Pemilik Akun TikTok Dilaporkan

Efek Domino Pemkot Jambi vs Siswi SMP ke Syarif Fasha, Pengamat: Kehilangan Kepercayaan

Kasus siswi SMP vs Pemkot Jambi memiliki efek domino ke Syarif Fasha, Wali Kota Jmabi. Pengamat sebut soal kehilangan kepercayaan.

Penulis: Danang Noprianto | Editor: Suci Rahayu PK
Ist/ Kolase Tribun Jambi
Seorang siswi SMP di Jambi diduga mendapat intimidasi dari Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Provinsi Jambi. 

TRIBUNJAMBI.COM - Sepekan terakhir kasus siswi SMP berinisial SFA vs Pemkot Jambi sempat menghebohkan sosial media.

Kasus ini mencuat berawal dari kritik siswi SMP terhadap Wali Kota Jambi Syarif Fasha di media sosial TikTok.

Aksinya di TikTok itu membuat siswi SMP dilaporkan ke polisi oleh Pemkot Jambi terkait UU ITE.

F (wajah blur) Siswi SMP di Kota Jambi yang melakukan kritik pedas saat diwawancarai di rumahnya, Senin (5/6/2023).
F (wajah blur) Siswi SMP di Kota Jambi yang melakukan kritik pedas saat diwawancarai di rumahnya, Senin (5/6/2023). (tribunjambi/abdullah usman)

Namun akhirnya kasus ini berakhir damai usai kedua belah pihak dipertemukan dalam proses mediasi di Polda Jambi.

Meski sudah berdamai, agaknya kasus ini memiliki efek domino pada Wali Kota Jambi Syarif Fasha.

Pengamat Politik Universitas Jambi, Dr Dori Efendi menjelaskan penilaian masyarakat hari ini akan berubah ketika Wali Kota Jambi dikritik dan justru melaporkan pengkritiknya.

"Dalam budaya politik kita mengenal yang namanya trust (kepercayaan) yang merupakan modal politik, artinya modal politik Fasha itu bisa dikatakan berkurang," jelasnya, Sabtu (10/6/2023).

Menurutnya dengan adanya kasus ini trust (Kepercayaan) masyarakat terhadap walikota hilang.

Karena masyarakat menganggap Syarif Fasha adalah seorang sipil yang bisa menjadi keterwakilan masyarakat, tapi ternyata tidak, karena dalam perilaku kepemimpinannya Syarif Fasha tidak mengutamakan supremasi sipilnya.

Tapi justru mengutamakan bagaiaman Syarif Fasha menjaga kekuasaan, menjaga politknya untuk membungkam rakyat.

"Hari ini sebagai pemimpin harusnya eksplorasi, jelaskan kepada masyarakat, jelaskan kepada rakyat apa persoalan duduk perkara sehingga menjadi kritikan seperti ini," ujarnya.

Menurut Dori kritikan seperti ini adalah kritikan yang membangun, artinya ada rakyat yang mampu bersuara meskpun dikategorikan masih anak di bawah umur, namun sudah sangat cerdas menggunakan teknologi untuk membuat saluran kritikan.

Baca juga: Setelah Hotman, Martin Lukas Simanjuntak Siap Bantu Siswi SMP yang Berseteru dengan Pemkot Jambi

Baca juga: Aibnya Dibongkar Inara Rusli di Sosmed, Virgoun: Aku Dipermalukan se-Indonesia

"Artinya modal sosialnya dalam dunia politik ini dia sudah kehilangs trust, trust itu keyakinana atau kepercayaan," ucapnya.

Dengan demikian maka popularitas, trust dan juga elektabilitasnya kelak menurut Dori tentu tidak akan sama dengan yang sebelumnya.

Terutama hal ini akan berdampak karena ia maju sebagai Bakal Calon Legislatif (Bacaleg) DPR RI Dapil Jambi.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved