WAWANCARA EKSKLUSIF

TB Hasanuddin: Beli Pesawat Jangan Hanya karena Selera Pemimpin

TB Hasanuddin mengatakan pihaknya bersama jajaran di Komisi I DPR tak mendapat laporan dan pembahasan dari Kemenhan RI soal pembelian pesawat bekas

Editor: Duanto AS
TRIBUNNEWS.COM
Anggota Komisi I DPR RI TB Hasanuddin saat wawancara khusus bersama Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra, di kantor Tribun Network, Palmerah, Jakarta, Kamis (17/8). 

TRIBUNJAMBI.COM - Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan (PDIP), Mayjen TNI (Purn) TB Hasanuddin, terus menyoroti soal pembelian pesawat bekas Mirage 2000-5 dari Qatar senilai Rp12 triliun oleh Kementerian Pertahanan (Kemenhan) RI.

TB Hasanuddin mengatakan pihaknya bersama jajaran di Komisi I DPR tak mendapat laporan dan pembahasan dari Kemenhan RI soal pembelian pesawat bekas tersebut.

Apalagi, pesawat jet asal Qatar itu tak dimasukan dalam rencana pembelian serta di bahas bersama dengan Komisi I DPR.

Dia bahkan mengetahui soal pembelian pesawat bekas dari media massa. Hal itu disampaikan TB Hasanuddin saat sesi wawancara khusus dengan Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra di Studio Tribunnews, Palmerah, Jakarta, Kamis (17/8).

"Mari kita lihat, pembelian di Qatar itu sampai sekarang ini belum pernah dibahas di komisi I.

Jadi tidak pernah dipaparkan bahwa kami akan membeli nih 10 atau 11 unit dari Mirage 2000-5 dari Qatar atau bekas untuk dibeli ke Indonesia," kata TB Hasanuddin.

Lelaki yang akrab disapa Kang TB ini juga menyoroti soal lifetime atau masa hidup pesawat Mirage 2000-5 dari

Berikut petikan wawancara dengan TB Hasanuddin dengan Direktur Pemberitaan Tribun Network, Febby Mahendra Putra, terkait pembelian pesawat bekas Mirage 2000-5 dari Qatar senilai Rp 12 triliun dan alusista pertahanan RI menghadapi ancaman perang.

Pak TB, ada yang berpendapat ketika terjadi perang, pesawat kita ini nggak ada satu pun yang siap untuk bertempur karena macam-macam sebab?

Kalau itu yang namanya perang teknologi mungkin, iya.

Perang teknologi itu ada perang terutama yang menggunakan alat perlengkapan yang memang tidak bisa dibuat dalam waktu segera, misalnya pesawat udara, pesawat tempur, kapal perang tetapi perang itu bukan hanya di udara dan di laut kita kan juga bisa bertempur di darat dan sebaliknya sesuai dengan doktrinnya itu yang kita miliki.

Tapi kalau mau bicara pesawat, mohon maaf bukan pesawat, tetapi kalau tentara kita lemah, tidak juga.

Kita ini ranking kelima belas di dunia. Kemudian kalau di wilayah Asia Tenggara ya pertama lah, nomor satu.

Kalau di Asia mungkin kita nomor tiga atau nomor empat setelah India, Jepang dan Cina.

Kita masih cukup kuat.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved