Perang Saudara di Sudan, Serangan Drone di Khartoum 40 Orang Tewas

Pada Minggu (10/9/2023) terjadi serangan drone di pasar terbuka di Khartoum, Sudan, sebanyak 40 orang tewas dalam serangan tersebut

Editor: Herupitra
Kolase Tribunjambi.com
Pada Minggu (10/9/2023) terjadi serangan drone di pasar terbuka di Khartoum, Sudan, sebanyak 40 orang tewas dalam serangan tersebut. 

TRIBUNJAMBI.COM – Perang saudara di negara Sudan yang terjadi sejak April 2023, hingga kini menyebabkan banyak korban jiwa.

Ketegangan melibatkan antara pemimpin de facto Sudan, panglima militer Jenderal Abdel Fattah Burhan, dan mantan wakilnya, Jenderal Mohamed Hamdan Dagalo, yang memimpin RSF.

Kedua belah pihak berusaha menguasai Sudan, seperti diberitakan DW.

Upaya mediasi telah dilancarkan oleh beberapa negara, namun tidak ada yang berhasil mengakhiri pertikaian.

Pada Minggu (10/9/2023) terjadi serangan drone di pasar terbuka di Khartoum, Sudan, sebanyak 40 orang tewas dalam serangan tersebut.

Selain itu, setidaknya 70 orang terluka dalam serangan di lingkungan Mayo di Khartoum, sebuah distrik besar di kota yang sebagian besar dihuni oleh RSF.

Baca juga: Kondisi Mahasiswa Asal Jambi Akibat Perang di Sudan

Baca juga: Kisah WNI di Wilayah Perang Sudan, Mahasiswa Jambi Fadhil Hadziq Tempuh Puluhan Jam Menuju Jeddah

Serangan itu terjadi saat militer dan Pasukan Dukungan Cepat (RSF) paramiliter bertempur untuk menguasai Sudan.

Para korban dirawat di Rumah Sakit Universitas Bashair, menurut komite perlawanan dan dua petugas kesehatan.

Banyak dari para korban memerlukan amputasi.

Tim penyelamat dan tenaga kesehatan mengunggah rekaman di media sosial yang menunjukkan mayat-mayat dibungkus kain putih di halaman terbuka rumah sakit, seperti diberitakan Al Jazeera.

Kelompok bantuan medis Doctors Without Borders (MSF), yang mengelola Rumah Sakit Universitas Bashair di Khartoum selatan, mengatakan di media sosial X (dulu Twitter), pasar Gorro diserang pada pukul 7.00 waktu setempat.

Dikatakan 60 orang terluka dan 35 orang tewas, jumlah korban jiwa terus meningkat sejak pernyataan itu diunggah.

Tidak jelas apakah semua korban adalah warga sipil.

Penduduk di daerah Khartoum cenderung menjadi pekerja harian yang, karena terputus dari pekerjaan, menjadi terlalu miskin untuk menanggung biaya untuk melarikan diri dari ibu kota, seperti diberitakan ABC Net.

Dalam pernyataannya, RSF menuduh tentara Sudan melakukan serangan tersebut, serta serangan lainnya. 

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved