Terungkap Pria Ini Pindahkan DVR CCTV Komplek Duren Tiga ke Mobil Chuck Putranto

TRIBUNJAMBI.COM - Chuck Putrantro perintahkan  Pekerja harian lepas (PHL) Divisi Propam Polri Ariyanto ambil DVR CCTV Tempat Kejadian Perkara (TKP).

Barang penting itu diambil dari rumah dinas eks Kadiv Propam yang berada di Komplek Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan.

Hal itu terungkap berdasarkan keterangan PHL tersebut saat dihadirkan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan untuk memberikan keterangan untuk terdakwa obstruction of justice, Kamis (8/12/2022).

Kesaksian tersebut disampaikan Ariyanto saat menjadi saksi pada persidangan di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Kamis (8/12/2022).

"Pak Chuck perintahnya waktu ketemu saya di Saguling di rumah Pak Ferdy Sambo. CCTV diambil di pos satpam bertemu dengan Pak Irfan," kata Ariyanto di PN Jaksel.

Akhirnya Ariyanto mengambil pesanan tersebut yang berada di pos satpam.

Ariyanto mengatakan bahwa CCTV tersebut langsung diberikan ke Chuck Putranto di Saguling.

"Saya kasih Pak Chuck lalu ditaruh di mobil Innova warna abu-abu. Ditaruh di belakang lalu dikunci sama Pak Chuck," sambungnya.

Kemudian Majelis Hakim menanyakan saat Anda mengambil CCTV itu apakah tahu ada kejadian daerah pos satpam itu?

"Kejadian pastinya tidak tahu hanya tahunya ramai saja," jawab Ariyanto.

Lalu ketika ditanya bentuknya seperti apa. Ariyanto menjawab ia tidak mengetahui karena dibungkus plastik hitam.

"Bentuknya tidak tahu karena itu di dalam plastik," tutupnya.

CCTV Rusak

Ferdy Sambo mengakui jika dia yang membuat skenario penembakan Brigadir Yosua.

Menurut Ferdy Sambo, dia melakukan itu setelah kesal dengan laporan Putri Candrawati yang ngaku dilecehkan Brigadir Yosua di Magelang.

Ferdy Sambo juga mengaku beruntung CCTV rumah dinas Kompleks Duren Tiga rusak saat peristiwa tewasnya Brigadir Yosua Hutabarat pada 8 Juli 2022.

Menurut Ferdy Sambo, rusaknya CCTV Duren Tiga menguntungkan skenario tembak-menembak yang dikarangnya.

Hal itu disampaikan Ferdy Sambo dalam persidangan Richard Eliezer Pudihang Lumiu, Ricky Rizal, dan Kuat Maruf sebagai terdakwa pembunuhan berencana di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu (7/12/2022).

“Beruntung itu (CCTV Duren Tiga) rusak. Kalau tidak rusak, pasti saya juga tidak akan berani membuat cerita seperti ini, karena ada barang bukti rumah,” ucap Ferdy Sambo.

Dalam penjelasannya, Ferdy Sambo membenarkan bahwa dirinya memang membuat skenario bohong soal penembakan Brigadir Yosua.

Namun di saat bersamaan, lanjutnya, ada sejumlah hal yang secara kebetulan menguntungkan skenarionya.

“Di awal itu, saya membuat cerita ini apa adanya. Kemudian ada beberapa hal, mohon maaf, Yang Mulia, beberapa hal yang sepertinya menguntungkan skenario saya,” kata Ferdy Sambo.

“Jadi saya melihat di olah TKP, ada beberapa yang menguntungkan, seperti CCTV (yang rusak) itu, Yang Mulia. Jadi saya melanjutkan saja cerita tembak-menembak,” aku Ferdy Sambo.

Saat sidang, Ferdy Sambo menambahkan, terkait rusaknya CCTV di rumah Duren Tiga diketahuinya dari Kodir, asisten rumah tangga (ART) yang berjaga.

Lalu, berdasarkan keterangan dari Kodir sang ART, informasi rusaknya CCTV di rumah Duren Tiga itu disampaikannya kepada Sullap Abo, penyidik Polres Jakarta Selatan yang melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di rumah dinas Sambo.

“Itu (soal CCTV yang rusak) setelah, kemungkinan setelah saya mengecek ke Kodir, Yang Mulia,” kata Ferdy Sambo.

Artikel ini diolah dari TRIBUNNEWS.COM

Baca juga: Laporan Kuat Maruf ke Komisi Yudisial Tak akan Pengaruhi Sidang Ferdy Sambo Cs

Baca juga: Ferdy Sambo vs Richard Eliezer, Kesaksian Bharada E Dianggap Febri Tidak Terveriffikasi

Baca juga: Ferdy Sambo Akui Tembak Punggung Brigadir Yosua, Padahal Ricky dan Kuat Sudah Menyanggah