Mojok Tribun Jambi
Penyimpangan Seksual, Gejala dan Dampak Menurut Psikolog
Akhir-akhir ini kita dihebohkan dengan dugaan kasus pelecehan seksual yang melibatkan belasan anak sebagai korbannya dan dilakukan oleh wanita dewasa
Penulis: M Yon Rinaldi | Editor: Suci Rahayu PK
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Akhir-akhir ini kita dihebohkan dengan dugaan kasus pelecehan seksual yang melibatkan belasan anak sebagai korbannya dan dilakukan oleh wanita dewasa yang telah berkeluarga.
Ironinya, beberapa remaja pria yang menjadi korbannya juga terdapat remaja wanita yang dipaksa untuk mengintip kegiatan hubungan suami istri antara pelaku dan suaminya.
Menyikapi permasalahan yang terjadi serta menjadi pembicaraan viral di jagad maya, Ridwan seorang Psikolog mencoba menyikapi permasalahan yang ada pada program edukasi Mojok Tribun Jambi, Jumat (10/02/2023).
Menurut Ridwan, ada beberapa gangguan seksual yang terjadi baik itu sifatnya, disfungsi seksual maupun deviasi seksual. Pada kasus disfungsi seksual merupakan gangguan seksual terkait dengan ketidak kemampuan dalam pencapaian pemuasan seksual yang jika terjadi pada laki-laki sering disebut impotensi sedangkan pada perempuan disebut frigiditas dimana perempuan frigiditas mengalami ketidak mampuan memperoleh rangsangan erotis dari pasangannya.
Sementara itu pada kasus deviasi seksual atau penyimpangan seksual ada beberapa jenis yang biasa disebut “paraphilia” atau merupakan kondisi ketika penderitanya merasakan rangsangan seksual yang kuat dan berulang pada aktivitas atau benda yang ini tidak menimbulkan rangsangan seksual pada orang lain.
Gangguan ini merupakan bagian dari gangguan mental dan bila tidak ditangani segera akan menganggu baik bagi diri individu itu sendiri maupun orang sekitar.
Penyimpangan seksual terbagi dalam banyak jenis, yang gejala pada masing-masing jenisnya bisa berbeda-beda. Berikut adalah jenis kelainan seksual dan gejala yang menyertainya:
Baca juga: Dua Wajah Kasus Ibu Muda di Jambi: Pemerkosaan vs Pelecehan Seksual
Baca juga: Anak Vicky Prasetyo Kesal dengan Tingkah Sang Ayah yang Suka Goda Wanita: Sudah Pasrah!
1. Eksibisionisme
Penyimpangan seksual ditandai dengan pencapaian kenikmatan seksual dengan cara mempertontonkan alat genital diantara sekelompok orang berlawanan jenis atau kepada orang lain yang tidak dikenal. Umumnya, penderita kondisi ini hanya sebatas memamerkan kelaminnya. Namun, pada kasus yang jarang terjadi, penderita juga melakukan masturbasi saat mengekspos kemaluannya.
2. Fetisisme
Pada kasus ini penderita memiliki minat seksual yang terkait dengan bagian tubuh seperti rambut, kuping atau obyek lainnya seperti pakaian dalam perempuan, sapu tangan,sepatu, minyak rambut dan lainnya dengan cara mencium, memainkan, atau mengecap benda-benda tersebut dan terkadang diikuti pula dengan perilaku masturbasi.
3. Froteurisme
Froteurisme adalah kepuasan seksual yang diperoleh dari menggesek-gesekkan alat kelaminnya ke orang lain yang tidak dikenal. Ia juga bisa memperoleh kepuasan dengan meraba kelamin orang asing.
Penderita frouterisme melakukan kebiasaan ini di tempat umum, misalnya di lift yang penuh sesak. Bisa juga di kendaraan umum, seperti bus atau kereta api.
4. Sadisme
Sadisme adalah jenis parafilia di mana penderitanya mendapat kepuasan seksual ketika mendengar jeritan atau teriakan dari pasangannya yang menderita karena pukulan fisik selama berhubungan seksual. Perlu diketahui, sadisme yang termasuk kelainan seksual adalah sadisme yang dilakukan tanpa persetujuan pasangan dan sampai menyebabkan luka serius atau kematian pasangannya.
5. Masokisme
Masokisme adalah kepuasan seksual yang didapatkan penderitanya ketika ia disakiti, diikat, dipermalukan, atau dilecehkan. Bahkan, penderita masokisme juga bisa merasakan kepuasan ketika mendapatkan pukulan atau kekerasan dari pasangan seksualnya.
6. Pedofilia
Pedofilia adalah fantasi atau perilaku seksual yang menyebabkan penderitanya bergairah bila melakukan aktivitas seksual dengan anak usia 13 tahun ke bawah. Penderita pedofilia bisa menelanjangi atau memaksa anak untuk menontonnya bermasturbasi, bahkan menyentuh kelamin atau menyetubuhi anak. Pedofilia ini bisa bersifat homoseksual (sesame jenis) ataupun heteresekual (lawan jenis) yang kesemua korbannya adalah di bawah umur seperti kasus yang viral tersebut.
7. Transvestisme
Transvestisme adalah kepuasan seksual yang muncul ketika mengenakan pakaian yang lazim dikenakan oleh lawan jenis.
8. Nekrofilia
Merupakan gangguan seksual, dimana penderita mendapat kepuasan secara seksual melalui relasi yang kuat dengan mayat perempuan.
9. Bestialisme
Penyimpangan yang terjadi berupa ketertarikan untuk melakukan aktivitas seksual dan yang menjadi objeknya adalah hewan.
Baca juga: Manchester United Ingin Datangkan Paulo Dybala dari AS Roma Musim Panas Ini?
Baca juga: Dewi Perssik Ketar Ketir, Pilot yang Melamarnya Ternyata Mantan Tessa Kaunang, Masa Lalunya Terkuak
Ridwan menambahkan, preferensi seksual setiap orang bisa berbeda-beda, tetapi bisa dikatakan normal bila tidak sampai mengganggu kehidupan pribadi dan sosial, atau melanggar norma dan hukum. Semisal, melakukan tindakan mengikat tangan pasangan dengan persetujuan dan tidak sampai melukai maka ini bisa dikatan bukanlah sebagi bentuk kelainan seksual.
Pada penderita kelainan seksual, dorongan seksual tersebut terasa sangat kuat dan terjadi terus-menerus sehingga bisa mengganggu kehidupan pribadi dan orang lain, bahkan sampai menimbulkan masalah hukum.
Sedangkan penyebab dari beberapa penyimpangan seksual ini, dituturkan oleh Ridwan :
• Adanya pengalaman traumatis pada masa kecil, seperti pelecehan seksual, terutama jika berlangsung berulang kali sehingga penderita berpotensi melakukan hal yang sama dikemudian harinya
• Tumbuh di lingkungan keluarga yang tidak harmonis, misalnya melihat orang tua sering bertengkar atau kurang kasih sayang dari orang tua.
• Gangguan mental, seperti kepribadian antisosial, gangguan kepribadian narsistik, atau obsessive-compulsive disorder (OCD)
• Tidak sengaja melihat orang tua berhubungan seksual pada masa kanak-kanak
• Didikan yang keras dari orang tua juga bisa sebagai pemicu munculnya gangguan seksual
Dan beberapa penyebab lain seperti ketidakmampuan membina hubungan yang baik dengan lawan jenis.
Bagi penderita yang berpotensi melukai atau dilukai oleh orang lain, maka menurut Ridwan perlu dilakukan pencegahan seperti mengkonsultasikan ke Psikolog untuk dapat diberikan treatmen terapi maupun konseling baik itu terapi kognitif maupun konseling kelompok serta dukungan dari keluarga sangat dibutuhkan agar mereka termotivasi mengatasi gangguan seksualnya.
Disamping itu, pendekatan agama untuk memahami perbuatan salah benar serta, berdosa dan tidaknya perlu diberikan pemahaman kepada penderita.
Dapat juga menghubungi psikiater untuk mendapat tindakan medis dengan obat-obatan. Hal yang samapun dapat dilakukan bila penderita justru telah menjadi pelaku penyimpangan seksual.
Orang tua juga perlu mengobservasi perilaku anaknya jika ditemui perubahan-perubahan yang signifikan seperti menarik diri dari lingkungan, selalu berbicara tentang seksual, membaca atau menonton video berkaitan dengan aktivitas seksual. Orang tua juga selain memantau perlu pula menyiapkan aktivitas-aktivitas yang bermanfaat bagi anak seperti sarana berolahraga. (Tribunjambi.com/M Yon Rinaldi).
Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News
Baca juga: Dua Wajah Kasus Ibu Muda di Jambi: Pemerkosaan vs Pelecehan Seksual
Baca juga: Prilly Latuconsina Banjir Pujian saat Mulai Belajar Pakai Hijab: Cantik Banget
Baca juga: Arti Mimpi Menikah, Ada Petunjuk Tentang Perasaan Anda yang Mendalam
Ceritakan Hewan Peliharaan yang Kamu Ketahui, Kunci Jawaban Kelas 2 Tema 6 Halaman 17 |
![]() |
---|
Dua Wajah Kasus Ibu Muda di Jambi: Pemerkosaan vs Pelecehan Seksual |
![]() |
---|
Sinopsis Takdir Cinta Yang Kupilih 11 Februari 2023, Arjuna Sinis dengan Kehadiran Novia |
![]() |
---|
Viral di Tiktok, Perjuangan Menurunkan Berat Badan, Downlaod Videonya di Snaptik |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.