Konflik Lahan Tak Kunjung Selesai, Petani Asal Jambi Jalan Kaki Temui Presiden di Jakarta
Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Cabang Jambi dampingi petani menuntut penyelesaian konflik agraria ke Istana Negara Jakarta.
Penulis: Wira Dani Damanik | Editor: Teguh Suprayitno
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Serikat Tani Nelayan (STN) dan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Cabang Jambi dampingi petani menuntut penyelesaian konflik agraria ke Istana Negara Jakarta.
Ketua GMNI Cabang Jambi Wiranto mengatakan para petani itu berkonflik dengan PT Ricky Kurniawan Kertapersada (PT RKK).
Di mana di tiga desa itu yakni Desa Betung, Pematang Raman dan Petanah yang berada di Kecamatan Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi.
"Memang di Jambi tidak ada jawaban lagi, bukan kemudian kita tim pendamping tidak melakukan cara-cara persuasif kepada pemerintah. Di mana kita tahu di Provinsi Jambi itu ada namanya GTRA, gugus tugas reforma agraria yang menangani semua konflik lahan," kata Wiranto, (26/1/2023).
Selama ini Pemerintah Provinsi Jambi kata Wiranto, hanya sebatas memfasilitasi untuk pertemuan.
"Tapi tidak menyelesaikan atau mengambil langkah konkrit untuk menyelesaikan konflik antara tiga desa dengan PT RKK," ujarnya.
Hal itu membuat petani asal Jambi sebanyak 55 orang melakukan aksi jalan kaki ke Istana Negara Jakarta. Petani ingin bertemu Presiden Jokowi untuk menyelesaikan konflik lahan tersebut.
Baca juga: Petani Asal Jambi Jalan Kaki Menuju Istana Negara Tuntut Penyelesaian Konflik Lahan ke Presiden
"Sekarang para petani masih di alun-alun Kota Serang, mereka sambil mengemis sambil meminta dukungan. Estimasi kita paling lambat hari Senin ini sudah di Jakarta. Rute kita akan ke KLHK, Istana Presiden dan Mabes Polri," ujarnya.
Wiranto mengatakan, ketika pihaknya melakukan aksi kedua untuk menuntut agar tidak ada aktivitas di kawasan hutan produksi seluas 2.000 hektar yang dikelola perusahaan tersebut, pihaknya pun tak menemukan jawaban.
"Setelah aksi itu, kami sudah menyurati para pihak di Pemerintah Provinsi Jambi namun tak ada jawaban. Sehingga kita berinisiatif jalan kaki ke Jakarta meminta Presiden Jokowi untuk menyelesaikan," katanya.
Pihaknya juga meminta Kementerian KLHK untuk memverifikasi aktivitas perusahaan tersebut, di mana telah ada surat sanggahan dinas kehutanan soal hutan produksi seluas 2.000 hektar.
Baca juga: Ribuan Hektar Lahan Diserobot Perusahaan, Puluhan Petani Asal Jambi Jalan Kaki Menuju Istana Negara
"Keinginan masyarakat tiga desa tersebut adalah, distribusikan tanah tersebut yang kurang lebih 2.000 hektar itu tadi kepada rakyat, dengan skema perhutanan sosial," pungkasnya.
Tak hanya itu, Serikat Tani Nelayan (STN) melalui Korlap Aksi Chistian Napitupulu mengatakan pihaknya ke Jakarta ingin menagih janji Presiden Joko Widodo dalam menyelesaikan konflik-konflik pertanahan dan kehutanan yang ditujukan untuk kemakmuran rakyat.
"Maka kami perwakilan petani jambi yang saat ini melakuan aski jalan kaki dari Jambi menuju Jakarta, meminta Perkenan Bapak Presiden Joko Widodo menemui perwakilan massa aksi jalan kaki untuk bearudensi dan membuat kebijakan untuk menyelesaikan konflikTah pertanahan/kehutanan yang kami alami selama ini, dengan mengedepankan kepentingan rakyat, agar rakyat memiliki kepastian hukum dan juga keadilan," ujarnya.
Naik Lagi, Harga Sawit di Jambi Hari Ini di Level Rp3.639 per Kg di Pabrik |
![]() |
---|
Kabarnya 17 Orang Diamankan Pasca Demo Ricuh di Jambi, Namun Dikembalikan ke Orangtua |
![]() |
---|
Gelap Gulita di Sekitar Kantor DPRD Provinsi Jambi Telanaipura, Lampu Dipadamkan, Pedagang Takut |
![]() |
---|
1.000 Lilin dan Doa Bersama di Polda Jambi, Aksi Solidaritas untuk Ojol Affan |
![]() |
---|
258 Peserta Ikut Rekoleksi Siswa-siswi Katolik SD-SLTA di Jambi, Semangat Meski Hujan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.