Berita Sarolangun
Menyedihkan! Peneliti Catat Beberapa Jenis Ikan Lokal Sungai Batanghari Terancam Punah
Tim peneliti Biodiversitas dan ekosistem ikan Universitas Jambi (Unja) dan peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) temukan fakta mengejutkan
Penulis: Abdullah Usman | Editor: Suci Rahayu PK
TRIBUNJAMBI.COM, SAROLANGUN - Tim peneliti Biodiversitas dan ekosistem ikan Universitas Jambi (Unja) dan peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) temukan fakta mengejutkan terkait kondisi ekosistem biota Sungai Batanghari saat ini.
Setelah perjalanan Lima hari menyusuri kawasan Sungai Batanghari dari Sarolangun hingga Tembesi, tim ekspedisi milir berakit yang di prakarsai yayasan sahabat Sungai Batanghari sudah masuk kawasan Kabupaten Batanghari.
Dalam ekspedisi milir berakit tahap 1 ini, diikuti sebanyak 17 rakit, dengan kecepatan rata rata 3 km per jam, dalam sehari melakukan perjalanan rata rata dari pukul 07-22.00 wib. Diikuti berbagai kalangan antara lain peneliti ekologi dan biodiversitas ikan sungai, arkeolog, Lembaga Adat Melayu Jambi, Pecinta Alam, dan Komunitas lainnya.
Dari hasil kajian sementara peneliti menemukan beberapa fakta yang cukup memprihatinkan, dengan kondisi air sungai batanghari dan ekosistem yang ada didalamnya.
Peneliti Biodiversitas ikan dan ekologi sungai, Dr Tedjo Sukmono, M.Si. (UNJA) dan Prof. syahroma H. Nasution (BRIN) menuturkan, terkait kondisi Batang Tembesi yang merupakan anak Sungai Batanghari memiliki lebar antara 150-250 meter, sedangkan sungai Batanghari memiliki lebar 250-500 meter.
"Dalam sehari kita melakukan pengecekan pengukuran kadar air sebanyak 4 lokasi masing-masing 3 ulangan dengan menggunakan Water Quality Checker (WQC Horiba dan Seci disk) untuk mengukur suhu, kadar oksigen, PH air, Konduktivitas, Organophospat (ORP), Total Dissolved Solid (TDS), kecerahan hingga tingkat kekeruhan, " ujar peneliti. Rabu(4/1/2023)
"Selain itu kita juga tengah mendata hal-hal yang berpotensi mencemari sungai, seperti PETI (domfeng), pertambangan batu bara, alih fungsi lahan (dari hutan menjadi perkebunan/pertanian) dan jamban yang terdapat di sepanjang aliran sungai Batanghari. Kegiatan ini masih berlangsung sehingga hasil akhir penelitian belum bisa sampaikan, " sambungnya.
Baca juga: 4 Bulan Keluar RSJ, Pemuda di Tanjabbar Jambi Bunuh Orangtuanya, Ditangkap di Senyerang
Baca juga: BREAKING NEWS Seorang Pemuda di Tanjung Jabung Barat Tega Habisi Nyawa Bapak dan Ibunya
Selain mengamati ekologi lingkungan, dilakukan juga pengamatan mengenai biodiversitas ikan.
"Dari hasil wawancara, para nelayan lokal saat ini mulai kesulitan mencari ikan di sungai Batanghari, kebanyakan saat ini ikan migrasi dari Sungai Batanghari ke sungai kecil dekat persawahan, " tuturnya.
Lanjutnya, kondisi tersebut sudah terjadi dalam kurun waktu yang cukup lama. Dirinya juga sudah melakukan penelitian dan mulai menemukan perubahan tersebut sejak tahun 2000 an hingga saat ini.
Dari beberapa jumlah ikan yang dulunya banyak di jumpai di kawasan Sungai Batang Tembesi hingga Batanghari, saat ini keberadaan ikan itu sudah sulit dijumpai atau bisa dikatakan terancam punah atau memang sudah punah.
"Ikan ikan yang dulunya ada dan sekarang sudah sulit ditemukan tadi diantaranya, ikan belida, ridi angus (bala shark), arwana silver, gurame sungai, ikan botia (bajubang), ikan putak, ikan jelawat, ikan kapiat, ikan susur batang, ikan lais, ikan kepras, dan ikan sepat mutiara, " tandasnya.
Dalam penelitian ini Dr Tedjo Sukmono, M.Si, bersama tim peneliti lainnya yakn Prof Syahroma Nasution, M.Si, A.Pu serta Asisten Apriliawati, Amin Subarman dan J.B Martien. (Tribunjambi.com/Abdullah Usman)
Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News
Baca juga: Soal Spanduk Anies Baswedan yang Provokatif, Ketua Relawan Anies Jambi: Ini Hanya Lawan Politik
Baca juga: 4 Bulan Keluar RSJ, Pemuda di Tanjabbar Jambi Bunuh Orangtuanya, Ditangkap di Senyerang
Baca juga: Viral Video Diduga Hakim Wahyu Iman Santoso Curhat Soal Kasus Pembunuhan Brigadir Yosua, KY Telusuri