Ketagihan Judi Online, Oknum Guru di Pangandaran Nekat Puluhan Komputer Sekolah: Capai Rp 300 Juta

Seorang guru di Pangandaran, Jawa Barat nekat mencuri komputer milik sekolah lantaran ketagihan judi onlie.

Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
Kolase Tribun Jambi
Seorang guru di Pangandaran, Jawa Barat nekat mencuri komputer milik Sekolah lantaran ketagihan judi onlie. 

TRIBUNJAMBI.COM - Seorang guru di Pangandaran, Jawa Barat nekat mencuri komputer milik Sekolah lantaran ketagihan judi onlie.

Nilai barang milik negara yang diambilnya itu bahkan mencapai Rp 300 juta.

Hal itu membuktikan bahwa judi khusunya yang online telah menjangkiti banyak kalangan dan tak terkecuali tenaga pendidik.

Untuk memenuhi hasrat berjudi itu, seorang guru SMP di Pangandaran, Jawa Barat nekat mencuri komputer sekolahnya.

Saat ini pria yang mengajar seni dan budaya itu harus mempertanggungjawabkan perbuatannya,

Dia dijebloskan ke penjara usai jadi tersangka pencurian puluhan komputer milik sekolah senilai Rp300 juta.

Tersangka, menjual komputer curiannya ke tukang servis yang kini sudah jadi tersangka juga.

Kasus terungkap, setelah polisi menerima laporan dari pihak sekolah di mana puluhan komputer hilang dari ruang laboratorium.

Di hadapan kepala sekolah tersangka mengakui perbuatannya. Uang hasil penjualan komputer, telah habis dipakai untuk judi online.

Penangkapan tersangka tersebut dibenarkan Kajari Ciamir, Soimah.

Baca juga: Vicky Prasetyo Bantah Promosi Judi Online, Sang Gladiator: Aku Nggak Pernah Tahu Melakukan itu

Baca juga: Politisi Nasdem Sindir Partai Buruh yang Tak Dukung Anies Baswedan: Fokus Saja Cari Kursi Parlemen

Baca juga: BREAKING NEWS: Aparat dan KKB Papua Kontak Tembak di Papua Tengah, 1 Anggota Tewas

Dia mengatakan bahwa pelaku mengambil sejumlah laptop yang kemudian dijual.

"Dia mengambil sejumlah laptop kemudian dijual, dia mengambil aset negara yang kurang lebih Rp 500 juta," ujarnya.

Kepala sekolah tak menyangka, guru seni dan budaya yang dikenal baik itu nekat mencuri aset sekolah. Apalagi sang guru juga dikenal berprestasi.

"Pertama yang saya rasakan adalah sangat prihatin, merasa kecewa. Beliau adalah guru seni budaya dan aktif serta talentanya bagus secara kedinasan," ujar Jumid, Kepala SMP 2 Parigi.

Sekolah kini terpaksa meminjam komputer dari sekolah lain untuk melaksanan ujian bagi siswa.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved