Kisruh di Pulau Rempang

Bahlil Ungkap Ada Pihak yang Main di Kisruh Rempang Batam: Saya Tahu Siapa, Dalam dan Luar Negeri

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengungkapkan ada pihak yang ikut bermain dalam kisruh yang terjadi di Pulau Rempang, Batam, Kepulauan Riau (Kepri)

Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
Kolase Tribunnews
Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengungkapkan ada pihak yang ikut bermain dalam kisruh yang terjadi di Pulau Rempang, Batam, Kepulauan Riau (Kepri). 

Dia menyebutkan bahwa 300 keluarga diantaranya sudah mendaftarkan diri secara sukarela.

Untuk tahap awal, di kampung tersebut nantinya akan dibangun pabrik kaca dan panel surya.

Menurut rencana, Tanjung Banon akan dijadikan kampung percontohan di Pulau Rempang.

Pemerintah akan menyediakan air bersih, puskesmas, dan sekolah.

Warga di Tanjung Banon juga dijanjikan lahan seluas 500 meter persegi dengan status sertifikat hak milik, dan rumah tipe 45 seharga Rp120 juta.

Sambil menunggu tempat relokasi jadi, warga akan diberi uang tunggu sebesar satu juta 200 ribu rupiah per orang dan satu juta dua ratus ribu rupiah per keluarga untuk uang kontrak rumah.

Persaudaraan Muslimin Indonesia, atau PP Parmusi yang berkesempatan bertemu presiden Jokowi menyampaikan harapannya agar pemerintah bisa segera menyelesaikan persoalan yang terjadi di Rempang.

Parmusi juga meminta, persoalan di Rempang tidak dibawa ke ranah politik.

"Memohon kepada Presiden Jokowi agar dapat menyelesaikan persoalan Rempang, persoalan rempang agar tidak menjadi persoalan politik, hendaknya memihak kepada kepentingan rakyat," ujar Usamah Hisyam, Ketua Umum Parmusi.

Sementara itu, puluhan warga di pulau Rempang, Batam Kepulauan Riau, menggelar doa dan zikir bersama.

Warga berharap agar mereka tak direlokasi, serta permasalahan dan konflik yang terjadi di Pulau Rempang dapat segera teratasi.

Baca juga: Tolitoli Diguncang Gempa Hari Ini Selasa 26 September 2023, Berikut Data dari BMKG

Berdasarkan laporan jurnalis KompasTV dari Batam, warga di lima kampung tersebut saat ini masih bertahan dan menolak digeser ke Tanjung Banon.

Bahkan warga mengatakan siap menghadapi apapun resikonya demi bertahan di kampung halamannya.

Warga juga disebutkan tidak tergiur dengan kompensasi yang ditawarkan pemerintah dan lebih memilih bertahan.

Arahan Presiden Jokowi

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved