Editorial
Melihat Kasus Ibu Muda Tersangka Pecelahan Seksual Anak-anak dari Dua Sisi
Peristiwa dugaan pelecehan seksual pada anak yang terjadi di Kota Jambi membuat heboh. Kisahnya jadi perhatian besar,tak hanya di Provinsi Jambi
Peristiwa dugaan pelecehan seksual pada anak yang terjadi di Kota Jambi membuat heboh. Kisahnya jadi perhatian besar, tak hanya di Provinsi Jambi, tapi secara nasional. Memang, kasus ini unik, jarang terjadi. Sosok ibu muda diduga melecehkan anak-anak.
Sosok ibu muda berinisial NT ditahan polisi dan jadi tersangka, setelah dilaporkan belasan anak di bawah umur terkait kasus pelecehan seksual di rumahnya. Jumlah korban dari ibu muda berusia 20 tahun itu sebanyak 17 orang.
Di sisi lain, dia juga melapor ke polisi atas kasus dugaan rudapaksa dan mengaku telah menjadi korban. Terlapor adalah delapan anak laki-laki yang memperlakukannya tidak senonoh di rumah NT.
Dua pihak saling mengadu. Lantas siapa sebenarnya pelaku, dan siapa yang menjadi korban?
Hingga kini, NT tidak mengakui telah melakukan tindakan yang dituduhkan kepadanya. Sementara anak-anak yang dia laporkan juga membantah tuduhan itu.
Proses hukum sedang berjalan. Kondisi kejiwaan NT si wanita muda juga sedang diperiksa. Anak-anak yang terlibat masalah ini telah juga dimintai keterangannya.
Sejauh ini, belasan anak-anak itu menyampaikan keterangan yang konsisten, sebagai korban. NT juga demikian, konsisten menolak tuduhan itu.
Baca juga: Keluarga Tersangka Pelecehan 17 Anak di Jambi Bantah NT Ada Penyimpangan: Sayat Tangan Karena Suami
Keterangan polisi memberikan indikasi bahwa NT sebagai pelaku. Ada alat bukti yang dinilai cukup, sehingga dia ditetapkan sebagai tersangka.
Namun yang perlu diingat adalah dia kini belum dinyatakan sebagai yang bersalah. Itu kewenangannya ada di pengadilan.
Kasus ini sangat menarik untuk terus kita ikuti. Walau belum terbukti siapa yang salah, namun ada pelajaran berharga di dalamnya.
Orang tua perlu memperhatikan pergaulan dan perilaku anaknya. Sebab, kasus ini bisa jadi fenomena gunung es.
Baca juga: Anak-anak Korban Pelecehan Butuh Ruang Aman untuk Pulihkan Mental
Selain itu, dalam keluarga perlu saling mengingatkan nilai-nilai kebaikan yang dianut bersama, terlebih nilai keagamaan. Agar tidak ada yang terjerumus ke dalam lubang yang sama. Hari ini menjadi korban, besok lusa seseorang bisa saja jadi pelaku. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.