Kebakaran Kilang Minyak Tanda Ada Masalah di Pertamina? Komisi VI: Bagaimana Minimalisir Impor BBM?

Peristiwa kebakaran yang terjadi belakangan di kilang minyak Pertamina disebutkan sebagai tanda sedang ada masalah di tubuh Pertamina.

Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
Capture Kompas TV
Gambar udara pasca kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara. 

TRIBUNBJAMBI.COM - Peristiwa kebakaran yang terjadi belakangan di kilang minyak Pertamina disebutkan sebagai tanda sedang ada masalah di tubuh Pertamina.

Pernyataan tersebut disampaikan anggota Komisi VI DPR RI Amin Ak.

Dia menyampaikan hal tersebut menanggapi peristiwa kebakaran yang terjadi di Kota Dumai, Pekanbaru, Riau.

Amin mengatakan, berulangnya peristiwa kebakaran berbagai objek vital yang dikelola Pertamina menandakan ada masalah serius di tubuh Pertamina.

Amin pun mendesak Menteri BUMN, Erick Thohir agar mengevaluasi Direksi dan Komisaris Pertamina sebagai bentuk pertanggungjawaban publik.

Meledak dan terbakarnya berbagai obyek vital secara berturut-turut mulai dari kebakaran kilang Cilacap, kemudian kilang Balikpapan, kilang Balongan, depo Plumpang, dan kilang minyak Dumai.

Bahkan kebakaran juga terjadi pada kapal tanker pengangkut BBM.

"Mengapa manajemen Pertamina seperti tidak peduli dan tidak pernah mau belajar dari kecelakaan beruntun ini sehingga standar keamanan obyek vital begitu buruk. Atau sebetulnya ada masalah lain," kata Amin, dalam keterangannya, Minggu (2/4/2023).

Baca juga: Lagi-Lagi Kilang Pertamina Kebakaran, DPR RI: Perlu Audit Teknologi dan Sistem Keamanan

Baca juga: Daftar Barang Rafael Alun yang Disita KPK, Ada Sepeda Brompton dan Hingga Uang Tunai untuk Bayar THR

Beragam spekulasi terkait penyebab meledak dan terbakarnya berbagai fasilitas vital tersebut hingga saat ini tidak pernah dijawab tuntas oleh Pertamina.

Amin Ak khawatir persoalan ini bukan sekadar menyangkut sistem keamanan kilang minyak.

Kecelakaan bergilir semacam itu seakan terjadi secara sistemik, dan ini harus segera dijawab dan dipertanggungjawabkan oleh direksi dan komisaris Pertamina.

"Kilang minyak itu merupakan fasilitas vital dan strategis dan bersentuhan dengan hajat hidup orang banyak menjadi aneh karena secara bergiliran dan beruntun terus terbakar," ujarnya.

Yang jelas, bukan hanya kerugian yang diderita Pertamina akibat hal itu.

Namun juga semakin menjauhkan Pertamina dari upaya membangun kemandirian pengolahan minyak di dalam negeri.

"Kalau setiap tahun ada kilang terbakar, bahkan lebih dari sekali, bagaimana Pertamina mau melakukan lompatan besar dalam upaya meminimalisir impor BBM maupun produk turunan migas lainnya?" ujar Amin.

Lebih lanjut, dia menjelaskan, sudah semestinya kilang minyak itu memiliki protokol pengoperasian, pemeliharaan dan pengamanan yang ketat.

Baca juga: Kisah Detik-Detik Kilang Pertamina Meledak: Kami Pikir Gempa, Getarannya Cukup Kuat

Di antaranya dalam upaya pencegahan agar tidak terjadi lagi kebakaran, terlebih Pertamina mengklaim sudah sesuai standar internasional.

Seperti diketahui, kilang Dumai bukan hanya memproduksi berbagai jenis BBM, namun juga memproduksi avtur dan LPG.

"Konsumsi BBM, Avtur dan LPG saat Lebaran biasanya naik, Pertamina harus punya exit strategi guna mencegah kelangkaan pasokan BBM, tanpa merugikan masyarakat maupun membebani keuangan negara," tandasnya.

Perlu Audit Teknologi dan Sistem Keamanan

Audit terhadap teknologi dan sistem keamanan di kilang minyak Pertamina diperlukan dan diharuskan seger dilakukan.

Hal itu dikatakan anggota Komisi VI DPR RI Amin Ak lantaran kerap kali terjadi musibah kebakaran yang berkaitan dengan Pertamina.

Seperti yang terjadi belakangan, kebakarang Kilang Minyak Pertamina Pekabaru, di Kota Dumai, Riau pada Sabtu (1/4/2023)o.

Dia mengatakan bahwa perlu ada audit terhadap teknologi dan sistem keamanan kilang minyak Pertamina.

Pasalnya, obyek vital Pertamina telah meledak dan terbakar secara berturut-turut.

Dimulai dari kebakaran kilang Cilacap, kilang Balikpapan, kilang Balongan, depo Plumpang, dan terbaru adalah kilang minyak Dumai.

Kebakaran juga terjadi pada kapal tanker pengangkut BBM.

“Harus dilakukan audit terhadap teknologi dan sistem keamanan kilang minyak Pertamina untuk memastikan apakah sudah sesuai dengan standar pengamanan obyek vital,” ujar Amin dalam keterangannya, Minggu (2/4/2023).

Amin berujar, beragam spekulasi terkait penyebab meledak dan terbakarnya berbagai fasilitas vital tersebut hingga saat ini tidak pernah dijawab tuntas oleh Pertamina.

Ia khawatir persoalan ini bukan sekadar menyangkut sistem keamanan kilang minyak.

Baca juga: Kilang Pertamina Pekanbaru Meledak, 9 Orang Alami Luka dan Sudah Kembali ke Rumah

"Kecelakaan bergilir semacam itu seakan terjadi secara sistemik dan ini harus segera dijawab dan dipertanggungjawabkan oleh Direksi dan Komisaris Pertamina," ujar Amin.

Amin mengatakan, hal ini tak hanya memberi kerugian pada Pertamina, tetapi juga semakin menjauhkan dari upaya membangun kemandirian pengolahan minyak di dalam negeri.

"Lah, kalau setiap tahun ada kilang terbakar, bahkan lebih dari sekali, bagaimana Pertamina mau melakukan lompatan besar dalam upaya meminimalisir impor BBM maupun produk turunan migas lainnya?" kata Amin.

Sementara untuk mencegah spekulasi, terutama tudingan adanya motif perburuan rente ditengah melonjaknya konsumsi bahan bakar minyak, Komisi VI DPR akan meminta penjelasan Direksi Pertamina.

9 Orang Terluka Akibat Kebakaran Kilang Minyak Pertamina Pekanbaru

Ledakan di Kilang Pertamina Pekanbaru mengakibatkan sembilan orang mengalami luka-luka.

Kesembilan orang tersebut merupakan pekerja di ruang operator.

Korban tersebut terluka setelah terkena pecahan kaca saat insiden terjadi pada Sabtu (1/4/2023) malam.

Area Manager Communication, Relations, dan CSR RU Dumai, Agustiawan mengatakan semua pekerja yang mendapatkan first aid karena terkena pecahan kaca sudah kembali ke rumah.

Saat ini, proses investigasi penyebab insiden masih dalam proses penyelidikan.

Baca juga: 14 Orang Diperiksa Terkait Kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Termasuk Pejabat Teknis Pertamina

"PT KPI RU Dumai meminta maaf atas kejadian ini. Dan kami akan bertanggung jawab atas kerugian yang terjadi di masyarakat," ujar Agustiawan, Minggu (2/4/2023).

Agustiawan, menjelaskan bahwa proses recovery segera dilakukan agar operasional kilang dapat kembali berjalan optimal serta warga terdampak bisa segera beraktifitas.

Akibat dari kejadian ini terdapat beberapa rumah warga dan rumah ibadah, khususnya yang berdekatan dengan kilang, mengalami kerusakan minor.

PT KPI RU Dumai akan segera menanggulangi kerusakan yang terjadi sehingga masyarakat dapat kembali nyaman beraktifitas.

Dijelaskan, bahwa saat ini PT KPI RU Dumai sedang membentuk Tim Pemulihan/ Recovery yang melibatkan Pemerintah Daerah, Penegak Hukum, serta perwakilan masyarakat untuk mempercepat langkah pemulihan.

Dirinya mengaku, pendataan terhadap kerugian di masyarakat pun sedang dalam proses pencatatan.

Selain itu PT Kilang Pertamina Internasional RU Dumai, juga sudah mensiagakan tim medis untuk melakukan pengecekan kesehatan bagi masyarakat sekitar.

"Kami pastikan juga bahwa stok BBM Nasional, khususnya wilayah Sumatera Bagian Utara, dalam keadaan aman. Semoga proses recovery dapat berjalan baik sehingga beberapa hari ke depan kondisi operasional kilang sudah dapat berjalan optimal," pungkas Agustiawan.

Baca berita terbaru Tribunjambi.com di Google News

Baca juga: 7 Tips Penting Lakukan Perawatan Kendaraan Sebelum Dipakai Mudik Lebaran

Baca juga: Graham Potter Frustrasi Setelah Chelsea Kalah di Kandang Sendiri Dari Aston Villa

Baca juga: Puasa Ramadhan Mudah Ngantuk, Ini Solusi Agar Ibadah Lancar dan Tetap Bugar

Baca juga: Lagi-Lagi Kilang Pertamina Kebakaran, DPR RI: Perlu Audit Teknologi dan Sistem Keamanan

Artikel ini telah diolah dari Tribunews.com

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved