Kerusuhan di Papua
Korban Kerusuhan, Jenazah Ramot Siagian dan Albert Sitorus Dibawa ke Parsoburan
Jenazah Ramot Siagian dan Albert Sitorus, dua orang perantau yang jadi korban pada kerusuhan di Wamena, diberangkatkan dari Papua ke Parsoburan, Sumut
Penulis: Suang Sitanggang | Editor: Suang Sitanggang
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Jenazah Ramot Siagian dan Albert Sitorus, dua orang perantau yang jadi korban pada kerusuhan di Wamena, diberangkatkan dari Papua ke Parsoburan, Sumatera Utara.
Albert merupakan ipar dari Ramot. Mereka berdua meninggal dunia saat terjadi kerusuhan pada Kamis (23/2/2023), setelah dituding sebagai penculik anak.
Sebelum kejadian, beredar pesan hoaks di grup whatsapp menyebut penculikan anak sedang berkeliaran naik mobil pikap.
Saat warga setempat melihat Ramot dan Albert, mobilnya langsung disetop, kemudian diinterogasi di sana.
Keduanya membantah sebagai pelaku penculikan anak. Namun warga yang termakan pesan hoaks, tetap menahannya.
Polisi datang untuk mengamankan kedua pria itu. Warga di sana tak terima. Hingga akhirnya terjadi kerusuhan besar.
Setelah kerusuhan itu, warga perantau mengalami ketakutan, dan mengungsi ke sejumlah tempat yang dianggap aman.
Ada yang mengungsi ke kodim, Polres, dan Gereja. Mereka berusaha mencari perlindungan dalam suasana genting tersebut.
Hingga kini 10 orang yang meninggal dunia dalam kejadian itu. Ada korban yang mengalami luka tusukan anak panah, tembakan peluru, dan sayatan.
Setelah dilakukan otopsi, jenaah dua perantau itu diterbangkan naik pesawat ke Sumatera Utara, Jumat siang waktu setempat.
Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol Ignatius Benny Ady Prabowo, membenarkan telah diterbangkannya jenazah Ramot dan Albert.
"Kedua jenazah sudah dibawa ke Jayapura untuk diterbangkan ke kampung halaman di Sumatera Utara melalui Jakarta," ujarnya, Sabtu (25/2/2023).
Baca juga: Hoaks Penculikan Anak Jadi Penyebab Kerusuhan di Wamena Papua, 9 Orang tewas
Kapolda Sebut Ada Provokator
Kapolda Papua, Irjen Pol Mathius D Fakhiri, mengatakan terjadi kerusuhan di Sinakma Wamena Kabupaten Jayawijaya, karena ada provokator.