LIPUTAN KHUSUS

Perasaan Aryo Dkk Deg-degan Melewati Pohon Bolong saat Pendakian Gunung Kerinci, Ternyata

Memang, selain memiliki pesona pemandangan indah, Gunung Kerinci juga memiliki kearifan lokal. Cerita-cerita yang bertujuan manusia tetap menghormati

Penulis: Herupitra | Editor: Duanto AS
TRIBUN JAMBI/ARYO TONDANG
PENDAKIAN - Dua pendaki Tribun Jambi saat menapak Gunung Kerinci, Provinsi Jambi. Bersama enam pendaki lain, mereka sampai di "Atap Sumatra" yang berketinggian 3.805 meter di atas permukaan laut (Mdpl). 

Perlu diketahui, Tugu Yudha merupakan penanda area cadas yang datar dan cukup luas.

Dari Tugu Yudha menuju puncak, tanjakan curam ada di depan mata.

Ini merupakan tanjakan berbatu terakhir yang harus dilalui sebelum sampai ke puncak Gunung Kerinci.

"Kami harus saling menopang di sini, tenaga terkuras. Tapi untungnya semangat mencapai puncak tetap ada," kata Aryo.

"Teman sempat keram kaki. Dia sudah keram sejak tiga jam perjalanan, dari total tiga hari dua malam perjalanan," lanjutnya sambil tertawa.

Setelah sampai di puncak Gunung Kerinci, semua kelelahan yang dirasakan langsung hilang. Dari puncak Atap Sumatra itu, terlihat pemandangan Kota Padang, Bengkulu, Jambi, Danau Gunung Tujuh dan Samudra Hindia serta kawah Gunung Kerinci itu sendiri. Sungguh pemandangan yang tidak terlupakan.

Pohon Bolong

Cerita pohon bolong di jalur pendakian Gunung Kerinci, tidak asing di kalangan pendaki.

Sebagian besar pendaki pasti pernah melihat keberadaan pohon itu.

Pohon bolong berdiameter besar itu berada di sisi kanan jalur pendakian, tepatnya di antara jalur pos 3 menuju shelter I.

Jalur yang dilewati dari Pintu Rimba hingga shelter I dan 2, merupakan jalur bervegetasi hutan lebat.

Pohon berlubang di pangkal, namun masih tegak berdiri. Lubangnya hitam, tapi tidak sampai tembus.

Sekilas mendengar namanya, pohon bolong memang terdengar menyeramkan.

Pohon itu juga menyimpan cerita tak asing bagi pendaki.

Sebelum pendakian, pendaki Tribun jambi juga sempat diingatkan seorang teman yang pernah melakukan pendakian.

Ia mengatakan jika melewati depan pohon bolong, harus minta izin jangan melakukan hal-hal yang aneh dan buang air di sekitar lokasi pohon tersebut.

"Nanti kalau ketemu pohon besar bolong jalan terus ya, jangan macam-macam," kata Sandi.

Dayat, pendaki, juga diingatkan temannya tentang keberadaan pohon bolong di jalur pendakian Gunung Kerinci.

Memang, selain memiliki pesona pemandangan indah, Gunung Kerinci juga memiliki kearifan lokal.

Cerita-cerita yang bertujuan manusia tetap menghormati alam, tidak merusaknya.

"Intinya sih, paling tidak kalau masuk ke suatu tempat itu kita mesti sowan dulu. Ibaratnya seperti rumah, kalau kita nyelonong, pasti yang punya rumah marah," kata dia.

Penting bagi seorang pendaki, kata Dayat, supaya mematuhi aturan yang dibuat pihak pengelola.

Untuk pendakian Gunung Kerinci, peraturan dibuat Balai Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS).

"Pasti itu ada aturan-aturan ya kan. Aturan itu kan untuk kebaikan, jadi yang harus laksanakan, misalnya membawa turun kembali sampah kita," ujarnya.

Selain itu, saat naik gunung harus mempersiapkan peralatan memadai sesuai standar. \

Itu sangat penting untuk meminimalisasi kejadian yang tak terduga yang bisa saja dialami saat pendakian.

"Mendaki itu kan pasti ada risiko, jadi, ya, kita harus menyiapkan alat dan logistik yang memadai," katanya.

Kepakan Sayap Rangkong

Ada banyak hal menarik selama pendakian Gunung Kerinci yang tidak ditemukan di gunung lain.

Selain pemandangan alam eksotis, Gunung Kerinci juga memiliki flora dan fauna langka.

Satu di antaranya suara langka Burung Rangkong atau Enggang.

Di Gunung Kerinci, Enggang memiliki ukuran cukup besar dari sejenisnya.

Sehingga kepakan suara burung tersebut terdengar jelas. Apalagi juga memiliki suara khas.

"Saat pendakian, saya tertarik dengan suara kepakan Burung Rangkong," ujar Sandi salah seorang pendaki.

Burung Rangkong bisa ditemui disekitar pos 3. Burung ini biasa hinggap di pohon-pohon kayu.

"Biasanya bisa ditemui sekitar pukul 15.00 WIB, sore. Dan waktu waktu tertentu burung rangkong sering hinggap di pohon," jelasnya. (pit/car).

Baca juga: Bacaleg Perempuan di Jambi Pilih Barisan Ganjar Pranowo, Astina Sempat Terdaftar di Dua Partai

Baca juga: Cara Mba Sri dan Neng Tuminah Jualan Bakso di Kota Makkah saat Musim Haji

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved