Dianggap Nodai Bulan Suci Ramadan, 2 Pengunjung Kafe di Sumbar Dipersekusi Hingga Dibuang ke Laut
Aksi persekusi terhadap dua wanita pengunjung kafe di Sumatera Barat karena dianggap menodai bulan suci Ramadan.
Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
TRIBUNJAMBI.COM - Aksi persekusi terhadap dua wanita pengunjung kafe di Sumatera Barat karena dianggap menodai bulan suci Ramadan.
Hal itu berdasarkan kesimpulan polisi yang melakukan pemeriksaan terhadap kejadian tersebut.
Keduanya wanita tersebut diarak, ditelanjangi, dan dibuang ke laut oleh warga.
Keduanya diperlakukan seperti itu karena dianggap menodai bulan suci Ramadan berada di cafe.
Persekusi ini terjadi di Cafe Natasya Live Music, Jalan Pantai Pasir Putih, Kampung Pasar Gompong, Kenagarian Kambang Barat, Kecamatan Lengayang, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat (Sumbar).
Peristiwa ini pun menarik perhatian masyarakat dikarenakan videonya viral saat kedua korban diseret ke bibir pantai dan dipaksa untuk dibuka pakaiannya.
Selain itu, juga terjadi pengrusakan terhadap bangunan cafe tempat lokasi kedua korban berkunjung dan tiba-tiba didatangi sekelompok masyarakat.
"Pemicunya karena dianggap cafe-cafe ini menodai bulan suci Ramadhan di Kecamatan Lengayang," kata Kapolres Pesisir Selatan AKBP Novianto Taryono, Jumat (14/4/2023).
Ia mengatakan peristiwa ini terjadi pada Sabtu tanggal 8 April 2023, sekitar pukul 23.30 WIB.
Baca juga: Briptu IH Bantah Edarkan Uang Palsu Tapi Temukan Dompet Berisi 420 Ribu, Warga Temukan 1.4 Juta Upal
"Ada beberapa cafe yang buka tetapi yang menyediakan karaoke hanya cafe tersebut," kata AKBP Novianto Taryono.
Bukan Pemandu Lagu
Dia menjelaskan dari hasil penyelidikan saat peristiwa itu terjadi, kedua korban bukan sedang bekerja sebagai pemandu karaoke di kafe tempat keduanya diamankan warga.
Korban saat itu datang untuk berkunjung ke kafe sebuah kafe bernama Natasya Live Musik dan sedang duduk-duduk sambil bercerita di meja belakang.
Ketika asyik bersantai tiba-tiba warga mendatangi kafe dan terjadilah aksi main hakim sendiri.
Saat itu, para pelaku langsung membawa kedua korban ke bibir pantai.
Pada saat terjadi kejadian ini ada salah satu pemuda yang mengambil video saat kedua korban sedang dalam kondisi telanjang.
"Warga ini menyeret dan membawa dua orang perempuan ini ke laut. Pertama kedua perempuan ini diminta untuk mandi ke laut, kemudian dilepas pakaiannya," ujar Novianto.
"Ini menjadi perhatian kita semua, kepedulian kita terhadap manusia. Kemudian setelah dimandikan ke laut, kedua perempuan itu dibawa kembali ke cafe tersebut," ulasnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan kedua korban berhasil diamankan oleh pihak Mapolsek Lengayang saat kejadian.
Saat itu korban dibawa kembali ke kafe dan diberikan garden pintu sebagai pengganti pakaian.
Novianto memastikan pihaknya akan terus mendalami kasus ini. "Kemudian, dengan kejadian ini, tentunya kami tidak tinggal diam," kata Novianto.
Korban Shock
Kondisi dua wanita di Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), Sumatera Barat (Sumbar) yang mendapatkan persekusi dari warga kini mengalami trauma berat.
Baca juga: Cewek Muda Ini Dulu Pemandu Lagu, Kini Jadi Tersangka Pelecehan Seksual Anak
Bahkan mereka kesulitan untuk tidur di malam hari.
Informasi itu Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Padang, Indira Suryani, di Kantor LBH Padang.
"Korban mengatakan dalam beberapa video pun kami temukan berbagai macam bentuk kekerasan seksual yang mereka rasakan dalam waktu rentang 10 sampai 15 menit," kata Indira Suryani dikutip dari Tribun Padang, Jumat (14/4/2023).
Ia mengatakan bahwa korban 2 perempuan ditelanjangi itu hanyalah pengunjung dan bukanlahlah pemandu karaoke.
Salah satu korban dijelaskan merupakan penyanyi organ tunggal.
"Saat itu memang mereka tidak ada di ruangan karaoke, mereka di luar," kata Indira Suryani, menjelaskan perkara ini Kantor LBH Padang.
Indira Suryani menjelaskan bahwa kedua korban hanya memakai baju biasa saja dan mereka hanya mengobrol satu sama lain di bagian belakang kafe.
"Jadi, kejadian ini berlangsung dalam waktu 10 sampai 15 menit yang sangat membekas pada ingatan korban," kata Indira Suryani.
"Kemarin kami sempat bertanya, apakah kamu bisa tidur. Ternyata dia tidak bisa tidur dalam beberapa hari ini," kata Indira Suryani.
Kata dia, hal yang membuat kedua korban tidak bisa tidur adalah karena trauma yang cukup mendalam atas peristiwa itu.
"Kemudian korban menginginkan untuk keadilan atas dirinya karena dia diperlakukan sangat tidak manusiawi dan barbar," ujarnya.
Baca berita terbaru Tribunjambi.com di Google News
Baca juga: Masyarakat Mengeluh Banyak Anak Muda Penguna Narkotika di Sungai Mengkuang, Ini kata Polisi
Baca juga: Briptu IH Bantah Edarkan Uang Palsu Tapi Temukan Dompet Berisi 420 Ribu, Warga Temukan 1.4 Juta Upal
Baca juga: DPD Partai Golkar Kota Jambi Buka Bersama Pengurus PK dan PL, Sekaligus Konsolidasi
Baca juga: Terima Paritrana Award, Pemkot Jambi Akan Dorong Pekerja Informal Jadi Peserta BPJS Ketenagakerjaan
Sebagian artikel ini telah diolah dari Tribunnews.com
bulan suci Ramadan
persekusi
pengunjung kafe
Sumatera Barat
polisi
pemandu karaoke
Pesisir Selatan
Lembaga Bantuan Hukum
LBH
Tribunjambi.com
Briptu IH Bantah Edarkan Uang Palsu Tapi Temukan Dompet Berisi 420 Ribu, Warga Temukan 1.4 Juta Upal |
![]() |
---|
Propam Polda Bengkulu Periksa Oknum Polisi Pengedar Uang Palsu, Kabid Humas: Masih Didalami |
![]() |
---|
Sinopsis Takdir Cinta Yang Kupilih 13 April 2023, Wanita dari Masa Lalu Jeffry |
![]() |
---|
Destinasi Wisata Tanjabtim, Kafe Tepi Laut Tawarkan Keindahan Tempat Cozy |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.