KKB Papua

Satgas Operasi Damai Cartenz dalami Video Pilot Susi Air: KKB Papua Propaganda Sudutkan TNI-Polri

TNI-Polri dalam video yang beredar berisikan rekaman pilot Susi Air, Philip Mark Marthens yang disandera KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya

Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
Ist/ Kolase Tribun Jambi
TNI-Polri dalam video yang beredar berisikan rekaman pilot Susi Air, Philip Mark Marthens yang disandera KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya sejak bulan Februari 2023 lalu. 

Kata Sebby, Kapten Philips secara langsung bicara bahwa dia baik-baik dan sehat.

"Namun, dia khawatir karena tentara dan polisi Indonesia sedang melakukan pemboman yang masif di Wilayah Ndugama."

"Tentu hal itu membahayakan dia dan semua orang yang berada di wilayah Ndugama, Papua," kata Sebby.

Lanjut Sebby Sabbom, dirinya telah mendapatkan informasi dari Panglima Komando Daerah Pertahanan III Ndugama Derakma, Brigadir General Egianus Kogoya yang menyatakan, Philip masih hidup dan sehat hingga saat ini.

Kembali beredar Video berdurasi 1 menit 38 detik tentang kondisi terbaru Kapten Philips Max Marten yang disandera Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Egianus Kogoya sejak Februari 2023 lalu.

Diketahui, Kapten Philips Max Marten merupakan pilot asal dari Selandia Baru yang telah disandera hampir 3 bulan.

Konidisi Terkini Kapten Philip Mark Mehrtens

Setelah tiga bulan disandera, pilot Susi Air Kapten Philip Mark Mehrtens mengaku dalam kondisi baik.

Video Kapten Philip kembali beredar Video berdurasi 1 menit 38 detik tentang kondisi terbaru dalam penyanderaan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya sejak Februari 2023.

Dalam video tersebut, Kapten Philips beberkan kondisi terkininya hingga, Senin (24/4/2023).

"Selamat siang, hari ini Senin tanggal 24 April tahun 2023 hampir 3 bulan dari waktu Organisasi Papua Merdeka (OPM) tangkap saya di Paro, saya masih hidup , saya makan baik, minum baik," kata Kapten Philips dalam Video tersebut.

Tak hanya itu, menurut Kapten Philips, dia masih dalam kondisi baik.

"Di sini, kita duduk bersama, jalan bersama, istirahat bersama. Tidak ada masalah," ujarnya.

Kata Kapten Philips, Indonesia semestinya tidak melepas BOM di daerah yang dilalui OPM saat menyanderanya.

"Indonesia lepas bom disini, itu bahaya. Tidak usah lepas bom, karena itu bahaya untuk saya, dan orang-orang disini," terangnya.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved