WAWANCARA EKSKLUSIF
Syarief Hasan Buka-bukaan SBY Jadikan Jawa Timur Home Base dan Peluang Ganjar-AHY
Mana lebih marah, Pak SBY ketika Moeldoko mau mengambil Partai Demokrat atau ketika Anies Baswedan berkhianat?
Setelah ini semua terjadi, tentu ada langkah ke depan oleh Partai Demokrat, kemarin ada ngariung majelis partai. Bisa diceritakan sedikit arah ke depan?
Yang jelas, pada saat rapat kemarin di DPP dan di majelis tinggi partai.
Kemudian ketua umum memberikan pencerahan dan pengarahan kepada pengurus DPP dan DPD di seluruh Indonesia. Setelah semua clear penjelasan beliau sepakat agar kita ini move on.
Ya sudah terjadi demikian. Kita tidak mungkin di situ dan tentunya kita harus siap-siap menghadapi ke depan yang lebih bagus.
Ini sedang kita evaluasi keputusannya kita akan menghadapi dan menentukan sikap.
Karena undang-undang pemilu mengisyaratkan setiap peserta pemilu harus ikut mencalonkan pilpres, kalau tidak konsekuensinya ke depan tidak bisa ikut lagi.
Nah, untuk menuju ke sana sepakat semuanya bahwa dalam beberapa hari ini dilakukan suatu evaluasi dan pengamatan.
Mana yang terbaik dan mana yang lebih menguntungkan untuk Partai Demokrat, apabila bergabung dengan salah satu koalisi yang ada sekarang.
Itu ada deadline-nya atau tenggat waktunya?
Pokoknya sebelum pendaftaran, konon katanya dipercepat tanggal 10 Oktober 2023.
Jadi berarti harus sebelum itulah kita harus menentukan.
Banyak orang menganalisis kedekatan Demokrat dengan PDI Perjuangan kian hari kian oke, benar tidak demikian?
Memang, kalau kita lihat perjalanannya sejak 2004 sampai sekarang semakin bagus.
Komunikasi selama ini selalu terjaga, kita kan juga banyak berkoalisi di daerah sebenarnya.
Pilkada terakhir Jawa Tengah itu Pak Ganjar di periode kedua juga didukung Partai Demokrat.
Jadi sebenarnya bukan barang asing, kita sudah cukup lama berkolaborasi dengan PDIP.
Tidak heran, kalau komunikasi kita sangat bagus mulai dari elite partai sampai ke konstituen dan lain sebagainya hingga ke daerah.
Kalau kita lihat, Mbak Puan Maharani dengan Mas AHY bertemu ngobrol membicarakan tentang bagaimana membangun bangsa ini.
Saya pikir itu sesuai yang sangat bagus dan itu menandakan komunikasi kita semakin baik.
Apakah Pak Jokowi cawe-cawe terlalu banyak di Pilpes 2024?
Cawe-cawe itu bisa diartikan positif dan negatif tergantung sebesar apa dan jauh cawe-cawe yang dilakukan. Kita tidak tahu sejarah yang akan menentukan.
Cawe-cawe itu sedikit agak berisiko.
Kalau sedikit miring ke arah negatif itu akan terjadi sesuatu yang tidak diharapkan.
Sebagai presiden dan kepala pemerintahan, seharusnya berdiri tegak independen, berdiri diatas semua golongan, tidak ada keberpihakan terhadap capres-cawapres.
Dan itu yang dilakukan Pak SBY di tahun 2014.
Sekalipun yang pada saat itu Prabowo berpasangan dengan Hatta Rajasa adalah besan.
Tetapi Pak SBY tidak memberikan dukungan beliau secara penuh.
Karena Pak SBY punya prinsip sebagai kepala pemerintahan yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pilpres.
Kalau terjadi sesuatu yang tidak diinginkan maka presiden yang harus bertanggung jawab sehingga beliau tidak cawe-cawe.
Mana lebih marah, Pak SBY ketika Moeldoko mau mengambil Partai Demokrat atau ketika Anies Baswedan berkhianat?
Kadar kemarahannya sama, karena pada saat Moeldoko mencoba mengambil alih kita.
Itu suatu hal yang prinsip juga. Partai Demokrat yang kita dirikan kita bina ternyata ada orang lain yang mau ambil alih.
Apalagi orang itu yang pernah dibesarkan oleh Pak SBY.
Tentu rasa kecewa itu besar sekali.
Sekarang Anies Baswedan tidak menepati komitmennya tentu kami juga kecewa karena itu menyangkut masalah pilpres dan menyangkut masa depan bangsa di mana Demokrat akan memberikan kontribusi signifikan. Jadi kami kehilangan opportunity kepada bangsa negara. (tribun network/reynas abdila)
Baca juga: Ridwan Kamil, Suara di Jabar dan Ganjar Pranowo, Simak Analisis Politikus dan Pengamat Berikut
Baca juga: Teka-teki Peluang Ridwan Kamil Jadi Pendamping Ganjar Pranowo Menurut Megawati, Basarah Cerita
Saksi Kata, Anggota HMI Dikeroyok di UIN STS Jambi hingga Kepala Bocor |
![]() |
---|
Saksi Kata: Sesepuh Kenali Asam Atas Kota Jambi Siap Mati, Heran Zona Merah Pertamina |
![]() |
---|
SAKSI KATA Pasien Somasi RSUD Kota Jambi, Pengacara: Anak 4 Tahun Meninggal |
![]() |
---|
Juliana Wanita SAD Jambi Pertama yang Kuliah, Menyalakan Harapan dari Dalam Rimba |
![]() |
---|
SAKSI KATA: Pengakuan Rosdewi Ojol Jambi yang Akunnya Di-suspend karena Ribut vs Pelanggan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.