Pergantian Menteri

Isu Reshuffle Kabinet Dinilai Bukan Soal Kinerja Tapi Karena Politik, PDIP dan NasDem Tak Akur ?

Isu perombakan kursi menteri dinilai bukan dipengaruhi faktor kinerja tetapi karena urusan politik

Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
Presiden Joko Widodo didampingi Wapres Maruf Amin memperkenalkan jajaran menteri Kabinet Indonesia Maju di tangga beranda Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (23/10/2019). 

TRIBUNJAMBI.COM - Presiden Joko Widodo dikabarkan akan kembali melakukan perombakan kabinet atau reshuffle.

Perombakan tersebut memang tidak disampaikan secara gamblang oleh Jokowi.

Namun belakangan beredar bahwa yang direshuffle kali ini adalah tiga menteri dari partai Nasdem.

Menyikapi isu tersebut, Pengamat Politik Adi Prayitno menyatakan, kemungkinan reshuffle kali ini bisa saja terjadi,

Sebab hal tersebut merupakan hak prerogatif dari seorang presiden.

"Soal reshuffle kabinet sebenarnya hak prerogtif presiden. Tak bisa diintervensi oleh siapapun dan bisa terjadi pada siapapun," kata Adi saat dimintai tanggapannya, Minggu (25/12/2022).

Kendati demikian, Pendiri Parameter Politik Indonesia itu menilai, jika nantinya Presiden Jokowi benar melakukan reshuffle terhadap jajaran menteri di kabinet nya itu tidak semata karena faktor kinerja.

Baca juga: Jokowi Didesak Copot Menteri NasDem, Buka Peluang Reshuffle Kabinet

Kata dia, untuk isu reshuffle kali ini justru kentara karena adanya faktor politik yang kuat.

Karena menurut pandangan Adi, beberapa nama menteri yang santer bakal direshuffle sebagian besarnya merupakan menteri dari Partai NasDem yang salah satu faktornya sudah mengumumkan nama Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden.

"Reshuffle kali ini lebih kentara muatan politisnya ketimbang kinerja. Isu reshuffle mengeras setelah NasDem usung Anies maju pilpres," kata dia.

Jika memang kinerja yang dijadikan tolok ukur untuk melakukan reshuffle, sejatinya kata Adi bukan hanya menteri dari Partai NasDem yang berpotensi diturunkan.

Melainkan, ada beberapa nama menteri yang juga dinilai Adi belum maksimal dalam bekerja dan harus dievaluasi.

"Karena kalau reshuffle alasan kinerja, mestinya bukan hanya menteri NasDem yang dievaluasi, tapi juga menteri semua partai termasuk menteri profesional," kata dia.

"Banyak persoalan di negara ini yang belum maksimal. Misalnya kondisi ekonomi belum pulih, sektor ketenaga kerjaan pengangguran kian banyak, kemiskinan juga bertambah, dan seterunya," sambungnya.

Adi berpandangan, indikasi untuk mereshuffle menteri dari Partai NasDem sudah semakin kuat, salah satunya perihal adanya pengusungan bakal calon presiden mendatang.

Baca juga: Isu Reshuffle Mencuat, Pengamat Nilai Wajar Parpol Pendukung Jokowi Desak Nasdem Keluar dari Koalisi

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved