Marak Jasa Perjokian Skripsi di Jambi, dari Semester 3 Sudah Ditawari

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Marak perjokian pembuatan skripsi di dunia perkuliahan, bagi sebagian mahasiswa itu sudah menjadi hal biasa seperti budaya. 

Sebut saja Bunga, satu dari mahasiswa di salah satu perguruan tinggi di Jambi. Terkait perjokian dalam pembuatan bahan skripsi bukan hal baru di kalangan mahasiswa. 

"Mungkin sangking biasanya hal tersebut hampir seperti budaya, bagi mereka yang memiliki uang lebih atau nggak mau ribet jasa joki masih cukup mudah ditemukan," ujarnya, Jumat (23/6/2023). 

Lanjutnya, meski saat ini dirinya masih berada di semester tiga isu joki sudah wira wiri di kalangan mereka. Mulai dari yang menyediakan jasa secara terang terangan maupun secara sembunyi sembuyi. 

"Kalau kami yang masih semester Tiga ini biasanya soal tugas kuliah yang ditawari, atau memang dari kami yang mencari jasa mereka kalo males buat tugas, " tuturnya sembari tertawa. 

Sebagai mahasiswa sendiri, mereka menilai perjokian tersebut tergantung dari mahasiswa atau konsumennya sendiri. Kalau mereka tidak ingin ribet, dan ingin instan mungkin melalui joki menjadi solusi. 

Tetapi dengan menggunakan joki tidak semua bisa berjalan mulus, misal ketika presentasi atau seminar dan diuji di hadapan para penguji. Tidak sedikit dari mereka yang banyak bengong meski secara skripsi mereka sudah bagus.

"Gampangnya, dosen penguji itu sudah tau mana skripsi buatan sendiri atau bukan, " tuturnya. 

Dalam pembuatan jasa joki skripsi sendiri beragam pula infonya, ada yang melayani jasa dari awal ada juga yang pada BAB tertentu saja. Atau ada juga yang sudah mentok karena kerap sekali revisi saat bimbingan. 

"Kalau saya pribadi sih, selagi otak mampu saya akan usaha sendiri. Tapi kalo nanti kedepan mentok bisa jadi juga menggunakan joki juga," tandasnya.

Baca juga: Dosen Univesitas Nurdin Hamzah Jambi Ini Sebut Penggunaan Jasa Joki Merusak Integritas Mahasiswa

Baca juga: Akademisi UNH Jambi Klaim Mahasiswa yang Gunakan Jasa Joki Mengalami Krisis Berpikir

Baca juga: Soal Pencegahan Praktik Joki, Akademisi UNH Jambi: Kembali Pada Diri Mahasiswa Itu Sendiri