Terduga Teroris Ditangkap di Bekasi
Polda Metro Jaya Sebut 3 Anggota Polisi Ditangkap Tak Tersangkut Kasus Teroris, Tapi Senpi Ilegal
Polda Metro Jaya mengklarifikasi terkait penangkapan tiga anggota polisi yang disebut terlibat dengan terorisme.
TRIBUNJAMBI.COM - Polda Metro Jaya mengklarifikasi terkait penangkapan tiga anggota polisi yang disebut terlibat dengan terorisme.
Sebelumnya satu orang warga Bekasi yang merupakan karyawan BUMN diamankan Densus 88 Antiteror Polri.
Pria tersebut diamankan karena terlibat menjadi teroris dengan melakukan propaganda di media sosial dan menjadi pendukung ISIS.
Saat diamankan, Densus 88 turut mengamankan puluhan senjata api yang akan digunakan pelaku.
Namun dibalik itu, DE disebut memiliki tiga anak buah dari kepolisian.
Bahkan ketiga anggota polisi tersebut dikabarkan telah ditangkap.
Terkait penangkapan ketiga anggota polisi itu dibenarkan Polda Metro Jaya.
Namun Polda Metro Jaya membantah bahwa penangkapan itu berkaitan dengan aksi terorisme di Bekasi, Jawa Barat.
Penangkapan tersebut tidak berkaitan dengan aksi terorisme yang melibatkan karyawan PT KAI berinisial DE (28).
Baca juga: PPATK Blokir Mutasi Rekening Milik Tersangka Teroris di Bekasi: Jumlah Capai Miliaran Rupiah
Baca juga: Takut Foto Mesra Disebar, Eko Cekik Selingkuhan Hingga Meregang Nyawa Lalu Dibuang ke Kebun Karet
Baca juga: Daftar Kejahatan KKB Papua Jelang HUT RI ke-78, Mulai Bunuh Warga Hingga Tembak Tim Paskibraka
"Kami tegaskan anggota Polri tidak ada hubungan dengan jaringan teror. Ini informasi tidak benar," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi dalam konferensi pers, Jumat (18/8/2023).
Hengki meluruskan informasi yang beredar itu salah.
Dia menegaskan bahwa tidak ada penangkapan anggota Polri yang terkait kasus terorisme.
"Jadi sekali lagi informasi yang beredar perlu kami luruskan. Operasi kami tetap berlanjut masih banyak senjata belum kami sita. Kami kolaborasi dengan Densus bersama termasuk Puspom TNI menjaga Indonesia," ucapnya.
Sebelumnya dikabarkan bahwa ketiga anggota polisi itu ditangkap berkaitan kasus terorisme.
Ketiganya yakni Anggota Krimum Polda Metro Jaya, Reynaldi Prakoso, Renmin Samapta Polresta Cirebon Kabupaten Bripka Syarif Mukhsin, dan Kanit Reskrim Polres Polsek Bekasi Utara Iptu Muhamad Yudi Saputra.
Namun, Hengki menegaskan jika penangkapan terhadap ketiganya itu yakni terkait dengan kasus senjata api ilegal.
Ketiganya menjual senjata api ilegal, dan dibeli oleh tersangka teroris.
Sebab ketiga personel dengan para teroris tidak saling kenal.
"Motif sementara tidak ada hubungan dengan terorisme, tidak masuk jaringan. Kemudian niat teror juga tidak ada karena tidak saling kenal, cuma online," kata dia.
Baca juga: 3 Anggota Polisi Diduga Jadi Anak Buah Karyawan BUMN yang Jadi Teroris di Bekasi, Ini Kata Polri
Sebelumnya, beredar informasi jika tiga anggota Polri dikabarkan ditangkap lantaran diduga terlibat dalam kasus penangkapan DE (28), karyawan KAI pendukung ISIS.
DE sendiri ditangkap Densus 88 Antiteror Polri di Bekasi, Jawa Barat.
Dari tangan DE polisi mengamankan 16 pucuk senjata api baik laras panjang maupun pendek.
Serbu Mako Brimob Kelapa Dua
Pengamat teroris Islah Bahrawi mengungkapkan, tersangka teroris yang ditangkan Densus 88 Anti-Teror, DE alias Dananjaya Erbening alias Danan sangat serius ingin menyerbu Mako Brimob Kelapa Dua Depok.
Sebelum menjalankan aksinya, Danan berlatih menembak di Gunung Geulis.
Latihan menembah dilakukan dua bulan sekali, dan sekali latihan bisa selama enam jam.
Dia menggunakan senjata laras pendek Baikal Makarov buatan Rusia.
"Pada tahun 2018 Dananjaya Erbening alias Danan alias Abu Nibras melihat kerusuhan di Mako Brimob melalui televisi.
Dia lalu terinsipirasi dan terbangun militansinya untuk melakukan aksi teror dengan mencari informasi jual beli senjata api.
Sejak itu Danan mulai menekuni bongkar-pasang dan jual-beli senjata api," tulis Islah Bahrawi di akun Twitternya.
Baca juga: Wanita di Sumsel Ditemukan Membusuk di Kebun Karet Setelah 15 Hari Hilang: Korban Hubungan Asmara
Aktifis muda Nahdlatul Ulama asal Madura itu ikut dalam pemeriksaan tersangka DE yang dilakukan Densus 88.
Menurut Islah, setelah memiliki beberapa senjata api, Danan melakukan latihan menembak di Gunung Geulis 2 bulan sekali, setiap kali latihan menghabiskan waktu enam jam dengan menggunakan senjata jenis Baikal Makarov.
Tujuannya untuk melakukan penyerbuan ke Mako Brimob Kelapa Dua sesuai apa yang pernah ditonton di televisi tentang kerusuhan di lokasi yang sama 5 tahun lalu itu.
Pria yang juga punya nama alias Abu Nibras itu juga terinspirasi film propaganda ISIS tentang pertempuran Ghuwairan (pembebasan Napiter di Suriah).
Dia berhasrat untuk membebaskan Napiter yang ditahan di Mako Brimob dengan menggunakan senjata api laras panjang dan pendek.
Dalam rencananya, dia akan merebut senjata di gudang Brimob untuk dibagikan kepada Napiter dan berperang melawan polisi secara bersama-sama.
Sesuai pengakuannya, kata Islah, Danan mulai menekuni ajaran ideologi Wahabi-Salafi sejak menjadi siswa di SMK 7 Bale Endah, Bandung.
Dia rajin mengunjungi kajian ustadz William Maksum pada kisaran tahun 2010 di masjid Al-Hidayah, Komplek Bumi Sari Indah, Bandung.
Sejak itu dia meyakini bahwa Indonesia adalah Toghut, karena tidak menggunakan Syari'ah Islam sebagai hukum negara.
William Maksum telah ditangkap oleh Densus 88 pada tahun 2013 terkait jaringan Abu Roban (kelompok Cipacing).
Ketika itu Densus 88 melakukan penggerebekan di rumah Anda Suhanda sampai akhirnya terjadi baku tembak. Tiga teroris tewas, sementara satu orang lainnya ditangkap hidup-hidup.
William Maksum bebas tahun lalu dan telah menyatakan sumpah setia terhadap Pancasila dan NKRI.
Dari hasil interogasi yang dilakukan, Danan hingga hari ini masih meyakini ajaran agama yang telah dia dapat sejak 13 tahun lalu itu.
Menurutnya, dunia Islam hari ini sudah penuh dengan Bid'ah, sementara praktik kehidupan Islam di Indonesia sudah bercampur baur dengan kebiasaan-kebiasaan orang Kafir.
"Danan menganggap Yasinan di malam Jum'at adalah Bid'ah dan merupakan warisan kaum jahiliyah.
Pernyataan Danan lainnya adalah pengharaman terhadap acara peringatan Maulid Nabi.
Memainkan atau mendengarkan musik serta berdoa di atas kuburan adalah perbuatan yang juga haram karena telah menjurus kepada duplikasi budaya orang Yahudi dan kaum Kafir lainnya," ungkap Islah Bahrawi.
Untuk mendobrak semua kemungkaran perilaku umat Islam di Indonesia tersebut, Danan lalu memutuskan untuk melakukan jihad.
Menurutnya, salah satu tindakan Jihad adalah membunuh orang kufur sebanyak-banyaknya sebelum dia sendiri "mati Syahid" dan masuk surga untuk bertemu 72 bidadari.
Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News
Baca juga: Ferry Irawan Sumringah karena Bebas dari Penjara saat 17 Agustus: Merdeka!
Baca juga: Pamit Undur Diri, Bachyuni Deliansyah Beri Sinyal Maju di Pilbup Muaro Jambi 2024
Baca juga: Selama 7 Bulan Emak Gila Raih Keuntungan hingga Ratusan Juta, Kerjanya Promosikan Judi Online
Baca juga: Inter Milan Memasukkan Bek Tottenham Japhet Tanganga dalam Daftar Target Mereka
Artikel ini diolah dari Tribunnews.com
Polda Metro Jaya
polisi
Polri
Densus 88
terorisme
teroris
Bekasi
Jawa Barat
senjata api
ilegal
Tribunjambi.com
PPATK Blokir Mutasi Rekening Milik Tersangka Teroris di Bekasi: Jumlah Capai Miliaran Rupiah |
![]() |
---|
3 Anggota Polisi Diduga Jadi Anak Buah Karyawan BUMN yang Jadi Teroris di Bekasi, Ini Kata Polri |
![]() |
---|
Sempat Latihan, Target Pegawai PT KAI yang Ditangkap Densus 88 Serang Mako Brimob dan Markas TNI |
![]() |
---|
Oknum Pegawai PT KAI Sudah Lama jadi Pengikut ISIS, Aktif Propaganda Jihad Lewat Media Sosial |
![]() |
---|
Jarang Interaksi Tapi Suka Ikut Rapat RT, Kamuflase Pegawai BUMN Terduga Teroris di Bekasi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.