Pembunuhan Brigadir Yosua

Ferdy Sambo vs Richard Eliezer, Kesaksian Bharada E Dianggap Febri Tidak Terveriffikasi

Ferdy Sambo mengatakan saat itu hanya menyuruh menghajar, dan hal yang sama juga disampaikan oleh saksi Kuat Maruf.

Penulis: Suang Sitanggang | Editor: Suang Sitanggang
WARTA KOTA/YULIANTO/KOLASE TRIBUNJAMBI
Ferdy Sambo dan Bharada Richard Eliezer 

TRIBUNJAMBI.COM - Pada sidang pembunuhan Brigadir Yosua Hutabarat, terdapat sejumlah keterangan yang bertolak belakang antara Ferdy Sambo dengan Richard Eliezer alias Bharada E.

Pengacara Putri Candrawati, Febri Diansyah, mengatakan pihaknya telah mencatat ada 44 poin pernyataan Richard yang krusial.

Namun, jelasnya, pernyataan yang disampaikan Richard di persidangan itu banyak yang berdiri sendiri dan tidak terverifikasi.

Sejumlah pernyataan mantan driver Ferdy Sambo itu disebutnya tanpa ada persesuaian dengan fakta lainnya.

Melihat yang disampaikan di persidangan, ucapnya, pihaknya melihat saat ini Bharada E hanya ingin cari selamat, bukan mau mengungkap faktanya.

"Sebagai justice collaborator, Richard hanya ingin menyelamatkan diri sendiri," ungkap Febri Diansyah.

Misalnya soal keterangan saat penembakan di Duren Tiga, lanjutnya, hanya Richard yang mengatakan ada perintah menembak.

Semetara Ferdy Sambo mengatakan saat itu hanya menyuruh menghajar, dan hal yang sama juga disampaikan oleh saksi Kuat Maruf.

"Mana yang lebih kuat, klaim Eliezer atau fakta-fakta yang muncul di persidangan?" kata Febri.

Namun Ronny Talapessy, Kuasa Hukum Richard Eliezer membantah bila ada kesaksian kliennya yang hanya bersifat cerita fiktif.

Baca juga: Ferdy Sambo Akui Tembak Punggung Brigadir Yosua, Padahal Ricky dan Kuat Sudah Menyanggah

Dia bilang, setelah satu bulan mengikuti skenario yang dibuat Ferdy Sambo, akhirnya Richard mau berterus terang, membuka fakta sebenarnya kepada penyidik.

"Berdasarkan kesaksiannya itulah yang membawa kasus ini ke pengadilan. Kualitas saksi sudah terlihat mana yang berbohong, mana yang mencoba menutupi kasus ini, dan mana yang melibatkan anak buah," tuturnya.

Selanjutnya, kata dia, soal perbedaan kosa kata hajar atau tembak, menjadi yang menarik di persidangan.

"Di Saguling sudah dibilang, kalau dia (Yosua) melawan kau tembak. Secara sadar di Duren Tiga berarti sudah mengetahui Eliezer membawa senjata," jelas Ronny.

Ronny melanjutkan, kalau saja saat itu memang Bharada E salah dalam menerima perintah, Ferdy Sambo tak seharusnya membuat skenario baku tembak.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved