Wowon Serial Killer Diduga Siapkan Lubang di Kamar Kosong untuk Bunuh Istri ke-4, Kode Hajatan Besar
Lubang besar ditemukan di kamar Wowon Erawan, tersangka pembunuh berantai terhadap sembilan orang korbannya di Bekasi dan Cianjur, Jawa Barat
Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
TRIBUNJAMBI.COM - Lubang besar ditemukan di kamar Wowon Erawan, tersangka pembunuh berantai terhadap sembilan orang korbannya di Bekasi dan Cianjur, Jawa Barat.
Lubang yang ditemukan aparat kepolisian tersebut berada di Kampung Babakan Mande, Desa Gunung Sari, Kecamatan Ciranjang, Kabupaten Cianjur.
Keberadaan lubang berukuran 60 x 90 centimeter tersebut tepat berada di dalam kamar pelaku serial killer.
Kedalaman lubang yang berada di kamar yang tidak digunakan itu diperkirakan sekitar 2 meter.
Kabarnya bahwa lubang tersebut telah disiapkan Wowon untuk mengubur istrinya yang ke empat.
Bahkan rencananya itu dinamainya dengan sebutan 'Hajatan Besar'.
"Pernah cerita ke beberapa warga katanya dia (Wowon) akan melakukan hajatan besar pada Rabu (25/1/2023) besok," kata Yuyun Mulyani (62), tetangga Wowon dikutip dari Tribunjabar.id, Minggu (22/1/2023).
Polisi sebelumnya menemukan jasad anak-anak di sebuah lubang di pinggir rumah (Wowon) dan kemudian menemukan lubang lain.
Lubang di dalam rumah Wowon ini membuat warga menduga itu disiapkan untuk istrinya.
Baca juga: Update Pembunuhan Berantai Wowon Cs, Psikologi Forensik Menduga Ada 10 Hingga 11 TKP
"Kita semua menjadi curiga dengan adanya temuan lubang di dalam rumah. Dan ketika Pak Wowon menggali di lubang yang ditemukan jasad balita, ketika itu saat ditanya buat septic tank, ternyata buat mengubur anak," kata dia.
Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi membenarkan pihaknya menemukan sebuah lubang di dalam rumah pelaku Wowon.
"Terkait adanya dugaan itu bagian dari rencana pelaku untuk membunuh istrinya hingga saat ini kita masih melakukan penyelidikan," katanya dikutip dari Tribunnews.com.
Pihaknya menambahkan, kedatangannya kembali ke lokasi penemun tiga jenzaha di dua titik tersebut untuk mendampingi psikologi forensik dalam rangka obsevasi psikologi otopsi.
"Jadi PR kami saat ini adalah menuntaskan penyelidikan, terkait tersangka lain atau ada korban lain yang belum ditemukan," ucapnya.
Kemungkinan Tersangka Lain
Tersangka kasus pembunuhan berantai Cianjur-Bekasi berpotensi bertambah. Saat ini, polisi baru menetapkan tiga tersangka.
Namun, polisi belum mengungkap siapa yang bakal menjadi tersangka selanjutnya.
"Terkait potensi adanya tersangka lain bisa, tapi tetap didasar alat bukti tentunya, tidak serta merta," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko, Senin (23/1/2023).
Kini, polisi juga terus melacak aset yang didapat para tersangka dari aksi penipuan yang mereka lakukan.
Baca juga: Wowon Tega Serahkan Istrinya ke Partner in Crime untuk Dibunuh, Caranya Sungguh Sadis
"Apabila memang motifnya ekonomi, karena harta orang lain ingin dikuasai, kemudian ingin dibunuh ini juga akan dilakukan tracing aset terkait dengan nominal, aset tidak bergerak," kata dia.
Kemungkinan di 10 Hingga 11 TKP
Wowon Cs, pelaku pembunuhan berantai di Bekasi dan Cianjur, Jawa Barat diprediksi melakukannya di 10 hingga 11 Tempat Kejadian Perkara (TKP).
Adanya kemungkinan tersebut disampaikan pakar psikologi forensik, Reza Indragiri Amriel.
Reza menyebutkan bagaimana cara untuk mengetahui berapa episode pembunuhan berantai yang dilakukan tiga tersangka tersebut.
Dia mengungkapkan bahwa berdasarkan dugaannya pelaku melakukan pembunuhan tersebut di 11 TKP.
Sedangkan hingga saat baru ditemukan sembilan korban pembuatan keji dan sadis tersebut.
Hal ini menurut Wowon dapat diketahui dari hasil survei terkait sejak kapan seseorang melakukan pembunuhan yang dihitung dari usianya saat ini.
Dari hitungan tersebut maka dapat diketahui sudah berapa banyak seseorang melakukan pembunuhan berantai.
Reza mengatakan, walaupun para pelaku pembunuhan ini belum pernah keluar masuk lapas, bahkan mungkin belum pernah bersentuhan dengan otoritas penegak hukum, tapi mereka sebetulnya sudah bisa disebut sebagai residivis.
Sebab mereka telah berulangkali melakukan aksi kejahatan berupa pembunuhan.
"Nah kalau kemudian mereka kita sepakati sebagai residivis maka dalam kajian tentang risk and need assesment kita patut dalami seberapa jauh kemungkinan para tersangka khususnya Wowon memiliki pola kepribadian antisosial," kata Reza.
Dengan pertanyaan seputar pola kepribadian antisosial pada diri tersangka Wowon, maka timbul pertanyaan berikutnya adalah berapa banyak sesungguhnya pembunuhan yang sudah dilakukan oleh Wowon dan kawan-kawan.
Baca juga: Pembunuh Berantai Wowon Cs Raup Rp 1 Miliar dari TKW, Ngaku Punya Supranatural Buat Sukses dan Kaya
"Pertanyaan ini patut untuk kita ajukan karena sebagai seseorang yang boleh jadi punya pola kepribadian antisosial, dia pendusta, dia manipulatif, dia menutup-nutupi fakta sesungguhnya terkait kejahatan yang sudah dilakukan," ujarnya.
Reza Indragiri Amriel membeberkan cara untuk menghitung berapa episode pembunuhan yang sudah dilakukan Wowon.
Berikut penuturan lengkap Reza yang juga Anggota Pusat Kajian Asesmen Pemasyarakatan, POLTEKIP:
Untuk menghitung berapa episode yang sudah dilakukan, kita bisa pakai rumus.
Hari ini anggaplah umur Wowon 65 tahun. Tinggal kita cari tahu kapan gerangan Wowon melakukan pembunuhan pertama kalinya.
Kita bisa pakai asumsi misalnya 27 tahun, karena ada riset yang menemukan bahwa pelaku pembunuhan berseri berjenis kelamin laki-laki pertama kali melakukan aksi pembunuhan rata-rata pada umur 27 tahun.
Nah tinggal kita hitung setiap 35 bulan pembunuh berseri akan mengulangi perbuatannya.
Itu juga berdasarkan riset karena ada data yang menunjukkan masa jeda atau interval antara pembunuhan yang satu dengan pembunuhan yang berikutnya berlangsung dalam kurun sekitar 34,5 bulan, jadi kita hitung-hitungan kasar.
Sekali lagi, Wowon pertama kali melakukan pembunuhan anggaplah pada umur 27 tahun, maka dia melakukan pembunuhan berikutnya 35 bulan kemudian.
Begitu seterusnya sampai hari ini dia berumur 65 tahun.
Hitung-hitungan kasar dengan asumsi sedemikian rupa paling tidak ada sekitar 10 sampai 11 episode pembunuhan.
Kalau kita terjemahkan ke dalam TKP berarti ada 10 sampai 11 TKP, ada 10 sampai 11 lubang tempat korban dibuang oleh Wowon.
Dengan hitung-hitungan tersebut, Reza memperkirakan ada 10 sampai 11 TKP pembunuhan yang dilakukan oleh Wowon Cs.
"Silakan dicari oleh pihak Polda Metro Jaya berapa lubang lagi, berapa TKP lagi yang masih harus dicari lagi keberadaannya," ujar Reza dikutip dari Tribunnews.com.
2 Lubang Baru Ditemukan
Polisi menemukan dua lubang baru yang diduga berkaitan dengan pembunuhan berantai yang dilakukan Wowon Cs bersama komplotan.
Penemuan dua lubang tersebut berdasarkan penyelidikan yang dilakukan polisi terhadap tiga tersangka dalam kasus tersebut.
Tiga tersangka tersebut yakni Wowon Erawan (60), Solihin alias Duloh, dan M Dede Solehuddin.
Serial killer tersebut dilakukan ketiga tersangka di Bekasi dan Cianjur, Jawa Barat.
Hingga kini pihak kepolisian masih menyelidiki terkait kemungkinan adanya korban baru dalam pembunuhan berencana tersebut.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Trunoyudo Wisnu Andiko mengatakan hal tersebut lantaran polisi menemukan sejumlah tanda-tanda seperti adanya lubang di Bekasi dan Cianjur.
Lubang tersebut seperti yang sebelumnya diduga telah disiapkan oleh para tersangka.
Baca juga: Wowon Cs Buka Praktek Pesugihan, Raup Uang Rp 1 Miliar dari Korbannya, Berakhir Pembunuhan Berantai
"Di TKP (tempat kejadian perkara) ada satu lubang yang sudah disiapkan, kemudian yang di Cianjur ada satu lubang yang disiapkan," kata Trunoyudo kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Senin (23/1/2023).
Temuan itu dikatakan Trunoyudo, setelah tim penyidik turun langsung mengecek TKP di Cianjur dan Bekasi dan ditemukanlah dua lubang tersebut yang dimana berada di belakang rumah tersangka.
"Artinya tidak menutup kemungkinan adanya korban baru," jelasnya.
Namun hingga kini disebutnya pihaknya pun masih melakukan penyelidikan untuk mengetahui siapa nama yang berpotensi jadi korban dan motif para tersangka ini.
"Terkait untuk siapa dan apa motifnya, ini penyidik masih mendalami untuk nama apakah untuk (korban) A dan B itu tentu masih mendasari dari keterangan alat bukti yang ada di penyidik," pungkasnya.
Baca berita terbaru Tribunjambi.com di Google News
Baca juga: Prediksi AsianBookie Inter Milan Vs Empoli, Ada Berita Tim Dan Starting XI, Kick Off 02.45 WIB
Baca juga: UMP Jambi 2023 Mulai Diberlakukan. DPRD Provinsi Jambi Singgung Gaji Honorer Pemprov Belum Layak
Baca juga: Anggota DPR RI Sebut Tutup Tambang Batu Bara, Samsul Riduan: Pemerintah Harus Bernyali Besar
Baca juga: Renungan Harian Kristen 24 Jan 2023 - Akhir Cerita yang Bahagia
Artikel ini diolah dari Tribunnews.com
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.