat besar untuk negeri ini," kata Ujang.

Baca juga: Syahrul Yasin Limpo Dikabarkan Mengundurkan Diri dari Menteri Pertanian, Apa Kata Presiden Jokowi?

Diketahui, Yusril Ihza Mahendra merupakan Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) yang saat ini menjadi anggota Koalisi Indonesia Maju bersama Partai lain yang mendukung Prabowo Subianto sebagai Calon Presiden 2024.

SBY Bertemu Presiden Jokowi Untungkan Prabowo Subianto

Pertemuan Susilo Bambang Yudhoyono dengan Presiden Jokowi disebut akan menguntungkan Prabowo Subianto di Pilpres 2024 mendatang.

Keuntungan tersebut berdasarkan penilaian pengamat Politik Citra Institute, Yusak Farchan.

Dia berpendapat bahwa Bacapres dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) akan memperoleh keuntungan atas pertemuan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat dan Jokowi itu.

Seperti diketahui bahwa Partai Demokrat saat ini tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju pendukung Prabowo Subianto.

Menurut Yusak, itu semua berkat adanya dukungan yang kuat dari Presiden ke-6 Indonesia sekaligus Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, SBY.

Selain itu, ada kemungkinan Presiden Jokowi juga akan memberikan dukungannya kepada Prabowo Subianto.

Apalagi, baru-baru ini Presiden Jokowi dan SBY bertemu di Istana Bogor yang menjadi sebuah sinyal positif bagi bacapres dari KIM itu.

“Jadi kalau Pak Jokowi dan Pak SBY bertemu kurang lebih ini akan memberikan efek psikologis terkait dengan dukungan dua orang tersebut kepada Pak Prabowo,” kata Yusak dikutip dari Wartakotalive.com.

Dia kemudian melanjutkan bahwa ketika bergabung ke KIM, Partai Demokrat mengusulkan beberapa perubahan.

Lalu gagasan perubahan itu diterima dan juga diakomodasi oleh Prabowo.

Baca juga: Hiruk Pikuk Dugaan Korupsi Menteri Pertanian Belum Usai, Kini Muncul Dugaan Pemerasan Oleh KPK

Oleh karena itu, Yusak menegaskan, komitmen Prabowo Subianto itu akan diuji jika terpilih menjadi Presiden Indonesia pada periode berikutnya.

Yusak juga menjelaskan, pria berusia 71 tahun itu akan tetap meneruskan program pemerintahan yang menurutnya baik dan juga layak untuk Indonesia di masa yang akan datang.

"Waktu Demokrat bergabung kan Demokrat mengusulkan beberapa perubahan dan itu diakomodasi, ditampung oleh Pak Prabowo, saya kira kalau Pak Prabowo terpilih, ya, komitmen itu akan diuji,” tutur Yusak.

Ia mengatakan, soal program di pemerintahan sebelumnya, persoalannya bukan bisa atau tidak, melainkan jika program itu baik seharusnya bisa dilanjutkan oleh Prabowo.

Program yang bisa dilanjutkan pun tidak hanya dari pemerintahan Jokowi, tetapi bisa ditarik sampai ke masa pemerintahan SBY.

Jadi, Yusak menyimpulkan bahwa Prabowo bisa mengakomodasi usulan dari elite politik lain, dalam hal ini ialah Partai Demokrat.

Nantinya, program-program dari masa pemerintahan SBY yang belum selesai, bisa dioptimalkan oleh Prabowo jika terpilih sebagai presiden selanjutnya.

"Soal apakah bisa atau ngga, ya prinsipnya kan sepanjang program presiden yang lama itu baik dan bisa dilanjutkan ya kenapa tidak, jadi bukan soal bisa atau tidak, tapi sepanjang program itu baik," terang Yusak.

"Memang sudah seharusnya untuk dilanjutkan, bukan hanya pemerintahan Pak Jokowi tapi ditarik mundur ke belakang hingga ke pemerintahan Pak SBY."

"Jadi, saya kira dengan bergabungnya Demokrat dan pertemuan itu Pak Prabowo dalam positioning mengakomodasi, menerima masukan-masukan dari usulan-usulan Partai Demokrat," ucapnya.

Meski begitu, sampai sekarang belum diketahui isi pertemuan antara SBY dengan Jokowi di Istana Bogor, Jawa Barat pada Senin, (2/10/2023) lalu.

Ketika ditanya oleh wartawan, Jokowi enggan memberikan jawaban. Ia hanya menyebutkan pertemuan itu adalah bincang-bincang mengenai tahun 2024.

"Silaturahmi, berbincang-bincang, terutama mengenai 2024. Yang dibicarakan apa? Rahasia," tutur Jokowi dikutip dari YouTube Kompas TV.

Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News

Baca juga: Prediksi Skor Real Betis vs Sparta Praha, Cek H2h dan Statistik Kedua Tim, Kick off 23.45 WIB

Baca juga: Update Kondisi Udara Kabupaten Batanghari, ISPU Capai 126 Tidak Sehat

Baca juga: Cek Kesiapaan Brimob Hadapi Pemilu, Brigjen Pol Firly: Bagi Saya Tidak Ada Garis Aman

Baca juga: Syahrul Yasin Limpo Dikabarkan Mengundurkan Diri dari Menteri Pertanian, Apa Kata Presiden Jokowi?

Artikel ini diolah dari Tribunnews.com

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved