Berita Sarolangun
Mengenal Masjid Pertama di Sarolangun, Bukti Sejarah Kejayaan Sungai dan Peninggalan Saudagar
Hanya berjarak 200 meter dari aliran Sungai Batang Tembesi dan berada di tengah perkampungan membuat masjid tua tersebut terlihat begitu jelas.
Penulis: Abdullah Usman | Editor: Rahimin
TRIBUNJAMBI.COM, SAROLANGUN - Di Dusun Tuo Kabupaten Sarolangun, berdiri kokoh sebuah masjid peninggalan para saudagar dahulu kala.
Masjid Assalam atau yang kini berganti nama menjadi Masjid Al-Istiqomah, berada di Kampung Masjid, Kelurahan Dusun Sarolangun Kecamatan Sarolangun Kabupaten Sarolangun.
Berdiri sebuah masjid yang memiliki nilai sejarah tinggi, saksi bisu kejayaan peradaban sungai kala itu.
Hanya berjarak 200 meter dari aliran Sungai Batang Tembesi dan berada di tengah perkampungan membuat masjid tua tersebut terlihat begitu jelas.
Masjid yang dulunya terbuat dari susunan bilah bilah bambu bulat, dan berbahan baku seadanya tersebut merupakan peninggalan berharga masa kejayaan sungai. Di bangun oleh sekumpulan para saudagar dari beberapa daerah.
Ijlan Nur, satu dari tetua di Dusun Sarolangun menuturkan, selain menjadi saksi kejayaan peradaban sungai kala itu, Masjid Al-Istiqomah ini juga menjadi masjid pertama yang ada di Sarolangun.
"Masjid tersebut dulunya berada di kawasan pasar, dan banyak saudagar dari berbagai penjuru daerah yang berkumpul (berdagang). Namun mereka kesulitan ketika hendak shalat, sehingga tercetuslah keinginan mereka untuk membangun masjid," ujarnya.

"Kejadiannya pada saat Jumat, berawal dari bingungnya para saudagar ingin melaksanakan Salat Jumat namun tidak ada masjid. Dari situlah awal mula berdirinya Masjid Assalam," sambungnya.
Ijlan bilang, pada saat itu hari jumat sangat ramai para pedagang yang menjajakan dagangan mereka, yang datang dari beberapa daerah dan bersandar atau berlabuh di sekitaran masjid.
"Kalo orang sekarang bilang pasar kalangan, jadi hari jumat itu sangat banyak pedagang yang berkumpul," ujarnya.
Menurutnya, Masjid Assalam sendiri dipugar perdana menjadi permanen pada tahun 69-71 menjadi permanen. Tercatat hingga saat ini sudah lebih dari empat kali pemugaran.
Sayangnya karena sudah beberapa kali mengalami pemugaran banyak sekali bagian utama atau bangunan awal yang sudah hilang atau dihilangkan, bahkan nyaris tidak ada lagi bangunan awal yang tersisa.
"Saat ini hanya ada satu bagian saja yang masih dipertahankan, namun itu pun sudah ditutup (tidak ditutup permanen). Sebuah kaligrafi kuno yang tertulis di bagian dinding pengimaman, terukir permanen di dinding," jelasnya.
Hingga saat ini masjid tersebut masih digunakan dan menjadi masjid kebanggaan warga kampung masjid Dusun Tuo. Meski saat ini bentuk asli masjid tersebut sudah berubah jauh dari bangunan awal.
Pada Ramadan seperti saat ini, banyak kegiatan yang dilakukan di masjid seperti masjid masjid pada umumnya. Tadarus, salat lima waktu dan Salat Tarawih.
"Remaja masjid juga akan mengadakan buka bersama, terutama bagi para musafir maupun warga sekitar untuk memeriahkan bulan ramadhan," pungkasnya.
Baca berita terbaru Tribunjambi.com di Google News
Baca juga: Al Haris: Safari Ramadan Wujudkan Silahturahmi Pemerintah dengan Masyarakat
Baca juga: Cerita dibalik Masjid An Nur, Optimisme Dimakmurkan Jamaah
Baca juga: Masjid An Nur, Masjid Megah di Tengah Dusun Kali Aro
KPU Sarolangun Jambi Belum Bisa Memastikan Bacaleg Mantan Narapidana |
![]() |
---|
Penanganan Inflasi, Ini Upaya Konkrit Yang Akan Dilakukan Pj Bupati Sarolangun |
![]() |
---|
Berikut Rincian Per Kecamatan CJH Sarolangun, CNG Paling Sedikit |
![]() |
---|
CJH Sarolangun Dijadwalkan Sudah di Asrama Haji Jambi 8 Juni Mendatang |
![]() |
---|
PPDB SD-SMP Sarolangun Jambi Dibuka 17-29 Juni 2023 |
![]() |
---|