Cerita Mahasiswa Indonesia di Sudan, Markas Paramiliter Tidak Jauh dari Kampus

Satu di antara Mahasiswa International University Of African asal Warga Negara Indonesia (WNI) Provinsi Jambi, Muhammad Fadhil Hadziq (25) kini sudah

Penulis: A Musawira | Editor: Rian Aidilfi Afriandi
Ist
Muhammad Fadhil dan mahasiswa asal Jambi lainnya. Serah terima dari Kementrian Sosial RI ke perwakilan Provinsi Jambi. 

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Satu di antara Mahasiswa International University Of African asal Warga Negara Indonesia (WNI) Provinsi Jambi, Muhammad Fadhil Hadziq (25) kini sudah tiba di Tanah Air.

Fadhil menceritakan suasana mencekam perang di Sudan.

Perang tersebut antara dua faksi militer di Sudan untuk memperebutankan kekuasaan di negera Sudan.

Di antaranya tentara Sudan dengan pasukan paramiliter yang berujung perang saudara.

Hingga kini suasana panas terus berlanjut, dimulai pada Sabtu (15/4/2023) yang lalu.

Kata Fadhil suasana menjadi mencekam saat suara desingan tembakan dan ledakan sering terdengar dan korban jiwa pun berjatuhan.

“Kejadian awal pada Sabtu pekan lalu, pukul 09.00 waktu setempat, ada suara ledakan dari Paramiliter yang memberontak ke tentara Sudan,” katanya pada Sabtu (29/4/2023) melalui sambungan seluler.

Suasana perang senjata sudah dirasakan oleh Fadhil dan teman-teman satu kampus asal Jambi lainnya selama satu Minggu belakangan ini.

“Selama satu Minggu kita mendengar suara dentuman-dentuman senjata, baik rudal dan senjata lainnya karena kejadian konflik itu dekat dari universitas kita, yang mayoritas mahasiswa tinggal diareal universitas. Ada yang di asrama dan rumah sewaan masing-masing,” ujarnya.

Markas paramiliter itu juga kata dia berada di belakang kampus. Otomatis suara tembakan dan ledakan dari para militer dan tentara Sudan makin mencekam.

“Kalau mau keluar dari tempat penginapan kita harus punya mental dulu. Saya waktu awal kejadian berada di kampus yang hanya berjarak 100 meter,” tambahnya.

Pelajar asal Merangin, Jambi ini menyebut kondisi di Sudan semakin hari makin mencekam korban banyak berjatuhan.

“Kondisi terakhir saya meninggalkan Negara Sudan korban meninggal dunia sudah mencapai 400 orang mungkin saat ini sudah lebih dan korban luka-luka sudah capai 3.000 orang,”

“Diperkirakan hari demi hari akan bertambah dikarenakan pasokan makanan mulai menipis, 16 rumah sakit sudah kehabisan obat dan juga sebagian rumah sakit diserang dengan bom,” pungkasnya.

Caption: Muhammad Fadhil dan mahasiswa asal Jambi lainnya. Serah terima dari Kementrian Sosial RI ke perwakilan Provinsi Jambi.

Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News

Baca juga: Keluarga AKBP Buddy Alfrits Towoliu Bantah Bunuh Diri, Ruriga dengan Telepon Terakhir

Baca juga: Profil dan Biodata Destiawan Soewardjono, Dirut PT Waskita yang Jadi Tersangka Korupsi

Baca juga: Agen Sebut Kepindahan Victor Osimhen dari Napoli ke PSG Berita Palsu

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved