Pemerintahan
Kualitas Udara Tanjabtim Tidak Sehat Gegara Asap Kiriman Dari Sumatera Selatan
Kualitas udara di Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim) pada kondisi tidak sehat karena meningkat hingga 135 PM 2,5.
Penulis: anas al hakim | Editor: Hendri Dunan
TRIBUNJAMBI.COM, MUARASABAK - Kabut asap menyelimuti Kabupaten Tanjabtim sejak beberapa hari terakhir. Ternyata kabut asap yang menyelimuti tersebut bukan berasal dari kebakaran lahan di Tanjabtim itu sendiri.
Pada Jumat (29/9), kualitas udara di Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim) pada kondisi tidak sehat karena meningkat hingga 135 PM 2,5. Yang artinya tingkat kualitas udara yang bersifat merugikan pada manusia, hewan dan tumbuhan.
Hal itu dibenarkan oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tanjabtim melalui Kabid Penataan, Pengkajian, dan Pengembangan Kapasitas Lingkungan Hidup (P3KLH), Rispa.
Ia menjelaskan, bahwa hari ini kualitas udara terus saja menunjukan udara tidak sehat, dari pagi diangka 127 PM 2,5, naik menjadi 131 PM 2,5 dan kini naik lagi menjadi 135 PM 2,5.
"Kita juga bisa melihat kualitas udara melalui aplikasi ISPUnet. Di aplikasi tersebut akan terjadi perubahan kualitas udara setiap 1 jam sekali. Dan memang kondisi saat ini udara sedang tidak sehat," jelasnya.
Menurutnya, untuk kondisi udara normal biasanya diangka 0 sampai 50. Sedangkan kualitas udara dalam kondisi sedang diangka 51 sampai dengan 100. Dan kondisi udara sedang tersebut terjadi pada hari Rabu (27/9) lalu.
"Kalau saat ini kondisi Tanjabtim masuk tidak sehat, karena berada diangka di atas 100. Kemudian untuk kondisi udara sangat tidak sehat berada diangka 201 - 300, dan udara berbahaya berada diangka > 300," jelasnya.
Rispa mengimbau, dengan kondisi udara saat ini dapat menimbulkan penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) yang menyerang saluran pernafasan manusia.
"Untuk itu, masyarakat Kabupaten Tanjabtim diimbau untuk mengurangi aktifitas diluar rumah, atau setidaknya saat bepergian agar menggunakan masker," himbaunya.
Kepala BPBD Kabupaten Tanjabtim, Helmi Agustinus mengakui, bahwa kabut asap yang menyelimuti Kabupaten Tanjabtim merupakan asap kiriman dari Sumatra Selatan (Sumse).
"Kita ini hanya dapat imbasnya saja, yang mana asap ini dibawa oleh angin. Jadi angin yang berhembus dari Sumsel, akhirnya kita kebagian asapnya," jelasnya, Jumat (29/9).
Lebih lanjut Helmi menyampaikan, untuk Karhutla di Kabupaten Tanjabtim sendiri saat ini tidak terlalu sering. Emang sebelumnya pekan lalu terjadi Karhutla di Kecamatan Rantau Rasau seluas kurang dari 1 hektar.
"Kalau disini ada tapi tidak banyak, hanya 1 titik, itu pun minggu lalu," ujarnya.
"Namun, terkait hal ini, kita tetap menghimbau kepada masyarakat saat ini tidak membakar sampah agar polusi asap berkurang. Selain itu, masyarakat juga diminta untuk mengurangi aktifitas diluar rumah, atau setidaknya saat bepergian menggunakan masker agar lebih aman," sambungnya.
Polindes Pematang Pulai Belum Dihuni Tapi Keramiknya Sudah Pecah |
![]() |
---|
Dermaga Teluk Buan Rusak Berat Disenggol Tug Boat Penarik Tongkang Batu Bara |
![]() |
---|
Kepala OPD di Tanjabbar Dilarang Keluar Daerah Selama Pemeriksaan BPK |
![]() |
---|
16 Desa di Tanjung Jabung Timur Masih Blank Spot dan Bertahap Mulai Diatasi |
![]() |
---|
BKPSDMD Kabupate Batanghari Proses Pengusulan NIP PPPK |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.