Penanganan Korban Gempa Turki Dinilai Lamban, Recep Tayyip Erdogan Akui Ada Masalah
Pasca gempa, Pemerintah Turki dibanjiri kritikan oleh warganya karena bergerak lamban sehingga banyak korban gempa yang belum dievakuasi.
TRIBUNJAMBI.COM - Pasca gempa, Pemerintah Turki dibanjiri kritikan oleh warganya karena bergerak lamban sehingga banyak korban gempa yang belum dievakuasi.
Mengenai hal ini, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengakui ada masalah dengan tanggapan awal pemerintahnya terhadap gempa dahsyat M 7,8 di Turki selatan.
Erdogan melontarkan respons di tengah kemarahan dari mereka yang terdampak gempa.
Warga terdampak memprotes lambatnya kedatangan tim penyelamat.
Erdogan, yang mencalonkan diri dalam pemilihan pada Mei mendatang, mengatakan dalam kunjungan ke zona bencana bahwa operasi penyelamatan berjalan normal.
Ia berjanji tidak akan ada yang kehilangan tempat tinggal.
Baca juga: Keluarga Sebut Banyak Luka di Tubuh Wanita Muda Tersangka Pelecehan Anak-anak
Baca juga: Kelas Rawat Inap Peserta BPJS Kesehatan Akan Dihapus, Per Kamar 4 Pasien
Sejauh ini, jumlah korban tewas gabungan di Turki dan negara tetangganya, Suriah, naik di atas 11.000 orang.
Di seantero Turki selatan, orang-orang mencari perlindungan sementara.
Mereka juga membutuhkan makanan dalam cuaca musim dingin yang membekukan.
Mereka masih diliputi kesedihan di tumpukan puing tempat keluarga dan teman mungkin terkubur.
Tim penyelamat masih menggali beberapa orang yang selamat dan tewas.
Ada pemandangan dan keluhan serupa di negara tetangga Suriah.
Di mana dampak gempa besar hari Senin (6/2/2023) juga dirasakan negara itu.
Korban tewas dari kedua negara diperkirakan akan bertambah.