Gubernur NTT Ogah Cabut Aturan Masuk Sekolah Jam 05.00, Kemendikbudristek Terus Berkoordinasi

Meski ada penolakan yang masih dari publik, Gubernur Nusa Tenggara Timur(NTT) Viktor Laiskodat justru mempersilahkan orang tua siswa

Editor: Fifi Suryani
ist
Gubernur NTT Viktor Laiskodat 

TRIBUNJAMBI.COM, JAKARTA - Meski ada penolakan yang masih dari publik, Gubernur Nusa Tenggara Timur(NTT) Viktor Laiskodat justru mempersilahkan orang tua siswa untuk memindahkan anaknya dari sekolah terkait jika tidak mampu dengan aturan tersebut. "Bagi orang tua yang ingin mendorong anaknya ke situ, dia akan disiapkan dengan baik menjadi pemimpin masa depan. Yang tidak mau tidak dipaksa, monggo geser kasih keluar anaknya," kata dia dalam sambutannya di pembukaan Sidang Sinode GMIT, Selasa(28/2).

Viktor Laiskodat sesumbar bahwa kebijakan ini mendorong siswa bangun tidur lebih awal. Apalagi di dua sekolah itu merupakan sekolah unggulan. Nantinya akan ada kerja sama dengan lembaga yang membantu siswa bisa masuk ke perguruan tinggi ternama. Lembaga itu akan membantu pengajaran dan mempersiapkan siswa lebih dini untuk bersaing dalam perguruan tinggi.

Dia memberi contoh bila siswa itu ingin masuk ke Harvard university, maka lembaga yang membantu itu wajib menyiapkan siswa tersebut untuk mampu masuk dalam kampus ternama itu.  Ia kembali menjelaskan, matahari terbit di NTT pada pukul 05.48 Wita. Menurut dia, filosofis seorang tokoh itu disiapkan adalah sebelum matahari terbit maka sudah harus beraktivitas.

Viktor Laiskodat menegaskan dirinya tidak akan mencabut kebijakan ini. Terlepas dari pemimpin baru nantinya mau melanjutkan atau mencabut itu. Tetapi selama kepemimpinannya kebijakan itu tetap diberlakukan.

Sebab baginya ini sangat penting. Dengan anggaran yang besar itu maka anak-anak akan disiapkan dengan baik dalam suatu sistem yang baik juga. Bagi dia, setiap perubahan pasti menuai pro dan kontra. Karena itu, ia sepakat bahwa perlu ada analisis dan kajian. Disamping Viktor mengaku saat ini sedang dilakukan kajian.

Viktor menyebut kebijakan itu merupakan hasil pertemuannya dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT serta para kepala sekolah. Kebijakan menurut dia hanya berlaku pada dua sekolah.  "Dua sekolah itu sekolah unggul. Unggul dalam pengetahuan, unggul dalam karakter," kata dia.

Mantan anggota DPR RI itu bilang dua sekolah itu untuk mencukupi segala kekurangan. Ia mengaku NTT tidak bisa disamakan dengan Jakarta. Kekurangan NTT seperti infrastruktur hingga suprastruktur.

"Semua kita kurang, kecuali uang," sebutnya.

Anggaran NTT untuk pendidikan sebesar 50 persen. APBD NTT mengalokasikan 35 persen atau melampaui amanat undang-undang yakni 20 persen. Belum lagi intervensi DAU dan DAK. Maka untuk menjawab besaran anggaran itu diperlukan desain khusus. Oleh karena itu, rencana khusus itu berfokus ke dua sekolah yakni SMAN 1 dan SMAN 6.

Namun, ada sekolah yang justru meminta untuk menjalankan program demikian. Gubernur Viktor Laiskodat kemudian mengiyakan permintaan itu.

"Ya coba saja. Nanti kita lihat ada yang sanggup. Laporan kepala dinas kepada saya, dua punya kemampuan dan dapat menjalankan. Pertama SMA 1, dua SMA 6," kata dia.  Dua sekolah itu menurut dia akan berjalan terus dengan kebijakan masuk sekolah pukul 05.00 Wita. Karena itu, kalau ada kekurangan seperti kendaraan umum, dilakukan evaluasi. Kepala Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 6 Kupang Hendrikus Hati setuju atas kebijakan masuk sekolah pukul 05.00 WIB. Ia menyampaikan kebijakan tersebut agar kedisiplinan pada guru dan siswa perlu digenjot.

"Saya sudah melakuan sosialisasi dengan teman-teman guru dan para murid SMA Negeri 6 untuk menjalankan dan melaksanakan aturan yang ditetapkan oleh Bapak Gubernur. Memang semuanya terima. Karena motivasi kita adalah supaya disiplin bisa digenjot karena tanpa disiplin tidak akan bisa menjadi baik," ujarnya.

Lebih lanjut Hendrikus katakan, Kalau kita berangkat dari pengalaman, belajar di pagi hari itu lebih cepat ditangkap dari pada pada siang hari."Memang ini merupakan hal baru dari pada kebiasaan kita sebelumnya. Tapi kalau betul- berul diterapkan dengam baik maka bisa untuk membawa perubahan dalam hal bisa meraih prestasi yang lebih maksimal," ujarnya.

Namun, lanjut Hendrikus, yang menjadi kendala bagi SMA Negeri 6 adalah angkutan Kota yang tidak bisa dijangkau oleh siawa/i . Sehingga menyebabkan anak-anak sekolah terlambat hanya karena tidak ada angkutan, karena rute angkutan kota belum sampai ke tempat itu.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved