Transisi Energi, Apa Dampaknya Bagi Wilayah Penghasil Batubara?
Saat ini transisi energi sedang digalakkan, itu artinya wilayah-wilayah penghasil batubara harus bersiap dengan pengurangan pendapatan daerah.
Hal ini menunjukkan bahwa walaupun kontribusi PDRB sektor pertambangan tinggi, antara 50 persen di Muara Enim dan 70 persen di Paser, tidak mencerminkan terdistribusinya manfaat bagi masyarakat lokal dan tidak banyak menimbulkan efek berganda (multiplier effect) yang besar,” jelas Ilham.
Ilham menegaskan bahwa daerah penghasil batubara memerlukan transformasi ekonomi untuk memangkas ketergantungan tinggi terhadap ekonomi yang berasal dari batubara.
Kajian IESR menemukan beberapa sektor unggulan yang bisa dikembangkan seperti di Kabupaten Paser, dapat mengembangkan Jasa Keuangan, Manufaktur dan Pendidikan.
Sedangkan di Kabupaten Muara Enim, dapat mengembangkan Manufaktur dan Penyediaan Akomodasi serta Makan Minuman.
Tentang Institute for Essential Services Reform (IESR)
Institute for Essential Service Reform (IESR) adalah organisasi think tank yang secara aktif mempromosikan dan memperjuangkan pemenuhan kebutuhan energi Indonesia, dengan menjunjung tinggi prinsip keadilan dalam pemanfaatan sumber daya alam dan kelestarian
ekologis.
IESR terlibat dalam kegiatan seperti melakukan analisis dan penelitian, mengadvokasi kebijakan publik, meluncurkan kampanye tentang topik tertentu, dan berkolaborasi dengan berbagai organisasi dan institusi
Media contact: Kurniawati Hasjanah
Media Relations, kurniawati@iesr.or.id, +62 856-9714-5303
Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News
Baca juga: DPRD Provinsi Jambi Setujui APBD Perubahan 2023 Sebesar Rp5,3 Triliun
Baca juga: Doddy Sudrajat Ingin Mayang Duet dengan Fuji: Ada yang Main Gitar dan Nyanyi
Baca juga: Lolly Ogah Jadi Beban Mami Eda, Anak Nikita Mirzani Pilih Hidup Sendiri di London
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.