Dari Santri untuk Pondok Pesantren, Kisah Inspiratif dr Mohammad Afifi hingga Terima SIA dari Astra
dr Mohammad Afifi Romadhani menceritakan kisah inspiratifnya dalam mendorong lingkungan pesantren yang sehat dengan membentuk Gerakan Pesantren Sehat
Penulis: Mareza Sutan AJ | Editor: Mareza Sutan AJ
Pada sela-sela kesibukannya bertugas sebagai dokter, Mohammad Afifi Romadhani menceritakan kisah inspiratifnya dalam mendorong lingkungan pesantren yang bersih dan sehat. Dia menjadi satu di antara penerima Satu Indonesia Award dari Astra pada 2019 lalu. Tribunjambi.com berkesempatan melakukan wawancara singkat dengan Founder Gerakan Pesantren Sehat (GPS) ini. Bagaimana kisahnya?
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Bagi Afif - demikian sapaan akrab dr Mohammad Afifi Romadhani - menjadi dokter adalah panggilan jiwa. Maka, dia tak ingin hanya memenuhi tugasnya. Lebih dari itu, Afif ingin memberi dampak baik lebih luas.
Berangkat dari pengalaman hidupnya yang juga pernah menjadi seorang santri di Pondok Pesantren Raudhatul Ulum, Indralaya, Sumatra Selatan, Afif membuat gerakan. Dia belum satu tahun lulus dan menerima gelar dokter dari Universitas Jambi, kala itu. Tahun 2017 lalu, dia mengajak orang-orang di sekitarnya untuk membentuk gerakan berkebaikan yang mereka beri nama Gerakan Pesantren Sehat (GPS).
"Sebagai dokter, saya merasa terpanggil mengajak teman-teman di sekitar saya untuk melakukan kegiatan kerelawanan melalui GPS, untuk meningkatkan taraf kesehatan di lingkungan santri," katanya, ketika Tribunjambi.com hubungi pada Jumat, 1 September 2023 lalu.
Afif menceritakan secara singkat terbentuknya GPS pada 2017. Awalnya, mereka hanya membentuk komunitas untuk terhadap isu kesehatan, terutama yang ada di lingkungan pondok pesantren dan santri. Komunitas itu diisi anak-anak muda dari berbagai kalangan, meski sebagian besar berlatar belakang kesehatan.
Awal kegiatan tidaklah mudah. Ada beberapa tantangan yang harus mereka hadapi untuk mendorong pemahaman serta kegiatan untuk menerapkan semangat hidup sehat yang mereka usung. Afif, yang merupakan founder GPS, menghendel komunitas itu di sela-sela profesinya sebagai dokter di sebuah Puskesmas di Sungai Bahar.
"Setelah lulus pendidikan, saya sempat bertugas sebagai dokter umum di Puskesmas Sungai Bahar, Muaro Jambi, sebagai tanaga kesehatan Nusantara Sehat Kementerian Kesehatan RI," ujarnya.
Tentu Afif tidak sendiri. Dia dibantu teman-temannya untuk melakukan berbagai kegiatan untuk para santri yang, tidak hanya tersebar di Provinsi Jambi, melainkan hingga di Pulau Jawa. Kerja sama dalam komunitas ini yang akhirnya membuat mereka terus dapat menebar kebaikan.
Ada beberapa pondok pesantren yang menjadi binaan GPS dan mereka datangi. Lingkupnya masih di sekitar Kota Jambi dan Kabupaten Muaro Jambi, namun banyak kegiatan yang mereka langsungkan di sana. Di antara Ponpes itu, ada Ponpes Ainul Yaqien, Daarul huffaz, dan Nurul Iman yang berlokasi di Kota Jambi. Adapun di Kabupten Muaro Jambi, ada Ponpes Serambi Makkah Sungai Bahar serta Ponpes Daarut Tauhid di Kumpeh. Selain itu, ada juga ponpes-ponpes yang pernah menjadi binaan GPS.
Meski lingkup pondok pesantren yang mereka datangi terbatas, sekali lagi, ada beragam kegiatan yang mereka langsungkan di sana. Kegiatan itu tidak terpaku pada kesehatan - meski kesehatan menjadi poin utamanya - sehingga terasa luwes bagi para santri. Gerakan Pesantren Sehat juga melakukan pembinaan pembelajaran materi kesehatan yang sebeumnya sudah disusun oleh tim kurikulum. Namun, ada hal yang membuat aktivitas itu menjadi unik.
"Uniknya, sebelum memulai dan mengakhiri sesi pemberian materi, para santri akan diminta untuk mengisi beberapa soal pretest dan postest sebagai dasar evaluasi keberhasilan pemahaman materi pada santri," jelas Afifi.
Selain itu, GPS juga rutin mengadakan berbagai lomba untuk meningkatkan peran para santri dalam kehidupan sosial kesehatannya. Contohnya, Pekan Olahraga Santri (POS) dan Festival Santri yang merupakan sebuah ajang pemilihan Duta Santri Sehat di tingkat Provinsi Jambi. Ada juga kegiatan yang mereka langsungkan di luar lingkungan pesantren, karena GPS turut aktif mengajak masyarakat meningkatkan kualitas kesehatannya. Di antaranya, Khitanan Massal (Khitmas) Santri dan Anak Dhuafa gratis yang mereka lakukan bekerja sama dengan sejumlah pihak.
Konsisntensi mereka dalam memberi inspirasi kesehatan akhirnya mendorong organisasi ini untuk lebih serius menerapkan nilai-nilai positif mereka. Maka, kata dr Afif, "komunitas ini terus berkembang hingga akhirnya di tahun 2020 berkomitmen untuk menjadi sebuah yayasan sosial nonprofit," menjadi GPS Foundation.
Menebar Semangat Hidup Sehat

Afif bilang, Gerapkan Pesantren Sehat memiliki tagline 'Menebar Semangat Hidup Sehat' yang mengajak masyarakat, terutama para santri untuk lebih perhatian pada kesehatan mereka.
"Dimulai sejak 2017, komunitas ini alhamdulillah konsisten melakukan berbagai kegiatan untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan para santri untuk lebih aware dengan kesehatan mereka," jelasnya.
Upaya untuk menebar semangat hidup sehat ini pun tetap mereka lakukan, bahkan selama masa pandemi. GPS Foundation terus aktif melakukan aksi, baik secara daring maupun luring. Kegiatan itu bahkan berdampak pada santri-santri yang berada di Pulau Jawa. Contohnya, pembinaan kepada para santri di beberapa pondok pesantren di Provinsi Jawa timur dan Jawa tengah, yang bekerja sama dengan tim dari ASTRA dan SIA. Dalam kegiatan tersebut, GPS dan Astra juga sempat membagikan berbagai kebutuhan logistik untuk para santri dan pondok pesantren selama masa pandemi, kurban kambing, dan pemilihan duta santri sehat nasional.
Ada pun di wilayah Kota Jambi, para relawan aktif bergerak mengajak para tokoh ponpes dan semua masyarakat yang tergabung di dalamnya untuk mendukung gerakan social distancing dan CTPS. Selain itu, penggunaan masker dan pengurangan masa kunjungan wali dan keluarga ke pondok pesantren juga mereka lakukan.
Terima Apresiasi SIA

Lulusan FKIK Universitas Jambi ini menerima apresiasi 10th SATU Indonesia Awards dari Astra pada 2019 lalu. Founder Gerakan Pesantren Seat ini menerima penghargaan tingkat nasional di bidang kesehatan sebagai Penebar Pesan Kebesihan ke Pesantren. Dia menjadi satu di antara enam pemuda yang menerima apresiasi tersebut, dari total 8654 komunitas dan aksi sosial dari 6 kategori bidang: kesehatan, pendidikan, lingkungan, teknologi, wirausaha, dan kelompok.
Selain itu, di level Provinsi Jambi, dr Mohammad Afifi jug pernah terpiih mewakili GPS Jambi sebagai terbaik 1 pemuda pelopor Provinsi Jambi hingga menjadi perwakilan nasional dan meraih 5 besar bidang pendidikan dari Kementerian Pemuda dan Olahraga. GPS Jambi - sekarang GPS Foundation - juga pernah dimuat di Majalah ASEAN sebagai salah satu akai baik selama masa pandemi yang dilakuan pemuda sebagai perwakilan Indonesia.
Meski kini tak lagi berdomisili di Jambi - dr Afif sekarang bertugas di RSUD H M Rabain, Muara Enim, Sumatra Selatan - dia tetap berkoordinasi dengan GPS Foundation yang dinahkodai Ners Mutiana Efendi. Afif hingga kini mendapat amanah sebagai pembina.
Dia berharap, apa yang telah mereka lakukan dapat menjadi inspirasi dan pemicu semangat pemuda lainnya di berbagai daerah di Indonesia untuk dapat melakukan hal positif serupa. Hal itu mengingat keberadaan santri - dan ponpes khususnya - juga tersebar semua daerah.
"Lebih dari itu, kami juga berharap agar apa yang kami lakukan ini dapat menjadi manfaat dan investasi jangka panjang, untuk generasi selanjutnya yang lebih aware terhadap isu sosial, khususnya di bidang kesehatan," tutup Afif.
Informasi kegiatan GPS Foundation terkini lainnya dapat Anda lihat di Instagram @gps.foundation.
Sekarang Anda dapat menyimak update berita lainnya di tribunjambi.com dengan mengakses Google News
4000 Siswa Keracunan Makan Bergizi Gratis, Istana Minta Maaf |
![]() |
---|
Viral Video Wanita Nyaris Diinjak Gajah di Wisata Tangkahan Langkat |
![]() |
---|
BTS Sinetron Cinta Sedalam Rindu SCTV, Caesar Hito Berikan Spoiler Karakter Baru |
![]() |
---|
Tingkatkan Daya Saing UMKM, Tim Dosen Universitas Jambi Gelar Penyuluhan Legalitas di Desa Teluk |
![]() |
---|
KDRT Berujung Maut: Suami Tega Bakar Istri dan Aniaya Mertua di Cakung |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.